Minggu, 20 Agustus 2017

PERMATA INDAH ASMAAUL HUSNAA (99) AR-RASYIID (YANG MAHA MEMBIMBING / MAHA CERMAT PERBUATAN-NYA)

AR-RASYIID 

(YANG MAHA MEMBIMBING / MAHA CERMAT 
PERBUATAN-NYA)


Dalam al-Qur’an, kata rasyiid ditemukan sebanyak tiga kali, semuanya ada di surah Hud dan berkaitan dengan manusia. Yang pertama ada pada Q.S. Hud (11): 78 yang berkaitan dengan pertanyaan nabi Luth as pada kaumnya soal laki-laki yang cerdas atau berpikir sehat agar mencintai lawan jenisnya, bukan pada sesama laki-laki. Yang kedua ada pada Q.S. Hud (11): 87 yang berisi sanjungan mengejek (satire) pada nabi Syuaib as sebagai ar-rasyiid. Yang ketiga ada pada Q.S. Hud (11): 97 yang menyindir perintah raja Fir’aun sebagai tidak rasyid, tidak memiliki kecermatan dan kecerdasan. Kata atau sifat ar-Rasyiid juga berarti bahwa segala urusan ditangani dan dikelola secara tepat dan sempurna tanpa bantuan dari apapun dan siapa pun. Pengelolaan itu bersifat sempurna dan hanya dimiliki oleh Allah swt.

Ar-Rasyiid, Yang Maha Pembimbing. Diberi-Nya makhluk perlengkapan hidup berupa akal fikiran untuk menggali potensi yang ada pada diri sendiri, potensi yang ada pada alam sebagai sarana bagi kehidupannya, Allah membimbing hamba-Nya ke jalan yang benar melalui hidayah-Nya, yang merupakan karunia besar dari Allah. Allah berfirman dalam surat 49; al-Hujuraat ayat 7-8 yang artinya:”Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, sebagai karunia dan ni`mat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Allah Ar Rasyiid, Yang Maha Pembimbing, begitu indahnya bimbingan yang diberikan untuk mendidik dan mengarahkan manusia khususnya ke jalan yang benar, bimbingan itu memunculkan nabi dan rasul membawa ilmu yang dipelajari oleh ummatnya, dengan ilmu itulah bimbingan Allah akan berlanjut hingga mencapai fase memahami dan mengamalkan.

Allah membimbing hamba-Nya dengan menurunkan perintah-perintah yang harus dilaksanakan dan larangan-larangan yang harus dijauhi lalu memberikan ujian-ujian kehidupan untuk menguatkan keimanan; "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?" (QS. 29; Al Ankabut ayat 2). Lalu Allah menunjukkan contoh dalam surat 2; al-Baqarah ayat 124 yang artinya:”Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim".

Allah adalah ar-Rasyiid, yang membimbing manusia dalam menempuh jalan yang lurus bedasarkan iman. Iman adalah keyakinan kepada Allah yang akan memnjadi pemandu untuk hidup sehat, rezeki lancar serta kehidupan yang sejahtera dan bahagia. Nabi Ibrahim di dalam do’anya untuk kesejahteraan anak cucunya diceritakan oleh Allah dalam surat 2; al-Baqarah ayat 126 yang artinya:” Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdo`a: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali".

Allah juga membimbing hamba-Nya melalui pelajaran sejarah masa lalu, bagaimana Allah menyelamatkan orang orang yang beriman dan menyiksa orang orang yang ingkar, seperti negeri Saba’ yang subur makmur, tetapi dihancurkan oleh Allah karena mereka berpaling dari kebenaran dan tidak mau bersyukur kepada Allah;’diawali dari keingkaran ummatnya;”Maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar yang menghancurkan segalanya dan Kami ganti kebun-kebun mereka itu dengan kebun-kebun yang ditumbuhi pohon-pohon berbuah pahit dan semacam pohon cemara dan sedikit pohon bidara. Demikianlah Kami memberi Balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.”(QS. 34; Saba’ ayat16-17).

Bahkan Allah sudah menurunkan berbagai bentuk siksaan kepada orang orang yang tidak mengakui-Nya sebagai ar-Rasyiid, yaitu orang orang yang mendustakan Rasul dan ayat-ayat-Nya, dan berpaling dari kebenaran, maka Allahpun telah menyiksa mereka, seperti yang difirmankan oleh llah dalam surat 29; al-Ankabuut ayat 40 yang artinya: "Maka masing-masing (mereka itu) kami siksa disebabkan dosanya, Maka di antara mereka ada yang kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri". 

Allah adalah ar-Rasyiid, Maha Cerdas, Maha Membimbingkepada kebenaran, Maha guru yang mencerdaskan dan mengajari manusia apa apa yang belum diketahui sebelumnya;” Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.  Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar