Selasa, 13 Oktober 2015

PERMATA INDAH ASMAAUL HUSNAA (5) AL-QUDDUUS

PERMATA INDAH ASMAAUL HUSNAA (Bagian 5 / lima)
AL-QUDDUUS (YANG MAHA SUCI) 
الـسـلا م عـلـيـكـم ورحـمـة الله وبركا تـه
Al Qudduus (القدوس) adalah sifatNya Dzat Allah Yang Memiliki Mutlak sifat Suci. Kata dasar dari Al Quddus adalah Qaddasa yang artinya mensucikan dan Menjauhkan dari kejahatan, bisa pula diartikan membesarkan dan mengagungkan. Kesucian-Nya Allah ta'ala sangat bersih hal-hal yang keji, jahat, negatif dan yang lainnya. Bentuk pengamalan akan asma Allah adalah dengan mengucapkan Subhanallaah atau Taqaddasallah atau Ta'alallah.
Al-Qudduus bermakna kesucian yang mutlak. Suci karuniaNya. Suci pemeliharaanNya. Suci keagunganNya, suci keputusanNya, suci takdirNya, suci segala yang menjadi sifatNya. KesucianNya tidak dinodai oleh apa pun. tidak memiliki kekurangan, kelemahan atau ketidaksempurnaan,. Dia melebihi Seluruh kesempurnaan dan kemutlakan yang mungkin ada. dan Dialah puncaknya segala kesucian dan keagungan. Oleh karena itu, sebagai hambaNya yang beriman, kita hendaknya bertasbih kepadaNya. Tasbih adalah mengakui kesucian Allah dari segala yang tidak layak bagiNya dan mengakui kesucian Allah dari segala kekurangan.

Dan salah satu makna yang identik dengan Al-Qudduus adalah: Yang memiliki keberkahan dan keutamaan. Atau Yang Maha Suci dan dan penuh berkah. Dari-Nyalah keberkahan berasal dan kepada-Nya lah keberkahan itu kembali. Dialah yang memiliki keberkahan yang dengannya Dia memberkahi hamba-hamba-Nya. Dia memberkahi mereka dalam rezki, ilmu, kesehatan, pekerjaan dan waktu mereka. Dia memberkahi mereka dengan apapun yang dikehendaki-Nya. Tidak ada batasan bagi keberkahan dari-Nya. Dan yang dimaksud dengan keberkahan di sini adalah: kebaikan yang banyak, luas, dan besar.

Mensucikan Allah adalah ibadah yang paling agung yang dilakukan oleh seluruh penghuni langit dan bumi, para malaikat, gunung-gunung, burung-burung, tumbuh-tumbuhan, air, udara dan api, bahkan guruh, kilat dan petirpun bertasbih mensucikan dan memuji-Nya dengan cara mereka masing-masing, yang hanya Allah yang mengetahuinya.

Allah berfirman dalam rsurat 17; al-Israa’ ayat 44 yang artinya:”Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”

Kemudian Allah berfirman pula dlam surat 62; al-Jumu’ah ayat 1 yang artinya:”Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.“

Oleh karena kemahasucian-Nya, Allah menghimbau orang orang yang beriman agar selalu berzikir sebanyak banyaknya , dan bertasbih sepanjang waktu dalam surat 33; al-Ahzaab ayat 43-44 yang artinya:”Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.“ Untuk merealisasikan perintah betasbih tersebut, maka perbanyaklah membaca subhaanallah, atau subhaana rabbiyal a’laa wabihamdih, atau subhaana rabbiyal ‘adziimi wabihamdih, atau subhaanakallaahumma rabbanaa wabihamdika Allaahummaghfirlii, atau subhaanal malikil quddudus, subhaanal malikil ma’buud, subhaanal malikil maujuud, subhaanal malikil hayyil lazhii laa yafuutu walaa yanaamu walaa yamuutu abadaa, atau subbuuhun qudduusun rabbunaa wa rabbul malaaikati warruuh, subhaanallahi walhamdulillahi walaa ilaaha illallaahu wallaahu akbar walaa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘adziim, atau subhanallazhii izhaa araada syaian ayyaquula lahuu kun fayakuun, atau fasubhaanallazhii biyadihii malakuutu kulli Syai-in wailaihi turja,uun, dan lain lain.

Konsekuensi dalam mengimani nama Allah Al Quddus adalah membersihkan hati dari kesyirikan, kemunafikan, riya’, dengki, sombong dan penyakit-penyakit hati lainnya. Lalu membersihkan lisan dari dusta dan kata-kata kotor, janji palsu, fithnah dan adu domba. Begitu pula menjauhkan dari pandangan khianat, serta menjauhkan pelaksanaan ibadah dari bid’ah (yang tiada tuntunan dalam agama). Cara membersihkannya adalah tekad kuat untuk meminta ampun dan meninggalkannya serta bersegera menutupi kejelekan dengan kebaikan, dan menyibukkan diri dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. 

Ingatlah bahwa setiap ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya, itu akan membersihkan hati dan mendatangkan berkah. Sedangkan setiap maksiat pada Allah dan Rasul-Nya akan mengotori hati dan akan membuat seseorang merugi.

Semoga kita mampu untuk membersihkanlah hati dari kesyirikan, kemunafikan, dan riya’, dengi dan sombong, Lalu membersihkan lisan dari dusta, fithnah dan mengadu domba, serta menjauhkan diri dari perbuatan keji dan mungkar. Dengan memperbanyak istighfar dan meningkatkan ketaatan kepada Allah. Sehingga ketika senantiasa berada dalam kesucian smapai kita menghadap kepada Tuhan Yang maha suci. Dalam keadaan suci lahir dan batin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar