DZUL JALAALI WAL IKRAAM
( MAHA MEMILIKI
KELUHURAN DAN KEMULIAAN)
Kata Dzul Jalali
wal Ikraam hanya disebutkan sekali dalam al-Quran, yakni Q.S. ar-Rahman (55):
27. Dalam ayat ini ditegaskan bahwa satu-satunya zat yang kekal dan abadi
adalah Allah yang memiliki kebesaran dan kemuliaan. Pada ayat sebelumnya (Q.S.
ar-Rahman (55): 26) disebutkan bahwa semua makhluk akan binasa. Ini menegaskan
hanya Allah lah yang kekal dan abadi. Dalam ayat ini juga terdapat hubungan
paradoksal antara yang abadi dan yang temporal. Yang abadi hanya punya Allah,
termasuk al-Jalal (kebesaran) dan al-Ikram (kemuliaan). Sedang yang temporal
dan binasa adalah milik makhluk-Nya. Sifat al-Jalal pada Allah juga bisa
diartikan bahwa Allah adalah Pemberi kebesaran kepada hamba-hamba-Nya, seperti
kekayaan, tanah yang luas dan subur, kemewahan, dan berbagai benda-benda
material. Sedangkan sifat al-Ikram pada Allah juga bisa diartikan bahwa Allah
lah Pemberi sekaligus Sumber segala kemuliaan yang ada pada hamba-hamba-Nya,
seperti jabatan, kesuksesan, popularitas, dan segala kebahagiaan yang diraih
dan dirasakan hamba-hamba-Nya.
Allah
swt memiliki keluhuran yang meniadakan adanya kebutuhan, ketergantungan,
kelemahan, kehinaan, kehancuran, dan segala sesuatu yang dipandang cacat. Allah
swt lah yang memiliki keluhuran dalam setiap eksistensi zat dan sifat-Nya. Dialah yang mempunyai sifat-sifat Jalal(keluhuran). Dan
sifat Jalal itu
ialah Al-Ghaniy, Al-Malik, Al-Quddus, Al-Alim, Al-Qadir,
dan lain-lain. Yang mengumpulkan semua sifat ini adalah Al-Jalil yang
mutlak, yaitu Allah SWT. Sebab, semua keelokan, kesempurnaan, dan kebaikan yang
ada di alam ini semua berasal dari cahaya Dzat-Nya dan bekas-bekas sifat-Nya.
Tidak ada maujud yang memiliki kesempurnaan secara mutlak kecuali Allah. Karena
itulah, orang yang mengenal-Nya dan yang memandang keelokan-Nya mendapatkan
perasaan senang, lezat, dan gembira, yang menjadi sebab mereka berhak
mendapatkan surga. Jika Dia telah pasti sebagai Dzat yang Jaliil dan Jamiil,
maka semua yang indah itu tentu dicintai dan dirindukan oleh mereka yang
memahami keindahannya.
Dia adalah Dzat yang tidak ada yang besar dan tidak ada yang
sempurna kecuali bagi-Nya. Dan tidak ada kemuliaan atau yang dimuliakan kecuali
berasal dari-Nya. Sifat Jalal itu adalah untuk-Nya dalam
Dzat-Nya, sedangkan sifat Karamah itu merupakan anugerah-Nya kepada
makhluk-Nya. Macam-macam kemuliaan yang diberiikan-Nya kepada makhluk-Nya itu
hampir tidak terbatas dan tidak berakhir, seperti yang ditunjukkan dengan
firman-Nya:“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut
mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan
Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang
telah Kami ciptakan.” (QS. 17; Al-Isra’: 70).
Sifat-sifat kemuliaan yang diberikan Allah kepada manusia itu banyak
ragamnya. Yang terpenting adalah akal, pendengaran, penglihatan, hati dan
sebagainya.
Kemuliaan manusia itu
ditetapkan oleh Allah dengan menundukkan isi langit dan bumi ini untuk
kepentingan manusia seperti yang difirmankan-Nya dalam surat 14; Ibrahiim ayat
32-34 yang artinya:”Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan
menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan
itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu, dan Dia telah menundukkan
bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan
Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. Dan Dia telah menundukkan
(pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya);
dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. Dan Dia telah memberikan kepadamu
(keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu
menghitung ni`mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya
manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (ni`mat Allah).
Disebutkan dalam sebuah riwayat sahih dari Rasulullah
SAW, bahawa baginda bersabda; "Biasakanlah melafazkan Ya Dzal Jalali Wal
Ikram ( Wahai Tuhan yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan)." Hadis ini menganjurkan
agar kita membiasakan dan memperbanyak mengucap lafaz tersebut karena lafaz "Ya Dzal Jalali Wal Ikram"
merupakan nama yang paling agung bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maka sudah
sepatutnya bagi seorang hamba untuk menyeru, memanggil dan berdoa kepada Allah
dengan lafaz itu agar diberi kemudahan, kemenangan dan kebahagiaan.
Ismul A’zham merupakan Nama Allah yang paling agung diantara 98 nama
Allah lainnya. Namun manusia tidak pernah mengetahui mana yang dimaksud
dengan Ismul A’zham dan hanya Allah yang mengetahui. Padahal jika berdoa dengan
memuji dengan nama-Nya ini, maka doa pasti akan terkabul. Ada yang mengatakan bahwa Ismul A’zham
adalah ‘Ya Allah’, yang lainnya mengatakan bahwa Ismul A’zham adalah ‘Ya Rahman
Ya Rahiim’, yang lainnya menyebutkan bahwa Ismul A’zham adalah ‘Ya Hayyu Ya
Qayyum’, ada ulama yang berpendapat bahwa Ismul A’zham adalah ‘Ya Malikal
Mulki’, ada juga yang mengatakan bahwa Ismul A’zham adalah ‘Ya Dzal Jalali wal
Ikram’.
Hikmah dirahasiakannya Ismul A’zham ini adalah agar kita berdo’a dengan menyebut semua nama-nama-Nya yang indah dalam Asmaul husna dengan hati yang ikhlas dan khusyu’ tentunya agar Ismul A’zham ikut terbaca.
Hikmah dirahasiakannya Ismul A’zham ini adalah agar kita berdo’a dengan menyebut semua nama-nama-Nya yang indah dalam Asmaul husna dengan hati yang ikhlas dan khusyu’ tentunya agar Ismul A’zham ikut terbaca.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar