Minggu, 21 Agustus 2016

PERMATA INDAH ASMAAUL HUSNAA (17) AL-WAHHAAB ( YANG MAHA PEMBERI KARUNIA )

Alangkah luas dan besarnya karunia-Mu Ya Allah.
Sejak kami berawal dari setetes air yang hina, tumbuh dalam rahim seorang ibu selama sembilan bulan tanpa kesulitan apa-apa, lahir kedunia bernyawa, melihat, mendengar dan merasa, dibesarkan oleh kasih sayang ibu, lalu dimuliakan dengan akal dan hati, hidup sehat dan punya harta. Apakah hari ini kita termasuk orang yang bersyukur, atau membalas semua karunia itu dengan menjadikannya sebagai alat untuk ingkar dan berpaling dari-Nya?. Nastaghfiruka Ya Allah. Jangan cabut nyawa kami sebelum kami menyadari kealfaan kami!. Jangan biarkan kami terlena dalam kebodohan kami, bukakanlah mata hati kami untuk mengakui bahwa segala kebaikan yang kami punya adalah karena karuniamu yang amat luas dan membawa cahaya kedalam kehidupan kami.
Semoga yang membaca status ini sampai selesai, menyukainya dan ikhlas memberi komentar manjadi orang yang Engkau limpahi karunia-Mu yang memenuhi seluruh langit dan bumi, Aamiin!

Al Wahhab adalah salah satu sifat Allah yang memiliki Arti Maha Pemberi Karunia sebagai hadiah yang bebas dari imbalan dan kepentingan. Dia memberikan rahmat tanpa pamrih, karena Dia tak membutuhkan apapun dari makhluk-Nya.

Keagungan, kekayaan dan kebesaran-Nya tak berkurang se­di­kitpun juga jika sekiranya semua permohonan makhluk dipenuhi-Nya walaupun semuanya ingkar kepada-Nya. Dia tak membutuhkan ucap­an terima kasih, tak juga tepuk tangan atas semua kebaikan-Nya. Dia juga senantiasa memenuhi kebutuhan seluruh makhluk-Nya tanpa diminta. Dia memberikan udara segar, sinar matahari, menurunkan hujan setiap hari tanpa diminta. Allah telah menyiapkan semua itu Melebihi kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya secara gratis dan tanpa henti.

Hanya Dia yang pantas menyandang nama Al-Wahhaab, sebab
tidak ada pemberian tanpa tujuan dan harapan, kecuali pemberian  Allah. Setiap manusia pasti berpengharapan atas semua perbuatannya, baik dalam bentuk pujian, meraih persahabatan, men­dapatkan kehormatan, atau paling tidak mengharapkan keredhaan Allah dan kebahagiaan di akhirat.

Kita hanya bisa mene­ladani sifat mulia itu sebatas kemampuan kita sebagai makhluk-Nya. Dengan membiasakan berbagi karunia Allah itu kepada sesama yang akan berbuah tambahan karunia lagi dengan berlipat ganda, karena Allah Sang Pemberi karunia telah menjanjikan yang demikian itu sebagai Sunnah-Nya ang akan berlaku selama-lamanya.

Yang lebih mengharukan lagi, bahwa Allah talah menjanjikan karunia yang lebih banyak kepada orang-orang yang beriman dan bertakwa sesuai dengan yang dinyatakan-Nya dalam surat 57; al-Hadiid ayat 28-29 yang artinya:”Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,
029. (Kami terangkan yang demikian itu) supaya ahli Kitab mengetahui bahwa mereka tiada mendapat sedikitpun akan karunia Allah (jika mereka tidak beriman kepada Muhammad), dan bahwasanya karunia itu adalah di tangan Allah. Dia berikan karunia itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.”

Subhanallah. Alangkah indahnya kehidupan mendapat karunia dua bagian dibanding orang lain dan betapa bahagianya diberi pula cahaya yang menerangi perjalanan hidup. Dan hanya Dialah pemilik segala bentuk karunia yang akan diberikan-Nya kepada orang yang dikehendaki-Nya, baik di dunia maupun di akhirat. Pemberian yang bersifat langgeng yang tidak terbatas oleh waktu dan tempat.


Ya Tuhan kami, jangan Engkau jadikan hati kami condong pada kesesatan sesudah Engkau memberi petunjuk pada kami, dan karuniakanlah pada kami rahmat dari-Mu; karena sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Pemberi karunia (Rabbanaa laa tuzigh Quluubana ba’da izh hadaitanaa wahab lanaa milladunka rahmatan innaka antal-Wahhaab)” (Q.S.3;  Ali Imran ayat 8).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar