Allah Maha Mulia dan Maha Tinggi, tidak ada yang mampu menandingi-Nya,
semuanya yang ada di dunia ini berada dalam kekuasaan-Nya, Dia adalah Raja yang
sebenarnya karena kekuasaan-Nya Maha Luasnya yaitu seluruh alam raya ini di
bawah kerajaan-Nya, hanya Dia Tuhan yang layak diimani, disembah,
ditaati oleh makhluk-Nya, menolak hal ini berarti kekafiran.
Allah swt memberi anugerah yang tidak
dapat dijangkau oleh harapan dan selera cita rasa tinggi apa pun. Kata al-Kariim juga berarti bila Allah
swt berjanji selalu ditepati, bila memberi selalu melampaui batas harapan si
peminta; dan Dia tidak peduli kepada apa dan siapa pun serta berapa pun
memberi. Sifat al-Kariim
juga berarti pada diri Allah terdapat kemuliaan yang dapat dirasakan dan
dinikmati oleh hamba-hamba-Nya yang mencari kemuliaan tersebut. Sifat al-Kariim juga memiliki arti bahwa
Allah swt adalah sumber pemberi rezeki yang baik dan terpuji sehingga rezeki yang diperoleh oleh
hamba-hamba-Nya bisa digunakan untuk berbagai perbuatan yang baik dan luhur.
Kata al-Kariim
disebutkan cukup banyak dalam al-Quran, salah satunya terdapat dalam Q.S. 82; al-Infithār ayat 6 yang artinya: “Wahai manusia, apakah
yang telah melalaikanmu hingga berbuat durhaka terhadap Tuhanmu yang maha Mulia. Yang telah
menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)
mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuh-mu. Bukan
hanya durhaka saja, bahkan kamu mendustakan hari pembalasan. Padahal
sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang
mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka
mengetahui apa yang kamu kerjakan. Sesungguhnya
orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh
keni'matan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam
neraka.”
Kita harus
benar-benar mencegah diri kita untuk meyakini adanya penguasa yang menandingi
kebesaran dan keagungan Allah. Kita harus
yakin siapa pun yang punya jabatan di dunia ini hanyalah sekedar makhluk yang
hidup sebentar dan bakal mati, seperti halnya kita juga. Jangan terperangah dan
terpesona dengan kedudukan, pangkat, dan jabatan, sebab itu cuma tempelan
sebentar saja, yang kalau tidak hati-hati justru itulah yang akan menghinakan diri kita.
Al Kariim, Allah Yang Maha Mulia, kemuliaan-Nya
tidak ada yang menandingi-Nya, kemuliaan-Nya tidaklah setara dengan kemuliaan
makhluk-Nya, Dialah yang memberikan kemuliaan kepada siapa yang
dikehendaki-Nya, kemuliaan karena harta, karena kekuasaan, karena keturunan dan karena hal-hal yang membuat manusia
memuliakannya, Allah juga berhak untuk menghinakan orang yang dikehendaki-Nya,
tak satupun orang yang bisa memuliakan orang lain tanpa izin dari Allah,
walaupun semuanya berupaya untuk memuliakan seseorang, tidak ada kekuasaan
untuk memuliakan itu kalau bukan karena izin Allah;
Allah berfirman dalam surat 3; Ali Imran ayat
26-27 yang artinya:””Katakanlah:
"Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang
yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau
kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang
yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya
Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan
Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang
mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. dan Engkau beri rezki
siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)".
Allah
Yang Mulia, berhak memuliakan makhluk-Nya dengan ukuran yang mutlak kemuliaan
itu bukan karena keturunan, harta dan bukan pula karena kekuasaan, tapi ukuran
kemuliaan yang standard itu adalah ketaqwaan seseorang;
Allah berfirman dalam
surat 49; al-Hujurat ayat 13 yang artinya:“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa
- bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu.Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Allah al-Kariim yang maha Mulia, maha Pemurah
dan maha Mencintai hamba-hamba-Nya yang berjiwa mulia, bukan karena rupa dan
harta, dan bukan pula karena jabatan dan kedudukan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar