Bagaimanapun pintarnya manusia untuk
menyimpan rahasia di dalam hatinya, pasti Allah akan Mengetahuinya dan akan
mengungkapnya di akhirat nanti. Setiap rencana jahat yang mungkin tidak bisa
diketahui oleh orang lain akan mendapat balasan dari Allah yang maha Mengetahui
segala sesuatu.
Allah swt mengetahui dan cermat hingga hal-hal yang
sangat dalam dan tersembunyi menjadi tidak tersembunyi bagi-Nya. Kata al-Khabiir meliputi tiga hal yang
amat sulit atau mustahil diketahui manusia: tempat kematian; kualitas kemuliaan
dan ketakwaan seseorang; dan rahasia yang sangat terpendam. Kecermatan pengetahuan Allah
tidak dipengaruhi oleh siapa dan apapun yang bisa merusak atau mengurangi
kecermatan-Nya. Kata al-Khabiir
berkaitan dengan pengetahuan Allah terhadap beragam perilaku dan tindakan
hamba-hamba-Nya.
Al-Khabiir maknanya
berkisar pada pengetahuan dan kelemahlembutan-Nya. Dalam
Al-Qur’an, kata ini dipakai sebanyak 55 kali. Ada yang berdiri sendiri, tapi
lebih banyak lagi yang digandengkan dengan Asma’ul Husna yang lain, seperti
Al-Hakiim al-Khabiir, Al-Lathiif al-Khabiir, Al-Khabiir al-Bashiir, dan
Al-Aliim al-Khabiir. Itu artinya Pengetahuan Allah itu sangat
halus, penuh dengan kebijaksaanan dan meliputi segala sesuatu.
perbedaan arti antara Al-‘Alim dan al-Khabiir adalah bahwa al-‘Aliim mencakup pengetahuan Allah tentang sesuatu dari sisi-Nya, sementara Al-Khabiir adalah pengetahuan-Nya yang menjangkau segala sesuatu sesuatu yang diketahui-Nya. Ajal, rezki dan jodoh adalah sesuatu yang sangat rahasia, di mana manusia tidak bisa mengetahui secara pasti, Dan hanya Allah yang mengetahuinya. Allah berfirman dalam surat 31; Luqman ayat 34 yang artinya:“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Sifat al-Khabiir adalah merupakan hak prerogatif Allah, untuk menimpakan rahmat atau adzab, karena Dia juga mempunyai sifat maha bijaksana: “Barangsiapa yang dijauhkan adzab daripadanya pada hari itu, maka sungguh Allah telah memberikan rahmat kepadanya. Dan itulah keberuntungan yang nyata. Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Dan Dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. 6; Al-An’am ayat 16-18).
Pengetahuan Allah tidak ada batasnya baik terhadap yang ada diujung langit atau di perut bumi, atau yang turun naik dan keluar masuk dari keduanya, baik yang ghaib maupun yang nyata, Allah berfitman dalam surat 34; Saba ayat 1-2 yang artinya: “Segala puji bagi Allah, yang memiliki segala yang ada di langit dan di bumi; bagi-Nya segala puji di akherat. Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Dia mengetahui apa yang merasuk ke dalam bumi dan apa yang ke luar daripadanya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke angkasa.”
Al-Khabiir digunakan untuk menggambarkan pengetahuan Allah terhadap sesuatu yang sangat rahasia, sehingga indera biasa tak bakal mengetahuinya. Allah berfirman: “Dia tak tercapai oleh segala indera, tetapi ia mencapai segala indera. Dia Maha Halus dan Maha Mengetahui. (QS. 6; Al-An’aam ayat 103).
Al-Khabiir meliputi pengetahuan Allah tentang segala kebutuhan hamba-hamba-Nya. Allah berfirman dalam surat 42; asy-Syuuraa ayat 27 yang artinya: “Sekiranya Allah melapangkan rezeki bagi hamba-hamba-Nya, niscaya mereka akan berbuat semaunya di muka bumi. Tetapi Dia menurunkannya sesuai dengan ukuran yang dikehendaki-Nya; terhadap hamba-hamba-Nya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat.”
Tiada daun kering yang jatuh dari tangkainya, kemudian ditiup angin gugur ke bumi, kecuali Dia mengetahuinya. Tiada semut hitam yang berjalan di batu hitam di malam yang kelam, kecuali Diapun mengetahuinya. Kedipan mata, detakan jantung, dan bisikan hati, semuanya diketahui-Nya. Lalu bagaimana kita bisa menghindar dari pantauan-Nya?

Tidak ada komentar:
Posting Komentar