Rabu, 24 Agustus 2016

PERMATA INDAH ASMAAUL HUSNAA (30) AL-‘ADL ( YANG MAHA ADIL )

Kalau kita mengalami atau mendapatkan  hal-hal yang kurang kita sukai, itu bukanlah berarti bahwa Allah membenci kita, Karena Allah itu maha Adil, mungkin saja hal-hal yang kita inginkan akan diberikan oleh Allah melalui hal-hal yang tidak kita sukai itu. Bisa saja kita membenci sesuatu. Tatapi didalamnya Allah menjadikan kebaikan yang sangat banyak.

Allah swt memiliki keadilan hakiki yang dapat dirasakan oleh seluruh makhluk-Nya. Keputusan-Nya tidak pernah menimbulkan kerugian dan unsur aniaya pada makhluk-makhluk-Nya. Salah satu firman-Nya yang memerintahkan kita untuk berlaku adil terdapat dalam Surat 16; an-Nahl ayat 90 yang artinya:, “Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu untuk berbuat adil dan berbuat kebajikan…”
Keadilan adalah lawan kezaliman. Kezaliman menyebabkan penderitaan, kerusakan, dan rasa sakit hati, sedangkan keadilan menjamin kedamaian, keseimbangan, keteraturan, dan keselarasan. Allah Yang Maha Adil Dia membenci orang-orang yang zalim dan orang-orang yang mendukung kezaliman

Allah adalah Pencipta segala keindahan dan kejelekan, kebaikan, dan kejahatan. Yang mengandung rahasia yang sulit dimengerti. Orang yang tidak pernah merasakan kesedihan, tidak akan mengenal kebahagiaan. Jika tidak ada yang buruk, kita tidak akan mengenal kebaikan. Ada pula kata pahala sebagai lawan kata dari siksaan. Di dalam kemudahan ada kesulitan. Allah menetapkan ada yang kaya dan miskin bukan berarti Allah memuliakan yang kaya dan menghinakan yang miskin, tetapi kedua hal itu adalah untuk menguji manusia dan kedua-duanya bisa menjadi alat untuk mencapai kemuliaan dan bisa pula menjadi sebab kehinaan. Begitu juga dengan kedudukan dan jabatan, sering orang menjadi terhina karena salah dalam mensikapi kedudukannya dan banyak orang yang menjadi mulia walaupun tidak mempunyai kedudukan dan jabatan.

Kondisi apapun yang ditetapkan oleh Allah kepada kita, berarti itulah yang tebaik bagi kita sesuai dengan keadilan Allah, kita harus berbaik sangka kepada Allah, tanpa perlu banyak mengeluh. Dengan demikian, mungkin rahasia keadilan Allah akan terungkap kepada kita dan kita akan merasa berbahagia dengan kesenangan dan penderitaan yang berasal dari Allah Yang Maha Adil.

Sebagai hamba dari Allah yang maha Adil, kita juga dituntut untuk berlaku adil, bukan saja terhadap orang lain, tetapi juga terhadap diri sendiri. Ibu bapak dan keluarga, yang tidak boleh dipengaruhi oleh rasa senang dan benci, Kepada musuh sekalipun kita diperintahkan untuk berlaku adil. Jangan sekali-kali karena kebencian kita kepada seseorang menyebabkan kita berdosa karena tidak berlaku adil kepadanya, dan jangan sekali kali kita membela orang yang sudah jelas-jelas bersalah karena dia anggota keluarga kita.

Allah berfirman dalam surat 5; Al Maidah ayat 8 yang artinya:” Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”


Keadilan terhadap diri sendiri dilakukan dengan cara mengendalikan hawa nafsu dengan akal sehat berdasarkan tuntunan agama. Dan dengan bersungguh-sungguh pula memenuhi kebutuhan perut, akal dan hati secara berimbang. Banyak orang yang hanya mementingkan pemenuhan isi perut saja dan lalai mengisi akalnya dengan ilmu pengetahuan dan memenuhi hatinya dengan iman, yang mengakibatkan dia gagal meraih kesuksesan dan kebahagiaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar