AN-NUUR
(YANG MAHA CAHAYA)
Sifat an-Nuur bisa dilihat dalam Q.S. 24;
an-Nuur ayat 35 yang menjelaskan bahwa Allah adalah Cahaya
langit dan bumi. Dengan cahaya-Nya, seluruh makhluk bisa hidup dan berkembang.
Dengan cahaya-Nya seluruh alam semesta tunduk dan mengakui eksistensi-Nya dalam
penciptaan dan pengaturan. An-Nuur bisa juga berarti petunjuk Allah yang
ditujukan pada umat manusia agar mereka tidak tersesat dan jauh dari kebenaran.
Dalam Q.S. al-Maidah (5): 15 disebutkan bahwa kata Nur disandingkan dengan kata
Kitab Mubin (kitab suci yang memberi penjelasan) yang berarti bahwa kata Nur
bisa juga diartikan sebagai wahyu Allah berupa al-Quran dan utusan-Nya yang
terakhir, yaitu nabi Muhammad saw. Kata an-Nur bisa juga merujuk pada arti
adanya petunjuk Allah pada manusia berupa agama Islam, seperti dalam Q.S. 39;
az-Zumar ayat 22 yang artinya:”Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah
hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya
(sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi
mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam
kesesatan yang nyata.
Allah adalah cahaya, Pemilik cahaya dan
Pemberi cahaya, Dia adalah Sumber Cahaya, dengan cahaya-Nya itu dunia ini
berada dalam terang benderang, langit dan bumi bersinar hingga ke relung hati
manusia, Dia adalah kesempurnaan cahaya dari sekian cahaya yang
dipancarkan-Nya; ”Allah (Pemberi)
cahaya (kepada) langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti
sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. pelita itu di
dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara,
yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun
yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah
barat(nya), yang minyaknya (saja) Hampir-hampir menerangi, walaupun tidak
disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada
cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat
perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”(QS.
24 An-Nuur ayat 35)
Allah memberi cahaya kepada segala sesuatu yang ada
dilangit dan bumi. Pada dasarnya seluruh alam semesta ini berada dalam
kegelapan, kemudian Allah memberikan cahayanya pada tempat tempat tertentu.
Perhatikan langit dan angkasa raya yang dipenuhi bintang bintang. Semua itu
berada dalam keadaan gelap, kemudian Allah jadikan bintang, matahari dan bulan
sebagai sumber cahaya yang menerangi sekelingnya.
Dalam salah satu hadist yang diriwayatkan Al Bazzar dan
Abdullah ibnu Amr ia pernah mendengar Rasulullah bersabda:” Sesungguhnya Allah menciptakan
mahluknya dalam kegelapan, lalu melemparkan kepadanya suatu cahaya dari
cahayaNya. Maka barang siapa yang terkena cahaya itu, ia mendapat petunjuk, dan
siapa yangb luput darinya maka sesatlah ia”
Cahaya Allah menyebar kepada makhluk-Nya dengan ujud yang
bermacam-macam, sejak dari kilat dan petir di angkasa, yang merupakan listrik
di atmosfir, kilauannya menggapai hingga petala bumi sebagai isyarat bagi
manusia untuk menerima nikmat yang lebih besar lagi yaitu berupa hujan untuk
menghidupkan bumi. Allah berfirman dalam surat 13; ar-Ra’d ayat 12-13 yang
artinya: "Dialah yang
memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan; Dia mengadakan
awan mendung. Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah (demikian pula para
malaikat) karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu mengenai
siapa yang Dia kehendaki. Namun mereka berbantah-bantahan (juga) tentang
Allah.Dan DialahTuhan yang Maha Keras {siksanya)."
Cahaya Allah juga berupa petunjuk yang diberikan kepada
orang-orang beriman yang mau tunduk dan patuh kepada-Nya, simana Allah berjanji
memberikan perlindugan kepada merekadan mengeluarkan mereka dari kegelapan
hidup. Allah berfirman dalam surat 2; al-Baqarah ayat 257 yang artinya:”Allah pelindung orang-orang yang
beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya
(iman). dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang
mengeluarkan mereka dari pada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu
adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya"
Adapun orang-orang kafir tidak mau menerima cahaya
tersebut, bahkan mereka selalu berusasa untuk memadamkan cahaya itu, tetapi
usaha mereka itu sia-sia saja karena Allah akan menyempurnakan cahaya itu
dengan kekuasaan-Nya yang tidak bisa dilawan oleh siapapun juga. Allah
berfirman dalam surat 9; at-Taubah ayat
32 yang artinya:” Mereka berkehendak
memadamkan cahaya agama Allah dengan ucapan mereka dan Allah tidak menghendaki
selain menyempurnakannya cahaya-Nya walaupun orang-orang kafir tidak menyukai.”
Cahaya Allah adalah cahaya di atas segala cahaya, yang
akan deberikan-Nya kepada siapa yag dikehendaki-Nya. Yang akan membawa kepada
kebahagiaan dan kedamaian serta kesejukan dunia. Cahaya yang bisa kita dapatkan
melalui Agama Islam, melalui Nabi dan Rasul-Nya, dan melalui kitab suci
Al-Qur’am, yang telah terbukti membawa rahmat ke pada seluruh alam dan
mengeluarkan ummat manusia dari kehidupan yang gelap gulita menuju cahaya yang
terang benderang. Oleh karena itu mari kita membuka mata hati kita untuk
disinari cahaya iman, lalu kita iringi dengan ketaatan dalam melaksanakan
perintah-Nya. Niscaya kita akan tewrhindar dari mara bahaya, dan akan dilimpahi
keberkaha dari-Nya serta akan mendapat perlindungan-Nya dari dunia sampai ke
akhirat.
Siapa yang tidak mengharapkan cahaya Allah maka
tidak ada yang dapat memberikan cahaya kepadanya, ”Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di
tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila
didatanginya air itu Dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya
(ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan
amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya. Atau
seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di
atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang
tindih-bertindih, apabila Dia mengeluarkan tangannya, Tiadalah Dia dapat
melihatnya, (dan) Barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah
Tiadalah Dia mempunyai cahaya sedikitpun.” (QS. 24; an-Nuur ayat 39-40).
Orang beriman
adalah orang yang berada dalam naungan cahaya Allah, wajah dan hatinya diliputi
cahaya yang dapat dirasakan oleh orang disekitarnya. Kata katanya menentramkan
dan menyejukan hati, perilaku dan ahlaknya menyenangkan orang disekitarnya. Dimanapun
ia berada selalu mendatangkan kedamaian dan ketenangan. Orang yang peka dan
terang hatinya dapat melihat cahaya yang terpancar dari wajah orang Mukmin ini.
Sebaliknya orang
yang tidak beriman pada Allah berada dalam kegelapan. Wajah dan hatinya diliputi
kegelapan diatas kegelapan. Kata katanya menyakitkan hati, perilaku dan
ahlaknya menimbulkan keresahan bagi orang disekitarnya. Hidupnya penuh
kebohongan dan tipuan, kesana kemari mengumbar syahwat dan kesenangan
fatamorgana. Orang yang mengikutinya sering terjebak kesenangan semu, yang
berakhir dengan kesengsaraan dan derita.
Ya Nuur, Pemilik Cahaya, masukkanlah pancaran
cahaya-Mu ke dalam hati kami sehingga iman kami semakin
teguh dan bersih, pancarkan cahaya-Mu ke telinga kami
sehingga kami mampu untuk mendengarkan kebenaran, berikanlah cahaya pada lisan
kami sehingga dapat menuturkan kalimat-kalimat bermakna dalam kehidupan,
berilah cahaya kepada akal kami sehingga menghasilkan pemikiran yang baik.
Jadikan juga cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya di sebelah
kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya dari depanku, dan cahaya dari
belakangku. Dan ciptakanlah cahaya dalam diriku,

Tidak ada komentar:
Posting Komentar