ASH-SHABUUR
(YANG MAHA SABAR)
Dengan sifat ash-Shabuur Allah tetap
akan mengampuni hambanya, tanpa memperdulikan
berapapun banyaknya dosa yang telah dilakukan oleh hamba-Nya, bahkan
dengan pertaubatan yang dilakukan oleh seorang hamba yang telah melakukan banyak
dosa, Allah malah akan mencurahkan kasih dan sayang-Nya kepada Hamba tersebut.
Sifat ash-Shabuur yang disandang Allah
tidak sama dengan yang disandang para hamba dan makhluk-Nya. Kesabaran Allah
tidak dipengaruhi oleh sikap dan perilaku hamba-hamba-Nya. Meskipun mereka
ingkar dan mendustakan ayat-ayat-Nya, Allah tetap memberi karunia-Nya, berupa
penyediaan segala jenis kebutuhan yang diperlukan para hamba-Nya, mulai dari
sandang, pangan, dan papan. Allah juga tetap mengatur matahari agar tetap
terbit dan memberi kehidupan di muka bumi. Allah juga tetap menciptakan siang
dan malam agar kehidupan umat manusia tetap berjalan secara serasi dan
seimbang. Kesabaran yang dimiliki Allah bersifat kekal dan abadi. Kata ash-Shabuur
yang disandarkan pada Allah tidak ada dalam al-Quran. Yang ada adalah bahwa
Allah mencintai atau bersama orang-orang yang memiliki sifat sabar, seperti
dalam Q.S. 2; al-Baqarah ayat 153 yang artinya:”Hai orang-orang yang beriman,
mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Pada suatu ketika langit
berbicara kepada Allah, “Ya Allah mengapa tak Kau biarkan aku menurunkan hujan
dan petir yang dahsyat agar manusia binasa karena mereka telah ingkar
kepada-Mu”. Sementara itu bumipun berkata,”Ya Allah biarkan aku keluarkan gempa
yang dahsyat agar semua manusia tenggelam bersama kesombongn dan kekufurannya”.
Lalu apa jawaban Allah sebagai ash-Shabuur, yang mha Penyabar,”Biarlah,
walaupun mereka tidak menyembah-Ku, mereka lupa pada-Ku, mereka tidak bersyukur
atas nikmat yang Aku berikan, Aku tetap membiarkan mereka hidup, Aku tetap beri
mereka rezeki, agar mereka tahu tidak ada yang lebih shabar daripada Aku”.
Allah dengan segala kekuasaan dan keperkasan-Nya
menciptakan, mengatur dan mengendalikan makhluk-Nya, menjaga dan mengawasinya
tanpa rasa kantuk dan tidak pula lelah, dan tidak terpengaruh keputusan-Nya
kepada sikap penghuni langit dan bumi. Dari Abu Dzar Alghifary Semoga
Allah meredhainya, Dari Nabi SAW, Beliau menyampaikan pesan dari Tuhan
Penciptanya Yang berbunyi:”
Wahai hamba-Ku! Sesungguhnya Aku mengharamkan
kezaliman atas diri-Ku, dan Akupun menetapkannya haram bagi kalian, maka
janganlah kalian berbuat Zalim.
Wahai hamba-Ku! Semuanya kamu adalah tersesat kecuali
yang Aku beri petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan
mewnunjukimu.
Wahai hamba-Ku! Semuanya kamu adalah kelaparan kecuali
yang Aku beri makanan, maka mintalah makanan kepada-Ku, niscaya Aku akan member
kamu makanan.
Wahai hamba-Ku! Semuanya kamu adalah telanjang kecuali
yang Aku beri pakaian kepadanya, maka mintalah pakaian kepada_ku, niscaya Aku
beri kamu pakaian..
Wahai hamba-Ku! Semua kamu melakukan kesalahan pada
malam dan siang hari, dan Aku adalah Tuhan yang mengampuni semua dosa, maka minta
ampunlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni-Mu.
Wahai hamba-Ku! Sesungguhnya tidak ada kemudharatan
yang bisa kamu lakukan terhadap Aku, dan tidak ada kemanfaatan yang bisa kamu
berikan kepadaku.
Wahai hamba-Ku! Kalaulah seandainya semua kamu sejak
orang pertama kamu sampai orang terakhir dari kamu, baik dari kalangan manusia
dan jin, semuanya menjadi orang yang paling taqwa jiwanya, niscaya semua itu
tidak akan menambah kebesaran kerajaan-Ku sedikitpun juga.
Wahai hamba-Ku! Kalaulah seandainya semua kamu sejak
orang pertama kamu sampai orang terakhir dari kamu, baik dari kalangan manusia
dan jin, semuanya menjadi orang yang paling durhaka jiwanya, niscaya semua itu
tidak akan mengurangi kebesaran kerajaan-Ku sedikitpun juga.
Wahai hamba-Ku! Kalaulah seandainya semua kamu sejak
orang pertama kamu sampai orang terakhir dari kamu, semuanya berada di sebuah
bukit, lalu semuanya meminta apapun yang dia mau kepada-Ku, dan semua
permintaan itu Aku penuhi. Niscaya semua yang Aku berikan itu tidak mengurangi
kekayaan yang Aku miliki melainkan melainkan hanya seumpama sebuah jarum yang
dicelupkan ke twengah lautan.
Wahai hamba-Ku! Sesungguhnya semua perbuatan kalian
akan diperhitungkan, kemudian akan dibalas dengan yang setimpal. Maka
barangsiapa yang mendapatkan banyak kebaikan, hendaklah dia bersyukur. Dan
barang siapa yang tidak mendapat kebaikan, maka janganlah dia mencela kecuali
dirinya sendiri. (Hadis Riwayat Muslim)
Orang-orang yang sabar selalu bersama Allah, lebih dari manusia lainnya
yang tidak memiliki kesabaran. Artinya kesabaran itu secara spiritual
mendapatkan keuntungan, lebih dekat kepada Allah dan akan dibantu segala
kesulitan yang dihadapi. ”Dan
berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari
pengikut (nya) yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang
menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada
musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (QS;3 Ali Imran ayat
146).
Sikap sabar adalah sikap hidup yang penuh dengan perhitungan sehingga
tindakannya adalah tindakan matang setelah dianalisa, bukan tindakan membabi
buta. Dan bukan pula karena rasa takut, jelas sekali perbedaan antara berani
dengan nekat dan antara sabar dan pengecut.
Ash-Shabuur adalah Allah yang tidak tergesa-gesa dalam bertindak
sebelum waktunya, melainkan memutuskan segala persoalan menurut rencana yang
pasti dan mewujudkannya dengan cara-cara yang luar biasa, dan tidak
menunda-nundanya seperti seorang pemalas, tidak memajukan pekerjaannya seperti
orang yang tergesa-gesa tetapi menempatkan setiap sesuatu pada waktunya yang
tepat, pada saat diperlukannya dan sesuai dengan kebutuhannya. Semua itu tanpa
adanya kuasa yang bertentangandengan kehendak-Nya.
Allah SWT banyak memerintahkan kesabaran kepada manusia, sebagaimana ayat-ayat yang banyak terkandung didalam Kitab Suci Al-Qur'an;“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (diperbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung” (QS. 3 Ali Imran ayat 200).
Seorang mukmin dituntut untuk menerapkan sabar ini dalam seluruh asfek
kehidupannya, secara prinsip kesabaran itu diletakkan pada empat hal; saat
menerima musibah, saat berhadapan dengan maksiat, dalam menjalankan ketaatan
kepada Allah, dan dalam menjalankan da’wah Islam. Maka orang yang bersabar akan
senantiasa teguh dan selalu menambah kekuatan jasmani dan rohaninya untuk menghadapi
cobaan hidup, menjauhi maksiat, meningkatkan amal ketaatan, menambah tekun amal
ibadah dan amal shalih mereka, serta pantang mundur dalam memperjuangkan
kejayaan Islam.






