AR-RASYIID
(YANG MAHA MEMBIMBING / MAHA CERMAT
PERBUATAN-NYA)
Dalam al-Qur’an, kata rasyiid ditemukan
sebanyak tiga kali, semuanya ada di surah Hud dan berkaitan dengan manusia.
Yang pertama ada pada Q.S. Hud (11): 78 yang berkaitan dengan pertanyaan nabi
Luth as pada kaumnya soal laki-laki yang cerdas atau berpikir sehat agar
mencintai lawan jenisnya, bukan pada sesama laki-laki. Yang kedua ada pada Q.S.
Hud (11): 87 yang berisi sanjungan mengejek (satire) pada nabi Syuaib as
sebagai ar-rasyiid. Yang ketiga ada pada Q.S. Hud (11): 97 yang menyindir
perintah raja Fir’aun sebagai tidak rasyid, tidak memiliki kecermatan dan
kecerdasan. Kata atau sifat ar-Rasyiid juga berarti bahwa segala urusan
ditangani dan dikelola secara tepat dan sempurna tanpa bantuan dari apapun dan
siapa pun. Pengelolaan itu bersifat sempurna dan hanya dimiliki oleh Allah swt.
Ar-Rasyiid, Yang Maha Pembimbing.
Diberi-Nya makhluk perlengkapan hidup berupa akal fikiran untuk menggali potensi
yang ada pada diri sendiri, potensi yang ada pada alam sebagai sarana bagi kehidupannya,
Allah membimbing hamba-Nya ke jalan yang benar melalui hidayah-Nya, yang
merupakan karunia besar dari Allah. Allah berfirman dalam surat 49; al-Hujuraat
ayat 7-8 yang artinya:”Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada
Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan
benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan tetapi Allah menjadikan kamu cinta
kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan
kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah
orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, sebagai karunia dan ni`mat dari
Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Allah Ar Rasyiid, Yang Maha Pembimbing, begitu indahnya bimbingan yang
diberikan untuk mendidik dan mengarahkan manusia khususnya ke jalan yang benar,
bimbingan itu memunculkan nabi dan rasul membawa ilmu yang dipelajari oleh
ummatnya, dengan ilmu itulah bimbingan Allah akan berlanjut hingga mencapai
fase memahami dan mengamalkan.
Allah membimbing hamba-Nya dengan menurunkan perintah-perintah yang harus
dilaksanakan dan larangan-larangan yang harus dijauhi lalu memberikan
ujian-ujian kehidupan untuk menguatkan keimanan; "Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah
beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?" (QS. 29; Al Ankabut ayat 2). Lalu Allah
menunjukkan contoh dalam surat 2; al-Baqarah ayat 124 yang artinya:”Dan
(ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan
larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku
akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan
saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini)
tidak mengenai orang-orang yang zalim".
Allah adalah ar-Rasyiid,
yang membimbing manusia dalam menempuh jalan yang lurus bedasarkan iman. Iman
adalah keyakinan kepada Allah yang akan memnjadi pemandu untuk hidup sehat,
rezeki lancar serta kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Nabi Ibrahim di dalam
do’anya untuk kesejahteraan anak cucunya diceritakan oleh Allah dalam surat 2;
al-Baqarah ayat 126 yang artinya:” Dan (ingatlah), ketika Ibrahim
berdo`a: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan
berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara
mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang
yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani
siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali".
Allah juga membimbing hamba-Nya melalui pelajaran sejarah masa lalu, bagaimana
Allah menyelamatkan orang orang yang beriman dan menyiksa orang orang yang
ingkar, seperti negeri Saba’ yang subur makmur, tetapi dihancurkan oleh Allah
karena mereka berpaling dari kebenaran dan tidak mau bersyukur kepada Allah;’diawali
dari keingkaran ummatnya;”Maka Kami
datangkan kepada mereka banjir yang besar yang menghancurkan segalanya dan Kami
ganti kebun-kebun mereka itu dengan kebun-kebun yang ditumbuhi pohon-pohon
berbuah pahit dan semacam pohon cemara dan sedikit pohon bidara. Demikianlah
Kami memberi Balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. dan Kami tidak
menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang
sangat kafir.”(QS. 34; Saba’ ayat16-17).
Bahkan Allah sudah menurunkan berbagai bentuk siksaan kepada orang orang
yang tidak mengakui-Nya sebagai ar-Rasyiid, yaitu orang orang yang mendustakan
Rasul dan ayat-ayat-Nya, dan berpaling dari kebenaran, maka Allahpun telah
menyiksa mereka, seperti yang difirmankan oleh llah dalam surat 29; al-Ankabuut
ayat 40 yang artinya: "Maka
masing-masing (mereka itu) kami siksa disebabkan dosanya, Maka di antara mereka
ada yang kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada
yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang kami
benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang kami tenggelamkan, dan
Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang
menganiaya diri mereka sendiri".
Allah adalah ar-Rasyiid,
Maha Cerdas, Maha Membimbingkepada kebenaran, Maha guru yang mencerdaskan dan
mengajari manusia apa apa yang belum diketahui sebelumnya;” Bacalah, dan Tuhanmulah
Yang Maha Pemurah,Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.”

Tidak ada komentar:
Posting Komentar