Allah swt memiliki keluasan dalam ilmu-Nya,
kekuasaan-Nya, pemberian-Nya, penciptaan-Nya, dan rahmat-Nya yang tidak
terjangkau oleh nalar akal dan jiwa. Keluasan yang ada pada Allah tidak pernah
berkurang, tidak pernah menyusut, dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.
Keluasan Allah bersifat
universal, mutlak, dan abadi.
Karunia Allah diberikan
kepada makhluk-Nya terbentang luas, seluas langit, bumi dan segala apa yang ada
diantara keduanya, Nikmat yang diberikan Allah kepada manusia tak terhingga
jumlahnya, dari nikmat lahir dalam bentuk makanan dan mimuman yang memenuhi seisi
bumi, nikmat panca indra dan akal sampai
kepada nikmat yang sangat tinggi nilainya yaitu nikmat iman dan islam, yang hanya diberikan kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya
dan ini merupakan hak preogratif Allah tanpa bisa dicampuri oleh siapapun.
Walaupun demikian akan diberikan kepada orang-orang yang mencarinya. "Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh
Allah, Maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan
Allah, Maka merekalah orang-orang yang merugi" (QS.7; al-A'raf ayat178)”.
Bumi sebagai
karunia Allah adalah sangat luas, karena itu kalau di suatu tempat terasa
sempit untuk tempat mencaci rezki maka hijrahlah ke tempat lain agar kebutuhan
hidup bisa terpenuhi, :” Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam
keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam
keadaan bagaimana kamu ini?". Mereka menjawab: "Adalah kami
orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata:
"Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi
itu?". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk
tempat kembali, kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita
ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan
(untuk hijrah), mereka itu, mudah-mudahan Allah mema`afkannya. Dan adalah Allah
Maha Pema`af lagi Maha Pengampun. Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya
mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang
banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah
dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang
dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.(Q.S. 4; An-Nisaa’ ayat 97-100)
Luasnya karunia
Allah termasuk menjamin rezki orang-orang yang akan menikah, karena itu agama
mencela orang-orang yang tidak mau menikah karena takut miskin dan melarang
orang membunuh anak karena takut miskin sebagaimana dalam firmannya dalam surat
24; an-Nuur ayat 32 yang artinya:”Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di
antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu
yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah
akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya)
lagi Maha Mengetahui”.dan firman Allah dalam surat 6; al-An’aam 151 yang
artinya:” dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami
akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka”.
Luasnya Karunia
Allah itu juga mencakup kepada mengganti generasi dari manusia manusia yang
murtad kepada agama dengan generasi baru yang mencintai dan dicintai Allah dan
siap berjuang di jalan Allah tanpa rasa takut terhadap celaaan orang yang
mencela sebagaimana firman Allah dalam surat 5; al-Maidah ayat 54 yang
artinya:”Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad
dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah
mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut
terhadap orang yang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir,
yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang
suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang
dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui”.
Luasnya karunia
Allah itupun meliputi balasan pahala yang berlipat ganda yang diiringi dengan
ampunan dan karunia yang banyak sebagaimana firman Allah dalam surat 2;
al-Baqarah ayat 261 dan 268 yang artinya:”261. Perumpamaan (nafkah yang
dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah
serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir:
seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.
Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui... 268. Syaitan
menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat
kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan
karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”
Luasnya rahmat
Allah digambarkan dalam Surat 6; al-An’aam ayat 147 yang artinya. Maka jika
mereka mendustakan kamu katakanlah: "Tuhanmu mempunyai rahmat yang luas;
dan siksanya tidak dapat ditolak dari kaum yang berdosa".
Luasnya rahmat
Allah meliputi segala sesuatu seperti yang digambarkan oleh Allah dalam surat
7; al-A’raaf ayat 156 yang artinya:”Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang
Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan
rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan
orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami".
Luasnya Kursi Allah
digambarkan dalam surat 2; al Baqarah ayat 255 (yang dikenal dengan ayat kursy)
yang artinya:” Luas Kursi Allah
meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan
Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Luasnya rahmat
dan Ilmu Allah digambarkan dalam surat 40; Ghaafir ayat 7 yang artinya:”(Malaikat-malaikat)
yang memikul `Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji
Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang
yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau
meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat
dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang
bernyala-nyala”.
Luasnya kekuasaan
Allah meliputi kekuasaan untuk menetapkan atau mencabut kekuasaan dari seluruh
penguasa yang ada di dunia dari dahulu sampai sekarang, sebagaimana dalam
firmannya dalam surat2; al-Baqarah ayat 247 yang artinya:” Nabi mereka
mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut
menjadi rajamu". Mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah kami,
padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun
tidak diberi kekayaan yang banyak?" (Nabi mereka) berkata: "Sesungguhnya
Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan
tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui”.
Begitu luasnya
rahmat, kekuasaan dan ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu, dan
dianugerahkan kepada hamba-hambanya sebagai titipan, oleh karena itu
berusahalah sekuat tenaga untuk menjaganya, nyawa, harta, anak dan istri,
jabatan dan kedudukan semuanya harus dijaga dengan sebaik-baiknya, terutama
sekali karunia hidayah dan taufiq sebagai hidayah yang paling berharga untuk
membimbing dan menyelamatkan kita di dunia dan di akhirat. “Ya Tuhan kami,
jangan jadikan hati ini condong kepada kesesatan sesudah engkau beri petunjuk,
dan karuniakan kepada kami rahmat dari sisimu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi
Karunia”.
,;(Q.S.3; Ali
Imran ayat 8).

Tidak ada komentar:
Posting Komentar