Keluarbiasaan
sifat al-Hakiim begitu sempurna karena dia seringkali
bergandengan dengan sifat al-‘Aliim (yang maha Mengetahui) dan al-“Aziiz ( yang
maha Perkasa), maka ketika medengar orang membaca Al-Qur’an sering kali kita
mendengar “Innallaaha ‘aliimun Hakiim atau innallaaha ‘aziizun hakiim.
Allah swt memiliki kesempurnaan dalam mengambil keputusan
menyangkut berbagai persoalan makhluk-mahkluk-Nya. Kesempurnaan itu berkaitan
dengan hikmah dibalik setiap keputusan-Nya. Kata al-Hakiim juga
memiliki arti bahwa Allah memiliki kesempurnaan yang diiringi keperkasaan dan
pengetahuan yang mutlak.Maha Bijaksana dalam perbuatan-Nya, perkataanNya
dan taqdirNya. Maka Dia meletakkan sesuatu sesuai
dgn tempatnya dgn hikmah dan keadilanNya.
Al-Hakiim
adalah Yang menetapkan segala hukum yang harus dipatuhi oleh seluruh manusia
dengan penuh ketaatan, “Sesungguhnya
jawaban orang-orang mu'min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya
agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami
mendengar dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (Q.S.
24 an-Nuur ayat 51). Bagi siapa yang tidak mau menerima ketentuan-Nya sebagai
hukum, baik itu terdapat di dalam Taurat, Zabur dan Injil maka dia telah
ditetapkan oleh Allah sebagai orang yang kafir, fasik dan zalim. Sebagaimana firman Allah dalam surat 5;
al-Maaidah ayat 44, 45, 47 dan 48 yang artinya:” 044. Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada)
petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara
orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh
orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka
diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi
terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah
kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit.
Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka
mereka itu adalah orang-orang yang kafir”... “045. Dan kami telah tetapkan
terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa,
mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan
gigi, dan luka-luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas)
nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak
memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah
orang-orang yang zalim”... “047. Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil,
memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barangsiapa
tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu
adalah orang-orang yang fasik”... “ 048. Dan Kami telah turunkan kepadamu Al
Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu
kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab
yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan
dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran
yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan
aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu
dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada
Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah
kamu perselisihkan itu”.
Kemudian Allah
pula yang menjadi hakim yang maha Tunggal pada hari kiamat yang memutuskan apakah
akhirnya manusia akan masuk ke dalam sorga atau neraka. “069. Allah akan
mengadili di antara kamu pada hari kiamat tentang apa yang kamu dahulu selalu
berselisih padanya”. (Q.S. 22 al-Hajj ayat 69)
Hukum yang
diturunkan oleh Allah adalah hukum yang paling adil karena tidak pernah memihak
kepada salah satu kepentingan manusia, tidak membedakan orang kaya atau miskin
dan tidak membedakan antara pemimpin dan rakyat. Semuanya diperlakukan sama dan
dituntut untuk menjalankan perintah dan menjauhi larangan sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Dia berlaku sepanjang masa dengan tidak membedakan
bangsa dan bahasa.
Setiap ketentuan Allah baik dalam bentuk perintah ataupun larangan penuh dengan hikmah atau rahasia dalam bentuk manfaat yang pada prinsipnya menjauhkan manusia dari bahaya dan membawa kepada kemaslahatan, apapun bentuk perintah Allah pastilah sesuai dengan kemampuan manusia untuk melaksanakannya, karena Allah tidak pernah memberikan perintah yang di luar kemampuan manusia. Semua hukum-hukum yang ditetapkan oleh Allah berpungsi untuk memelihara, akal, harta, jiwa/nyawa, keturunan dan kehomatan manusia, sehingga setiap mereka hidup saling menjaga hak dan kewajiiban, yang kaya tidak boleh menganiaya yang miskin dan yang kuat tidak boleh menindas yang lemah.
Setiap ketentuan Allah baik dalam bentuk perintah ataupun larangan penuh dengan hikmah atau rahasia dalam bentuk manfaat yang pada prinsipnya menjauhkan manusia dari bahaya dan membawa kepada kemaslahatan, apapun bentuk perintah Allah pastilah sesuai dengan kemampuan manusia untuk melaksanakannya, karena Allah tidak pernah memberikan perintah yang di luar kemampuan manusia. Semua hukum-hukum yang ditetapkan oleh Allah berpungsi untuk memelihara, akal, harta, jiwa/nyawa, keturunan dan kehomatan manusia, sehingga setiap mereka hidup saling menjaga hak dan kewajiiban, yang kaya tidak boleh menganiaya yang miskin dan yang kuat tidak boleh menindas yang lemah.
Alam ciptaan Allah juga mempunyai
hukum yang disebut dengan hukum alam di mana seluruh ciptaan Allah Serba teratur, indah dan sempurna, rapi dan
kokoh serta bersinergi dengan sangat baik, tidak ada yang percuma dan sia-sia,
tidak ditemukan satu cacatpun sebagaimana firman-Nya dalam surat 67; al-Mulk
ayat 3-4 yang artinya:” Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak
melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka
lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu
dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan
payah”.
Dengan penuh kebijaksanaan Allah menciptakan langit sebagai atap dalam
bentuk bangunan yang kokoh, Dia ciptakan Bumi sebagai tempat menetap manusia
yang penuh dengan pasilitas hidup yang dibutuhkan aleh manusia, Dia jadikian
siang agar manusia dapat berusaha dan Dia jadikan malam sebagai tempat untuk
beristirahat, Dia turunkan hujan dari langit yang mengakibatkan bumi menjadi
subur, binatangpun berkembang biak, semua itu untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar