Minggu, 20 Agustus 2017

PERMATA INDAH ASMAAUL HUSNAA (94) AN-NUUR (YANG MAHA CAHAYA)

AN-NUUR  

(YANG MAHA CAHAYA)



Sifat an-Nuur bisa dilihat dalam Q.S. 24; an-Nuur  ayat  35 yang menjelaskan bahwa Allah adalah Cahaya langit dan bumi. Dengan cahaya-Nya, seluruh makhluk bisa hidup dan berkembang. Dengan cahaya-Nya seluruh alam semesta tunduk dan mengakui eksistensi-Nya dalam penciptaan dan pengaturan. An-Nuur bisa juga berarti petunjuk Allah yang ditujukan pada umat manusia agar mereka tidak tersesat dan jauh dari kebenaran. Dalam Q.S. al-Maidah (5): 15 disebutkan bahwa kata Nur disandingkan dengan kata Kitab Mubin (kitab suci yang memberi penjelasan) yang berarti bahwa kata Nur bisa juga diartikan sebagai wahyu Allah berupa al-Quran dan utusan-Nya yang terakhir, yaitu nabi Muhammad saw. Kata an-Nur bisa juga merujuk pada arti adanya petunjuk Allah pada manusia berupa agama Islam, seperti dalam Q.S. 39; az-Zumar ayat 22 yang artinya:”Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.

 Allah adalah cahaya, Pemilik cahaya dan Pemberi cahaya, Dia adalah Sumber Cahaya, dengan cahaya-Nya itu dunia ini berada dalam terang benderang, langit dan bumi bersinar hingga ke relung hati manusia, Dia adalah kesempurnaan cahaya dari sekian cahaya yang dipancarkan-Nya; ”Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) Hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”(QS. 24 An-Nuur ayat 35)

Allah memberi cahaya kepada segala sesuatu yang ada dilangit dan bumi. Pada dasarnya seluruh alam semesta ini berada dalam kegelapan, kemudian Allah memberikan cahayanya pada tempat tempat tertentu. Perhatikan langit dan angkasa raya yang dipenuhi bintang bintang. Semua itu berada dalam keadaan gelap, kemudian Allah jadikan bintang, matahari dan bulan sebagai sumber cahaya yang menerangi sekelingnya.

Dalam salah satu hadist yang diriwayatkan Al Bazzar dan Abdullah ibnu Amr ia pernah mendengar Rasulullah bersabda:” Sesungguhnya Allah menciptakan mahluknya dalam kegelapan, lalu melemparkan kepadanya suatu cahaya dari cahayaNya. Maka barang siapa yang terkena cahaya itu, ia mendapat petunjuk, dan siapa yangb luput darinya maka sesatlah ia”

Cahaya Allah menyebar kepada makhluk-Nya dengan ujud yang bermacam-macam, sejak dari kilat dan petir di angkasa, yang merupakan listrik di atmosfir, kilauannya menggapai hingga petala bumi sebagai isyarat bagi manusia untuk menerima nikmat yang lebih besar lagi yaitu berupa hujan untuk menghidupkan bumi. Allah berfirman dalam surat 13; ar-Ra’d ayat 12-13 yang artinya: "Dialah yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan; Dia mengadakan awan mendung. Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah (demikian pula para malaikat) karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu mengenai siapa yang Dia kehendaki. Namun mereka berbantah-bantahan (juga) tentang Allah.Dan DialahTuhan yang Maha Keras {siksanya)."

Cahaya Allah juga berupa petunjuk yang diberikan kepada orang-orang beriman yang mau tunduk dan patuh kepada-Nya, simana Allah berjanji memberikan perlindugan kepada merekadan mengeluarkan mereka dari kegelapan hidup. Allah berfirman dalam surat 2; al-Baqarah ayat 257 yang artinya:”Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari pada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya" 

Adapun orang-orang kafir tidak mau menerima cahaya tersebut, bahkan mereka selalu berusasa untuk memadamkan cahaya itu, tetapi usaha mereka itu sia-sia saja karena Allah akan menyempurnakan cahaya itu dengan kekuasaan-Nya yang tidak bisa dilawan oleh siapapun juga. Allah berfirman dalam surat 9; at-Taubah  ayat 32 yang artinya:” Mereka berkehendak memadamkan cahaya agama Allah dengan ucapan mereka dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakannya cahaya-Nya walaupun orang-orang kafir tidak menyukai.”

Cahaya Allah adalah cahaya di atas segala cahaya, yang akan deberikan-Nya kepada siapa yag dikehendaki-Nya. Yang akan membawa kepada kebahagiaan dan kedamaian serta kesejukan dunia. Cahaya yang bisa kita dapatkan melalui Agama Islam, melalui Nabi dan Rasul-Nya, dan melalui kitab suci Al-Qur’am, yang telah terbukti membawa rahmat ke pada seluruh alam dan mengeluarkan ummat manusia dari kehidupan yang gelap gulita menuju cahaya yang terang benderang. Oleh karena itu mari kita membuka mata hati kita untuk disinari cahaya iman, lalu kita iringi dengan ketaatan dalam melaksanakan perintah-Nya. Niscaya kita akan tewrhindar dari mara bahaya, dan akan dilimpahi keberkaha dari-Nya serta akan mendapat perlindungan-Nya dari dunia sampai ke akhirat. 

Siapa yang tidak mengharapkan cahaya Allah maka tidak ada yang dapat memberikan cahaya kepadanya, ”Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu Dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya. Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila Dia mengeluarkan tangannya, Tiadalah Dia dapat melihatnya, (dan) Barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah Tiadalah Dia mempunyai cahaya sedikitpun.” (QS. 24; an-Nuur ayat 39-40).

Orang beriman adalah orang yang berada dalam naungan cahaya Allah, wajah dan hatinya diliputi cahaya yang dapat dirasakan oleh orang disekitarnya. Kata katanya menentramkan dan menyejukan hati, perilaku dan ahlaknya menyenangkan orang disekitarnya. Dimanapun ia berada selalu mendatangkan kedamaian dan ketenangan. Orang yang peka dan terang hatinya dapat melihat cahaya yang terpancar dari wajah orang Mukmin ini.
Sebaliknya orang yang tidak beriman pada Allah berada dalam kegelapan. Wajah dan hatinya diliputi kegelapan diatas kegelapan. Kata katanya menyakitkan hati, perilaku dan ahlaknya menimbulkan keresahan bagi orang disekitarnya. Hidupnya penuh kebohongan dan tipuan, kesana kemari mengumbar syahwat dan kesenangan fatamorgana. Orang yang mengikutinya sering terjebak kesenangan semu, yang berakhir dengan kesengsaraan dan derita. 



Ya Nuur, Pemilik Cahaya, masukkanlah  pancaran cahaya-Mu ke dalam hati kami sehingga iman kami semakin teguh  dan  bersih, pancarkan cahaya-Mu ke telinga kami sehingga kami mampu untuk mendengarkan kebenaran, berikanlah cahaya pada lisan kami sehingga dapat menuturkan kalimat-kalimat bermakna dalam kehidupan, berilah cahaya kepada akal kami sehingga menghasilkan pemikiran yang baik. Jadikan juga cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya dari depanku, dan cahaya dari belakangku. Dan ciptakanlah cahaya dalam diriku, 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar