Jumat, 26 Agustus 2016

PERMATA INDAH ASMAAUL HUSNAA ( 50 ) AL-BAA’ITS ( YANG MAHA MEMBANGKITKAN DARI KUBUR )

Sebagaiman manusia tidak bisa menghindari kematian, maka manusia juga tidak bisa mengindari hari berbangkit, karena seperti itulah yang dikehendaki Oleh yang maha mengatur alam semesta. Dengan adanya hari berbangkit maka manusia  akan mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya, sehingga tidak seorang penzalimpun yang bisa bebas dari pertanggung jawaban. Perampok, penipu, pembunuh, koruptor, penjilat, pembohong, pengkhianat dan sebagainya akan dibongkar oleh Allah kejahatannya tanpa ada yang bisa ditutup-tutupi dan disembunyikan.

Allah swt saja lah satu-satu-Nya yang berhak membangkitkan seluruh makhluk-Nya di Hari Kebangkitan (Hari Kiamat). Kata al-Baa'its juga berarti Allah swt berkuasa mengerakkan yang diam dan menampakkan yang tersembunyi. Allah memiliki kekuasaan untuk membangkitkan segala sesuatu, baik manusia, malaikat, jin, setan, binatang, dan jenis makhluk hidup lainnya. Mereka yang dibangkitkan memiliki arti adanya unsur kebinasaan dari masa sebelumnya Kebangkitan itu menunjukkan bahwa mereka mengalami kebinasaan. Sementara Allah yang Membangkitkan (al-Bā’its) menunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha kekal.

Kematian yang terjadi pada manusia sudah berlansung bermilyar-milyar tahun, sejak dari Nabi Adam As hingga detik ini, bisa disebabkan oleh karena menderita sakit, atau usia yang sudah terlalu tua, atau karena berbagai musibah yang menimpa, manusia akan meninggal dunia apabila sudah sampai ajalnya sesuai dengan yang telah ditentukan oleh Allah dan hanya Allah pula yang mengetahuinya. Allah berfirman dalam surat 7; al-A’raaf ayat 34 yang artinya:”tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya

                
Sesudah dunia in berakhir dengan kiamat, maka nanti akan ada hari berbangkit, dimana semua makhluk yang pernah hidup dihidupkan kembali”dan Sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur (Q.S. 22; Al Hajj ayat 7) semuanya akan terkejut dan kaget “Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. Mereka berkata: "Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?" Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul (Nya). Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami. Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan”. (Q.S. 36; Yaasiin ayat 51-54)

Allah adalah Al Baa’its, Yang maha Membangkitkan, hanya Dia yang berhak menentukan kapan  terjadinya kiamat dan kapan Dia membangkitkan manusia dari alam kuburnya walaupun sudah terkubur sekian abad lamanya. Sebagaimana Dia pulalah yang menghidupkan kita sebelum kita dilahirkan ke dunia yang berawal dari setetes air mani yang hina ”Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.” (Q.S. 23;Al Mukminun ayat 14-16)


Entah berapa lama menanti di alam barzakh saat terjadinya kiamat, bagi orang yang beriman dan beramal shaleh, masa penantian itu tidaklah terasa lama karena mereka di alam barzakh juga menerima nikmat dari Allah, sedangkan orang-orang yang durhaka, tidak sempat bertaubat kepada Allah, maka siksa akan dia rasakan hingga kiamat datang. Sesudah itu manusia akan melewati proses panjang hingga menerima keputusan dari Allah apakah akan masuk syurga atau masuk neraka proses itu dinamakan dengan yaumul ba’ats yaitu hari berbangkit, dengan kekuasaan-Nya, Allah membangkitkan manusia dari alam kuburnya, lalu akan dihitung dan ditimbang amalnya dengan seadil-adilnya tanpa ada seorangpun lagi yang merasa dicurangi.

PERMATA INDAH ASMAAUL HUSNAA ( 49 ) AL-MAJIID ( YANG MAHA LUHUR )

Allah swt memiliki kesempurnaan dalam kemuliaan atau keluhuran. Dia lah yang memiliki kemuliaan dalam zat-Nya, keindahan dalam perbuatan-Nya, dan maha berlimpah pemberian-Nya kepada makhluk-Nya. Sehingga hanya Dia yang layak dipuja karena keluhuran-Nya. Bertasbih dan bersujud kepada-Nya semua yang ada di langit dan di bumi.

Ada lima buah surat didalam Al-Qur’an yang diawali dengan kata alhamdulillah yang maksudnya adalah bahwa Allah saja yang berhak dipuji dan di puja.  Pujian di awal surat al-Fatihah karena dia maha pencipta dan penguasa seluruh alam, pujian dalam surat al-A’raaf karena dia pencipta langit dan bumi serta pencipta gelap dan cahaya, pujian di awal surat Alkahfi karena dialah yang menurunkan al-Qur’an untuk pegangan manusia dan mengeluarkan mereka dari segala tabir kegelapan. Pujian di awal surat saba’ atas karunia-Nya memelihara seluruh makhluknya, dan pujian di awal surat Faathir karena karena karunia-Nya menjadikan malaikat sebagai pengawal alam ini.
Untuk lebih meresapnya ke dalam hati sanubari kita maka kita salinkan terjemahan ke lima surat tersebut di dalam tulisan ini;

1.     di awal surat al-faatihah ayat 1 - 5:”Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan .
2.     Surat 6; al-An’aam ayat 1-3 yang artinya:”Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi, dan mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka. Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan (untuk berbangkit) yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu). Dan Dialah Allah (Yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan.
3.     Surat 18; Alkahfi ayat 1-2 yang artinya:” Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al Qur'an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya; sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik,
4.     Surat 34; Saba’ ayat 1- 3 yang artinya:”Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. Dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang ke luar daripadanya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia-lah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun. Dan orang-orang yang kafir berkata: "Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami". Katakanlah: "Pasti datang, demi Tuhanku Yang mengetahui yang ghaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada tersembunyi daripada-Nya seberat zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)",
5.     Surat 35; Faathir ayat 1-6 yang artinya:”Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Hai manusia, ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)?

Kemahaluhuran Allah terbukti dengan bertasbih dan bersujudnya selurah langit dan bumi kepada-Nya selama-lamanya, tidak seperti keluhuran yang dimiliki oleh manusia yang sangat terbatas dan tidak abadi, dan hanya semata-mata titipan dari Allah. Pujian manusia kepada orang yang berharta hanya ketika ia kaya saja dan semua orang yang pernah kaya di dunia ini akhirnya meninggalkan hartanya ketika ia meninggalkan dunia. Begitu juga kecantikan dan kekuasaan tidak ada yang abadi berada di tangan manusia, hanyalah titipan Allah yang pasti akan diambilnya kembali. Maka sepantasnyalah ketika pujian ditujukan kepada manusia karena kebaikan dan keluhurannya yang terbatas itu maka pujian itu harus secepatnya dikembalikan kepada Allah dengan mengucapkan alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin.
            
Allah Al Majiid, Yang Dipuja, Dialah tempat kembali segala puja dan puji, milik Dialah segala sesuatu di dunia dan akherat, Dia mengusai segalanya, pujian kepada manusia sebenarnya pujian kepada Yang Maha Pencipta karena manusia adalah makhluk yang sangat terbatas, tapi Allah adalah Maha Segala-galanya.

PERMATA INDAH ASMAAUL HUSNAA ( 48 ) AL-WADUUD ( YANG MAHA MENCINTAI )

Semoga menemukan cinta sejati siapa saja  yang membaca dengan cermat tulisan ini, atau menyukai dan memberikan komentar. Cinta adalah anugerah terbesar dari Allah yang Maha Cinta, maha Kaya, maha Indah dan maha Perkasa serta maha Berkuasa di atas segala-galanya.
Hidup tanpa cinta adalah bagaikan sayur tanpa garam, terasa hampa tanpa makna. Karena itu Allah memberi kesempatan seluas-luasnya kepada para hamba-Nya untuk mencintai-Nya dan ia pasti akan membalas cinta siapa saja tanpa memandang harta, rupa dan kedudukan, siapapun yang telah berhasil mencintai Allah pastilah Allahpun akan mencintainya pula.
Sesuatu yang amat luar biasa adalah kesempatan manusia untuk dicintai dan mencintai Allah yang  paling berhak dicintai para makhluk-Nya sekaligus Dia lah yang paling berhak mecintai mereka. Kata al-Waduud juga berarti bahwa Allah swt mencintai berbagai kebajikan hingga memberi kabaikan pada para makhluk-Nya.

“Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah”. (Q.S.2; al-Baqarah 165) Karena Allah yang maha Memiliki segala sesuatu yang menyebabkan seseorang jatuh cinta. Walaupun orang beriman juga dibenarkan mencintai selain Allah , tetapi Allahlah yang paling dicintainya, dan cintanya kepada selain Allah adalah kerena cintanya kepada Allah, cinta itu dibalas oleh Allah dan karena itu mereka bisa merasakan kelezatan cinta.

Apabila seseorang  menikahi seorang wanita yang shaleh, dengan maksud agar dirinya dapat terhindar dan terjaga dari godaan syaitan dan agar nantinya dapat dikarunia oleh Allah seorang anak yang shaleh, lalu ia mencintai isterinya karena isteri itulah yang menjadi perantara atau alat kepada tujuan-tujuan keagamaan, maka itu termasuk mencintai karena Allah.


Cinta kepada Allah akan terhalang oleh cinta dunia yang dijadikan oleh Allah indah dalam pandangan manusia sebagai ujian, juga akan terhalang oleh cinta kepada harta benda dan keluarga yang tidak abadi karena seberapapun banyaknya akan ditinggalkan oleh manusia kalau taqdir hidupnya sudah berakhir. Harta yang dicintai itu, berapapun banyaknya tidak bisa dibawa mati, begitu juga rumah akan ditinggalkan di dunia, bahkan satu gentengpun tidak akan dibawa.

Allah berfirman dalam Surat 3; Ali Imran ayat 14-15 yang artinya:” Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?" Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah: Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya”

Mencintai Allah itu tidak harus tidak mencintai harta dunia, sehingga bagiannya dari keduniaan itu ditinggalkannya sama sekali, karena Harta, tahta dan wanita yang dikaruniakan Allah juga dapat digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah karena mencintai Allah bukan berarti  hidup jauh di pengasingan dengan pakaian dan makanan yang sangat menyedihkan, walaupun dalam kenyataan tidak sedikit pula manusia yang jauh dari Allah karena memiliki fasilitas dunia, dia terlalu cinta kepada dunia padahal tidak akan lama didiaminya dan terlalu takut dengan kematian, padahal mati merupakan awal kehidupan yang abadi.

 ”Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, usaha dan perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di dalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusannya, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasiq(Q.S.; 9 at-Taubah ayat 24).
            
Allah Al Waduud, yang Mencintai hamba-Nya, bila kecintaan kepada  Allah sudah mulai hilang atau ummat sehingga sama sekali tidak mencintai Allah lagi dengan bukti-bukti pelanggaran yang dilakukannya maka dengan sangat menyesal Allah harus mengganti dengan generasi lain yang lebih baik. Itulah makanya Rasulullah selalu mengajak ummat Islam agar menjadi bagian dari ummat yang dicintai dan mencintai Allah dengan bukti selalu melakukan zikir sebagai tanda mengingat-Nya dan banyak melakukan ibadah agar selalu dekat dengannya.

Cinta kepada Allah  bisa membuat Seseorang yang mempunyai isteri yang cantik serta tempat tidur yang empuk, lalu ia bangun menegakkan shalat malam. Allah berfirman,"Orang itu meninggalkan nafsunya semata-mata untuk berzikir kepada-Ku. Lalu Allah akan memberikan cintanya kepada hamba yang demikian dengan balasan yang tiada bandingannya.  orang-orang yang rajin mengerjakan amalan-amalan sunat akan menjadi orang yang dicintai oleh Allah. Dan bila Allah telah mencintai seseorang maka Allah siap menjadi Tangannya untuk memukul, menjadi lidahnya untuk berbicara, menjadi telinganya untuk mendengar menjadi matanya untuk melihat. Dan bila Allah telah mencintai seseorang maka Allah akan mengabulkan do’a-do’anya, memnuhi kebutuhannya serta melindungi dan memberikan pertolongan kapanpun dibutuhkan.


 Ya Waduud, Yang Maha Mencintai Hamba-Nya, dengan kasih dan sayang-Mu, dengan curahan karunia dan rahmat-Mu, Engkau berikan  untuk makhluk-Mu agar hidup senang dan bahagia di dunia, bimbinglah kami ya Allah agar membalas cinta-Mu dengan cinta kami yang  suci. Ya Allah, dengan cinta-Mu, hamba merasakan bahagia yang luar biasa, merasakan kaya, mulia diantara hamba-hamba-Mu, tanpa cinta-Mu hamba tidaklah berarti apa apa.

PERMATA INDAH ASMAAUL HUSNAA ( 47 ) AL-HAKIIM ( YANG MAHA BIJAKSANA )

Keluarbiasaan sifat  al-Hakiim   begitu sempurna karena dia seringkali bergandengan dengan sifat al-‘Aliim (yang maha Mengetahui) dan al-“Aziiz ( yang maha Perkasa), maka ketika medengar orang membaca Al-Qur’an sering kali kita mendengar “Innallaaha ‘aliimun Hakiim atau innallaaha ‘aziizun hakiim.

Allah swt memiliki kesempurnaan dalam mengambil keputusan menyangkut berbagai persoalan makhluk-mahkluk-Nya. Kesempurnaan itu berkaitan dengan hikmah dibalik setiap keputusan-Nya. Kata al-Hakiim juga memiliki arti bahwa Allah memiliki kesempurnaan yang diiringi keperkasaan dan pengetahuan yang mutlak.Maha Bijaksana dalam perbuatan-Nya, perkataanNya dan taqdirNya. Maka Dia meletakkan sesuatu sesuai dgn tempatnya dgn hikmah dan keadilanNya.

Al-Hakiim adalah  Yang menetapkan segala hukum  yang harus dipatuhi oleh seluruh manusia dengan penuh  ketaatan, “Sesungguhnya jawaban orang-orang mu'min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (Q.S. 24 an-Nuur ayat 51). Bagi siapa yang tidak mau menerima ketentuan-Nya sebagai hukum, baik itu terdapat di dalam Taurat, Zabur dan Injil maka dia telah ditetapkan oleh Allah sebagai orang yang kafir, fasik dan zalim.  Sebagaimana firman Allah dalam surat 5; al-Maaidah ayat 44, 45, 47 dan 48 yang artinya:” 044. Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir”... “045. Dan kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim”... “047. Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik”... “ 048. Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu”.

Kemudian Allah pula yang menjadi hakim yang maha Tunggal pada hari kiamat yang memutuskan apakah akhirnya manusia akan masuk ke dalam sorga atau neraka. “069. Allah akan mengadili di antara kamu pada hari kiamat tentang apa yang kamu dahulu selalu berselisih padanya”. (Q.S. 22 al-Hajj ayat 69)

Hukum yang diturunkan oleh Allah adalah hukum yang paling adil karena tidak pernah memihak kepada salah satu kepentingan manusia, tidak membedakan orang kaya atau miskin dan tidak membedakan antara pemimpin dan rakyat. Semuanya diperlakukan sama dan dituntut untuk menjalankan perintah dan menjauhi larangan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dia berlaku sepanjang masa dengan tidak membedakan bangsa dan bahasa.

Setiap ketentuan Allah baik dalam bentuk perintah ataupun larangan penuh dengan hikmah atau rahasia dalam bentuk manfaat yang pada prinsipnya menjauhkan manusia dari bahaya dan membawa kepada kemaslahatan, apapun bentuk perintah Allah pastilah sesuai dengan kemampuan manusia untuk melaksanakannya, karena Allah tidak pernah memberikan perintah yang di luar kemampuan manusia. Semua hukum-hukum yang ditetapkan oleh Allah berpungsi untuk memelihara, akal, harta, jiwa/nyawa, keturunan dan kehomatan manusia, sehingga setiap mereka hidup saling menjaga hak dan kewajiiban, yang kaya tidak boleh menganiaya yang miskin dan yang kuat tidak boleh menindas yang lemah.

Alam ciptaan Allah  juga mempunyai hukum yang disebut dengan hukum alam di mana seluruh ciptaan Allah  Serba teratur, indah dan sempurna, rapi dan kokoh serta bersinergi dengan sangat baik, tidak ada yang percuma dan sia-sia, tidak ditemukan satu cacatpun sebagaimana firman-Nya dalam surat 67; al-Mulk ayat 3-4 yang artinya:” Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah”.


Dengan penuh kebijaksanaan Allah menciptakan langit sebagai atap dalam bentuk bangunan yang kokoh, Dia ciptakan Bumi sebagai tempat menetap manusia yang penuh dengan pasilitas hidup yang dibutuhkan aleh manusia, Dia jadikian siang agar manusia dapat berusaha dan Dia jadikan malam sebagai tempat untuk beristirahat, Dia turunkan hujan dari langit yang mengakibatkan bumi menjadi subur, binatangpun berkembang biak, semua itu untuk memenuhi kebutuhan manusia.

PERMATA INDAH ASMAAUL HUSNAA ( 46 ) AL-WAASI’ ( YANG MAHA LUAS KARUNIANYA )

Allah swt memiliki keluasan dalam ilmu-Nya, kekuasaan-Nya, pemberian-Nya, penciptaan-Nya, dan rahmat-Nya yang tidak terjangkau oleh nalar akal dan jiwa. Keluasan yang ada pada Allah tidak pernah berkurang, tidak pernah menyusut, dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Keluasan Allah bersifat universal, mutlak, dan abadi.

Karunia Allah diberikan kepada makhluk-Nya terbentang luas, seluas langit, bumi dan segala apa yang ada diantara keduanya, Nikmat yang diberikan Allah kepada manusia tak terhingga jumlahnya, dari nikmat lahir dalam bentuk makanan dan mimuman yang memenuhi seisi bumi, nikmat panca indra dan akal  sampai kepada nikmat yang sangat tinggi nilainya yaitu nikmat iman dan islam, yang hanya diberikan kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya dan ini merupakan hak preogratif Allah tanpa bisa dicampuri oleh siapapun. Walaupun demikian akan diberikan kepada orang-orang yang mencarinya. "Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, Maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, Maka merekalah orang-orang yang merugi" (QS.7; al-A'raf ayat178)”.

Bumi sebagai karunia Allah adalah sangat luas, karena itu kalau di suatu tempat terasa sempit untuk tempat mencaci rezki maka hijrahlah ke tempat lain agar kebutuhan hidup bisa terpenuhi, :” Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?". Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali, kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), mereka itu, mudah-mudahan Allah mema`afkannya. Dan adalah Allah Maha Pema`af lagi Maha Pengampun. Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.(Q.S. 4; An-Nisaa’ ayat 97-100)

Luasnya karunia Allah termasuk menjamin rezki orang-orang yang akan menikah, karena itu agama mencela orang-orang yang tidak mau menikah karena takut miskin dan melarang orang membunuh anak karena takut miskin sebagaimana dalam firmannya dalam surat 24; an-Nuur ayat 32 yang artinya:”Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”.dan firman Allah dalam surat 6; al-An’aam 151 yang artinya:” dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka”.
Luasnya Karunia Allah itu juga mencakup kepada mengganti generasi dari manusia manusia yang murtad kepada agama dengan generasi baru yang mencintai dan dicintai Allah dan siap berjuang di jalan Allah tanpa rasa takut terhadap celaaan orang yang mencela sebagaimana firman Allah dalam surat 5; al-Maidah ayat 54 yang artinya:”Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”.

Luasnya karunia Allah itupun meliputi balasan pahala yang berlipat ganda yang diiringi dengan ampunan dan karunia yang banyak sebagaimana firman Allah dalam surat 2; al-Baqarah ayat 261 dan 268 yang artinya:”261. Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui... 268. Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”

Luasnya rahmat Allah digambarkan dalam Surat 6; al-An’aam ayat 147 yang artinya. Maka jika mereka mendustakan kamu katakanlah: "Tuhanmu mempunyai rahmat yang luas; dan siksanya tidak dapat ditolak dari kaum yang berdosa".

Luasnya rahmat Allah meliputi segala sesuatu seperti yang digambarkan oleh Allah dalam surat 7; al-A’raaf ayat 156 yang artinya:”Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami".
Luasnya Kursi Allah digambarkan dalam surat 2; al Baqarah ayat 255 (yang dikenal dengan ayat kursy) yang artinya:” Luas Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Luasnya rahmat dan Ilmu Allah digambarkan dalam surat 40; Ghaafir ayat 7 yang artinya:”(Malaikat-malaikat) yang memikul `Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala”.
Luasnya kekuasaan Allah meliputi kekuasaan untuk menetapkan atau mencabut kekuasaan dari seluruh penguasa yang ada di dunia dari dahulu sampai sekarang, sebagaimana dalam firmannya dalam surat2; al-Baqarah ayat 247 yang artinya:” Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu". Mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang banyak?" (Nabi mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui”.


Begitu luasnya rahmat, kekuasaan dan ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu, dan dianugerahkan kepada hamba-hambanya sebagai titipan, oleh karena itu berusahalah sekuat tenaga untuk menjaganya, nyawa, harta, anak dan istri, jabatan dan kedudukan semuanya harus dijaga dengan sebaik-baiknya, terutama sekali karunia hidayah dan taufiq sebagai hidayah yang paling berharga untuk membimbing dan menyelamatkan kita di dunia dan di akhirat. “Ya Tuhan kami, jangan jadikan hati ini condong kepada kesesatan sesudah engkau beri petunjuk, dan karuniakan kepada kami rahmat dari sisimu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Karunia”. ,;(Q.S.3; Ali Imran ayat 8).

PERMATA INDAH ASMAAUL HUSNAA ( 45 ) AL-MUJIIB ( YANG MAHA MENGABULKAN DO’A )

Hanya dengan ungkapan :”Allaa ilaaha illaa inta Subhaanaka Innii kuntu minazhzhaalimiin” yang artinya “bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau Maha Suci Engkau, Sesungguhnya aku termasuk orang yang aniaya” Allah menyelamatkan nabi Yunus dari perut Ikan, dan menyelamatkannya serta mengantarkannya ke tepi pantai, dan iapun bisa beryemu kembali dengan kaumnya.

Dan hanya dengan ungkapan “Rabbi inii massaniyadhdhurru wa anta arhamurraahimiin” yang artinya “Ya tuhanku, sesungguhnya aku ditimpa oleh kemudharatan, sedangkan Engkau adalah Tuhan yang paling pengasih dari sekalian yang pengasih”, Allah langsung mengangkat penyakit nabi Ayyub AS dan mengembalikan keluarga dan hartanya yang jauh lebih baik dan lebih banyak dari sebelum di ambil oleh Allah sebagai ujian untuk nya.

Allah swt menyambut setiap doa (permohonan) hamba-hamba-Nya dengan dikabulkan, memberi si peminta tanpa batas, dan bahkan memberi tanpa didahului oleh permohonan. Penerimaan doa atau permohonan hamba-hamba-Nya tidak dibatasi dan disyaratkan dengan segala sesuatu yang bisa merugikan mereka. Al-Mujiib juga berarti bahwa Allah menganjurkan hamba-hamba-Nya agar senantiasa berdoa pada-Nya, seperti dalam firman-Nya, “Dan bila hamba-hamba-Ku bertanya padamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa bila dia memohon pada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman pada-Ku agar mereka mendapat petunjuk” (Q.S. 2; al-Baqarah: 186).

Allah punya hak untuk mengabulkan do’a hamba-Nya, di tangan-Nyalah hak prerogatif itu, tidak satupun makhluk yang kuasa mengabulkan do’a seseorang, karena memang Allahlah tempat meminta, tempat memohon dan yang akan mengabulkannya. Dan Dia tidak mungkin ditandingi oleh siapapun dalam pengabulan do’a. Allah bersifat Al Mujiib, Yang Mengabulkan Do’a.

Do’a menurut bahasa adalah minta pertolongan, memanggil, memuji, memohon, sedangkan dari segi istilah yaitu permohonan hamba kepada Allah sebagai Khaliq, sekali gus sebagai ibadah. “Berdo’alah kepada-Ku niscaya Aku kabulkan do’amu, orang yang menyombongkan diri hingga tak hendak beribadah kepada-Ku sungguh mereka itu akan masuk neraka dalam keadaan hina dina(Q.S. 40; Al Mukmin ayat 60).

Manusia diperintahkan berdo’a karena kemampuannya terbatas, tidak semua rencana manusia dapat berhasil dengan sukses, dan harus mengharapkan bantuan Allah, karena Dialah yang maha Menentukan segala sesuatu. Dan segala yang dikehendakinya atau disetujuimya pasti akan terlaksana karena kalau di telah menginginka sesuatu , maka untuk terjadinya sesuatu itu bukup bagi-Nya dengan mengatakan Kun, maka terjadilah apa yang dikehendaki-Nya itu.

Sebagai hamba Allah yang baik jangan sampai lupa kepada Allah setelah do’a dikabulkan dan setelah lepas dari kesulitan dan penderitaan, karena  ada tabi’at manusia yang mudah sekali lupa diri setelah ia lepas dari kesulitan, Allah berfirman dalam menggambarkan tabiat manusia tersebut dalam surat 10; Yunus ayat 12 yang artinya:”Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdo’a kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu dari padanya, dia kembali melalui jalannya yang sesat, seolah-olah dia tidak pernah berdo’a kepada Kami untuk menghilangkan bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan”.

Allah senantiasa siap untuk mengabulkan do’a hamba-Nya, siang bahkan malam, apalagi pada saat-saat waktu yang tepat untuk berdo’a. Dari Abu Hurairah ra. Dari Rasulullah saw. bersabda : "Allah setiap malam turun ke langit dunia sampai lewat sepertiga malam yang pertama. Dia berfirman : "Akulah Raja. Akulah Raja. Barangsiapa yang berdo'a kepadaKu, maka Aku memperkenankannya, barangsiapa yang minta kepadaKu maka Aku memberinya. Barangsiapa yang mohon ampun kepadaKu maka Aku mengampuninya". Dan senantiasa demikian sampai fajar bersinar". (Hadits ditakhrij oleh Muslim).

Do’a mutlak diperlukan oleh manusia, karena manusia tidak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya sekarang dan yang akan datang,  padahal manusia selalu menginginkan keberhasilan dalam mencapai apa yang diinginkannya, dan ingin terhindar dari hal-hal yang tidak baik atau merugikan dirinya, oleh karena itulah  ia memerlukan adanya kekuatan diluar dirinya untuk menyelesaikannya, dan hanya kepada Allah hal itu bisa diadukan, karena hanya Dia yang sanggup dan pantas melakukannya; “Atau siapakah yang memperkenankan (do`a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo`a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati-Nya”. (Q.S. 27; an-Naml ayat 62)

Nabi Zakaria AS karena sangat terharu melihat betapa pemurahnya Allah melimpahkan rezki kepada anak asuhnya Maryam yang amat taat dalam beribadah, dimana setiap dia masuk ke mihrab tempat Maryam bermunajat kepada Allah dia mendapati sudah ada makanan di sisi Maryam sebagai karunia yang langsung datang dari Allah. Karena sangat terharunya,  dengan spontan, walaupun dia sudah berusia lanjut (120 tahun), dan istrinyapun mandul. Dia meminta kepada Allah agar dikaruniai pula anak yang shaleh. Dan doanya itupun langsung dikabulkan oleh Allah dengan mengutus malaikat untuk menyampaikan berita gembira bahwa dia akan beroleh anak yang bernama Yahya, sebagaimana firman Allah dalam surat 3; Ali Imran ayat 38-41 yang artinya:”Di sanalah Zakaria mendo`a kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do`a". Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh." Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan isterikupun seorang yang mandul?" Berfirman Allah: "Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya". Berkata Zakaria: "Berilah aku suatu tanda (bahwa isteriku telah mengandung)". Allah berfirman: "Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari".




Dalam mengejar pangkat dan mendekati para pembesar banyak sekali orang berebut-rebut dan tamak, yang satu ingin melebihi yang lain, sehingga muncullah dengki lantaran memperturutkan hawa nafsu, semuanya menginginkan pangkat bertambah dan uang yang lebih banyak, sehingga seseorang tidak segan untuk menjatuhkan orang lain. Maka gelaplah akal lantaran nafsu, hilanglah hikmah lantaran hasad, kasih dan sayangpun jadi musnah, rasa benci malah memenuhi hati.

PERMATA INDAH ASMAAUL HUSNAA ( 44 ) AR-RAQIIB ( YANG MAHA MEMGAWASI )

Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar ketika kaduanya barada di dalam Gua Tsur, Abu Bakar sudah barada dalam ketakutan karena musuh sudah barada di sekitar gua dan hampir saja menemukan mereka, tetapi dengan tengangnya Nabi berkata kepada Abu Bakar:” Jangan cemas! Sesunggungnya Allah bersama kita”.

Atau seperti firman Allah kepada Musa Dan Harun ketika keduanya merasa khawatir untuk melaksanakan tugas menyadarkan Fir’aun:”Berkatalah mereka berdua (Musa dan Harun):"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas". Allah berfirman: "Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat".(Q.S. 20; Thaahaa ayat 45-46

Allah swt memiliki kesempurnaan dalam pengawasan, pengamatan, dan kesaksian setiap saat pada setiap hamba-hamba-Nya. Makna ar-Raqiib tidak bertujuan investigatif, tetapi memberi motivasi untuk berbuat kebaikan dan kebajikan. Kata ar-Raqiib memberitakan tentang kekuasaan Allah dalam memberikan pengawasan kepada setiap gerak-gerik seluruh makhluk-Nya, Dan bisa juga diartikan bahwa dengan pengawasan yang terus-menerus dari Allah atas hamba-hamba-Nya.

 Allah selalu menyertai dan bersama makhluk-Nya dalam situasi dan kondisi bagaimanapun juga, keyakinan ini akan menjauhkan seorang mukmin dari praktek kotor dan perbuatan maksiat dalam kehidupannya sehari-hari, dan membangkitkan sifat ihsan, meningkatkan kualitas kerja dan kedisiplinan karena keyakinan kepada Allah yang maha Tinggi selalu melihat dan memantaunya.

Suatu malam Umarpun pergi keliling kampung, dia mendengar percakapan seorang putri dengan ibunya,”Nak kita campur saja susu ini, biar kita mendapat keuntungan yang banyak”, sang putri menjawab,”Jangan ibu, nanti Khalifah tahu bagaimana?” sang ibu menyanggah,”Mana ada Khalifah yang berkeliaran tengah malam ini, enaklah dia istirahat di istananya”, sang gadis lansung menyela pembicaraan ibunya,”Wahai ibu, mungkin saja khalifah Umar tidak tahu apa yang kita lakukan tapi bagaimana Allah, bukankah Dia juga tahu apa yang kita lakukan?” mendengar itu Umar tidak kuasa, lansung dia pulang, pagi harinya dia utus seseorang untuk menjemput tuan putri lalu dinikahkan dengan anaknya yang bernama Aslam, dari pernikahan inilah maka lahir generasi terbaik pada abadnya yaitu Umar bin Abdul Azis yang kelak jadi khalifah juga.  


Ar Raqiib, mengandung makna bahwa sebagai makhluk selalu berada dalam pantauan dan pengawasan, setiap amal yang dilakukan manusia berada dalam penglihatan dan hitungan Allah walaupun dilakukan pada tempat yang sunyi lagi gelap, karena bagi Allah tidak satu tempatpun yang luput dari-Nya, hingga cetusan hati manusiapun berada dalam genggaman-Nya.Allah berfirman dalam surt 50; Qaaf ayat 16-18 yang artinya:”Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas (raqiib) yang selalu hadir.

Pengawasan Allah kepada hamba-Nya bukan sebatas melihat dan memantau saja tapi juga menolong dan menjaganya. Terlebih-lebih terhadap hamba-hamba-Nya yang memegang teguh agamanya, menjaga perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya, maka Allah akan menolong dengan berbagai hal dalam kehidupan, sehingga tercukupi rezekinya, lapang usahanya dan tenang fikirannya. Allah juga akan menjaga hamba-Nya dari hal-hal yang dapat mencelakakannya, menganugerahinya ketenangan dan kemantapan jiwa karena  dia selalu berada di dalam penyertaan khusus Allah.

Bila seorang hamba telah mengetahui bahwa tidak akan ada yang dapat menimpanya baik berupa kebaikan, keburukan, hal yang bermanfa’at atau pun membahayakannya kecuali apa yang telah ditakdirkan oleh Allah, serta mengetahui bahwa seluruh upaya yang dilakukan semua makhluk akan sia sia bila bertentangan dengan hal yang ditakdirkan-Nya, maka upaya terbaik yang harus dilakukan adalah menyerahkan urusan sepenuhnya kepada-Nya.