Minggu, 20 Agustus 2017

PERMATA INDAH ASMAAUL HUSNAA (100) ASH-SHABUUR (YANG MAHA SABAR)

ASH-SHABUUR 

(YANG MAHA SABAR)


Dengan sifat ash-Shabuur Allah tetap akan mengampuni hambanya, tanpa memperdulikan  berapapun banyaknya dosa yang telah dilakukan oleh hamba-Nya, bahkan dengan pertaubatan yang dilakukan oleh seorang hamba yang telah melakukan banyak dosa, Allah malah akan mencurahkan kasih dan sayang-Nya kepada Hamba tersebut.

Sifat ash-Shabuur yang disandang Allah tidak sama dengan yang disandang para hamba dan makhluk-Nya. Kesabaran Allah tidak dipengaruhi oleh sikap dan perilaku hamba-hamba-Nya. Meskipun mereka ingkar dan mendustakan ayat-ayat-Nya, Allah tetap memberi karunia-Nya, berupa penyediaan segala jenis kebutuhan yang diperlukan para hamba-Nya, mulai dari sandang, pangan, dan papan. Allah juga tetap mengatur matahari agar tetap terbit dan memberi kehidupan di muka bumi. Allah juga tetap menciptakan siang dan malam agar kehidupan umat manusia tetap berjalan secara serasi dan seimbang. Kesabaran yang dimiliki Allah bersifat kekal dan abadi. Kata ash-Shabuur yang disandarkan pada Allah tidak ada dalam al-Quran. Yang ada adalah bahwa Allah mencintai atau bersama orang-orang yang memiliki sifat sabar, seperti dalam Q.S. 2; al-Baqarah ayat 153 yang artinya:”Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

Pada suatu ketika langit berbicara kepada Allah, “Ya Allah mengapa tak Kau biarkan aku menurunkan hujan dan petir yang dahsyat agar manusia binasa karena mereka telah ingkar kepada-Mu”. Sementara itu bumipun berkata,”Ya Allah biarkan aku keluarkan gempa yang dahsyat agar semua manusia tenggelam bersama kesombongn dan kekufurannya”. Lalu apa jawaban Allah sebagai ash-Shabuur, yang mha Penyabar,”Biarlah, walaupun mereka tidak menyembah-Ku, mereka lupa pada-Ku, mereka tidak bersyukur atas nikmat yang Aku berikan, Aku tetap membiarkan mereka hidup, Aku tetap beri mereka rezeki, agar mereka tahu tidak ada yang lebih shabar daripada Aku”.
Allah dengan  segala  kekuasaan dan keperkasan-Nya menciptakan, mengatur dan mengendalikan makhluk-Nya, menjaga dan mengawasinya tanpa rasa kantuk dan tidak pula lelah, dan tidak terpengaruh keputusan-Nya kepada sikap penghuni langit dan bumi. Dari Abu Dzar Alghifary Semoga Allah meredhainya, Dari Nabi SAW, Beliau menyampaikan pesan dari Tuhan Penciptanya Yang berbunyi:”
Wahai hamba-Ku! Sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku, dan Akupun menetapkannya haram bagi kalian, maka janganlah kalian berbuat Zalim.
Wahai hamba-Ku! Semuanya kamu adalah tersesat kecuali yang Aku beri petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan mewnunjukimu.
Wahai hamba-Ku! Semuanya kamu adalah kelaparan kecuali yang Aku beri makanan, maka mintalah makanan kepada-Ku, niscaya Aku akan member kamu makanan.
Wahai hamba-Ku! Semuanya kamu adalah telanjang kecuali yang Aku beri pakaian kepadanya, maka mintalah pakaian kepada_ku, niscaya Aku beri kamu pakaian..
Wahai hamba-Ku! Semua kamu melakukan kesalahan pada malam dan siang hari, dan Aku adalah Tuhan yang mengampuni semua dosa, maka minta ampunlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni-Mu.
Wahai hamba-Ku! Sesungguhnya tidak ada kemudharatan yang bisa kamu lakukan terhadap Aku, dan tidak ada kemanfaatan yang bisa kamu berikan kepadaku.
Wahai hamba-Ku! Kalaulah seandainya semua kamu sejak orang pertama kamu sampai orang terakhir dari kamu, baik dari kalangan manusia dan jin, semuanya menjadi orang yang paling taqwa jiwanya, niscaya semua itu tidak akan menambah kebesaran kerajaan-Ku sedikitpun juga.
Wahai hamba-Ku! Kalaulah seandainya semua kamu sejak orang pertama kamu sampai orang terakhir dari kamu, baik dari kalangan manusia dan jin, semuanya menjadi orang yang paling durhaka jiwanya, niscaya semua itu tidak akan mengurangi kebesaran kerajaan-Ku sedikitpun juga.
Wahai hamba-Ku! Kalaulah seandainya semua kamu sejak orang pertama kamu sampai orang terakhir dari kamu, semuanya berada di sebuah bukit, lalu semuanya meminta apapun yang dia mau kepada-Ku, dan semua permintaan itu Aku penuhi. Niscaya semua yang Aku berikan itu tidak mengurangi kekayaan yang Aku miliki melainkan melainkan hanya seumpama sebuah jarum yang dicelupkan ke twengah lautan.
Wahai hamba-Ku! Sesungguhnya semua perbuatan kalian akan diperhitungkan, kemudian akan dibalas dengan yang setimpal. Maka barangsiapa yang mendapatkan banyak kebaikan, hendaklah dia bersyukur. Dan barang siapa yang tidak mendapat kebaikan, maka janganlah dia mencela kecuali dirinya sendiri. (Hadis Riwayat Muslim)

Orang-orang yang sabar selalu bersama Allah, lebih dari manusia lainnya yang tidak memiliki kesabaran. Artinya kesabaran itu secara spiritual mendapatkan keuntungan, lebih dekat kepada Allah dan akan dibantu segala kesulitan yang dihadapi. ”Dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (QS;3 Ali Imran ayat 146).
Sikap sabar adalah sikap hidup yang penuh dengan perhitungan sehingga tindakannya adalah tindakan matang setelah dianalisa, bukan tindakan membabi buta. Dan bukan pula karena rasa takut, jelas sekali perbedaan antara berani dengan nekat dan antara sabar dan pengecut.
Ash-Shabuur adalah Allah yang tidak tergesa-gesa dalam bertindak sebelum waktunya, melainkan memutuskan segala persoalan menurut rencana yang pasti dan mewujudkannya dengan cara-cara yang luar biasa, dan tidak menunda-nundanya seperti seorang pemalas, tidak memajukan pekerjaannya seperti orang yang tergesa-gesa tetapi menempatkan setiap sesuatu pada waktunya yang tepat, pada saat diperlukannya dan sesuai dengan kebutuhannya. Semua itu tanpa adanya kuasa yang bertentangandengan kehendak-Nya.

Allah SWT banyak memerintahkan kesabaran kepada manusia, sebagaimana ayat-ayat yang banyak terkandung didalam Kitab Suci Al-Qur'an;“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (diperbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung” (QS. 3 Ali Imran ayat 200).


Seorang mukmin dituntut untuk menerapkan sabar ini dalam seluruh asfek kehidupannya, secara prinsip kesabaran itu diletakkan pada empat hal; saat menerima musibah, saat berhadapan dengan maksiat, dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, dan dalam menjalankan da’wah Islam. Maka orang yang bersabar akan senantiasa teguh dan selalu menambah kekuatan jasmani dan rohaninya untuk menghadapi cobaan hidup, menjauhi maksiat, meningkatkan amal ketaatan, menambah tekun amal ibadah dan amal shalih mereka, serta pantang mundur dalam memperjuangkan kejayaan Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar