Selasa, 13 Oktober 2015

PERMATA INDAH ASMAA-UL HUSNAA (3) AR-RAHMAAN DAN AR-RAHIIM


PERMATA INDAH ASMAA-UL HUSNAA ( Bagian 3 / tiga )
AR-RAHMAAN (YANG MAHA PENGASIH) DAN
AR-RAHIIM (YANG MAHA PENYAYANG)
الـسـلا م عـلـيـكـم ورحـمـة الله وبركا تـه
Dialah Allah yang tidak ada Tuhan selain dia, yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dialah Tuhan yang Rahmaan (Maha Pengasih) lagi Rahiim (Maha Penyayang). (Q.S. 59; Al-hasyr ayat 22).
Ar-Rahmaan dan Ar-Rahiim adalah dua kata yang bersasal diri akar kata yang sama yaitu Rahima yang berarti rahmat atau kasih sayang, disebut dengan ar-Rahmaan kerena amat luas meliputi segala sesuatu yang ada dialam ini.dan disebut dengan Ar-Rahiim karena kekalnya kasih sayang itu yang tercurah dengan melimpah ruah pada hari kiamat untuk orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Luas dan kekalnya Rahmaan dan rahiim Allah bisa kita telusuri di dalam Al-Qur’an yang menyebutkan kata ar-Rahmaan sebanyak 171 kali dan kata ar-Rahiim sebanyak 228 kali.
Kedua kata ini berhubungan dengan kemuliaan dan keagungan Allah, dimana ketika akan memulai setiap pekerjaan, kita mulai dengan menyebut nama Allah yang diiringi oleh kedua sifat ini dalam kalimat Bismillaahirrahmaanirrahiim, maka setiap pekerjaan kita akan membawa berkah, dan bila kita memulai pekerjaan dengan tidak menyebutnya, maka perkerjaan kita akan terputus dari rahmat Allah.
Ar-Rahmaan adalah sifat kasih sayang Allah yang diberikan kepada semua makhluk-Nya. Sifat Allah yang Maha Pengasih ini dapat kita rasakan di setiap waktu, disetiap helaan nafas dan sepanjang hayat kita. Salah satu contoh kecil dari kasih Allah yang dapat kita rasakan itu adalah nikmat. Seperti nikmat hidup, kita semua di izinkan untuk hidup di bumi Allah, yang telah dilengkapi oleh Allah fasilitas yang menunjang kehidupan kita, seperti di kasih udara, air, api, tumbuhan dan binatang. Semuanya gratis, tanpa diminta dan tidak disyaratkan harus beriman lebih dahulu, karena orang kafirpun berhak menikmatinya tetapi terbatas selama hidup di dunia saja. Allah hanya meminta kesadaran kita untuk mensyukurinya, kalau kita mau, tetapi bagi yang tetap ingkar, maka sebagai balasannya di akhirat nanti dia tidak akan mendapatkan rahiimnya Allah karena untuk mereka azab yang pedih. Kecuali bagi orang yang mau menyadari kesalahannya sebelum maut datang menjemput maka rahiim Allah itu akan masih bisa dinikmatinya di akhirat, makanya Allah selalu mengiringi kata menerima taubat dengan kata rahiim (Tawwaabur-Rahiim), begitu juga kata Maha pengampun dengan kata rahiim (Ghafuurur-Rahiim).
Ar Rahiim adalah sifat kasih sayang Allah yang khusus hanya diberikan kepada mereka yang bertakwa.
Kasih sayang ini berupa nikmat iman dan pahala yang diberikan Allah kepada mereka yang bertakwa atas amal perbuatan mereka. Pahala ini tidak akan pernah diberikan kepada mereka yang tidak bertakwa/ingkar, meskipun mereka melakukan amal perbuatan yang sama dengan orang yang bertakwa.
Sabda Nabi Muhammad SAW "bahwasanya Isa bin Maryam berkata :"Sifat rahman untuk di dunia dan akhirat dan sifat rahim hanya untuk di akhirat aja" berdasarkan hadist di atas, Rahman Allah dapat dirasakan dan didapatkan oleh semua manusia baik yang beriman maupun yang kapir tergantung usaha dan kesungguhan mereka dalam mencapai rahman-Nya. Tetapi sifat rahim Allah hanya untuk orang yang beriman di akhirat tanpa terkecuali.
Sifat ar-Rahman ini diabadikan oleh Allah sebagai nama surat ke 55 dir Al-Qur-an di mana luas nya kasih sayang Allah itu digambarkan dengan bagaimana dengan kasih sayangnya Allah telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik kejadian, menurunkan Al-Qur’an sebagai pelajaran hidup menciptakan bumi dan isinya yang begitu indah untuk memenuhi segala kebutuhan manusia, memenuhi kebutuhan seisi langit dan bumi secukup-cukupnya, menyediakan sorga yang serba luar biasa di akhirat untuk orang orang yang beriman. Maka dalam surat itu berulang-ulang sebanyak 31 kali Allah bertanya :”Fabiayyi aalaa-i rabbikumaa tukazzibaan” yang artinya:”Maka Nikmat tuhan yang manakah yang bisa kamu dustakan? (wahai golongan Jin dan manusia!).” lalu surat itu ditutup dengan ayat yang artinya Maha Suci Nama Tuhanmu yang mempunyai Keagungan dan Kemuliaan.”
Sebagai hamba dari Tuhan yang Maha Rahmaan dan Maha Rahiim, maka sepantasnyalah kehidupan manusia diatas dunia ini didasarkan kepada rasa kasih sayang, seperti kasih sayang yang diteteskan oleh Allah kepada seorang ibu yang mengasihi dan menyayangi anaknya dengan sepenuh hati tanpa mengharapkan balasan apa apa, kasih sayang yang tidak pernah luntur seumur hidupnya walaupun sang anak berperilaku yang tidak baik terhadap dirinya.
Hidup berkasih sayang sesama manusia akan melahirkan para demawan yang membuat kehidupan menjadi aman dan penuh kemuliaan, rukun sentosa dan penuh keberkahan. Rasa kasih sayang akan melahirkan masyarakat yang hidup saling tolong menolong, suka membahagiakan orang lain dalam jalinan hubungan yang baik, mengharmoniskan rumah tangga, menenangkan hati dan menentramkan jiwa, serta diberkahi Allah sepanjang waktu. Nabi Muhammad SAW bersabda:”Orang-orang yang penyayang, maka Zat yang Maha Rahmaan akan menyayangi mereka. Sayangilah sesama penghuni bumi, maka yang ada di langit akan menyayangi kalian”
Kasih sayang Allah tidak pernah berhenti kita nikmati sepanjang hayat dikandung badan. Semoga kita termasuk orang yang mau berbagi kasih sayang kepada sesama sehingga kasih sayang Allah akan semakin tercurah dengan melimpah ruah kepada kita, dan mengantarkan kita ke tempat yang penuh dengan kasih sayangnya yang abadi di dalam sorga jannatun na’iim. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar