Alangkah luas dan besarnya karunia-Mu Ya
Allah.
Sejak kami berawal dari setetes air yang
hina, tumbuh dalam rahim seorang ibu selama sembilan bulan tanpa kesulitan
apa-apa, lahir kedunia bernyawa, melihat, mendengar dan merasa, dibesarkan oleh
kasih sayang ibu, lalu dimuliakan dengan akal dan hati, hidup sehat dan punya
harta. Apakah hari ini kita termasuk orang yang bersyukur, atau membalas semua
karunia itu dengan menjadikannya sebagai alat untuk ingkar dan berpaling
dari-Nya?. Nastaghfiruka Ya Allah. Jangan cabut nyawa kami sebelum kami
menyadari kealfaan kami!. Jangan biarkan kami terlena dalam kebodohan kami,
bukakanlah mata hati kami untuk mengakui bahwa segala kebaikan yang kami punya
adalah karena karuniamu yang amat luas dan membawa cahaya kedalam kehidupan
kami.
Semoga yang membaca status ini sampai
selesai, menyukainya dan ikhlas memberi komentar manjadi orang yang Engkau
limpahi karunia-Mu yang memenuhi seluruh langit dan bumi, Aamiin!
Al Wahhab adalah salah
satu sifat Allah yang memiliki Arti Maha Pemberi Karunia
sebagai hadiah yang bebas dari imbalan dan kepentingan. Dia memberikan rahmat tanpa pamrih, karena Dia tak membutuhkan
apapun dari makhluk-Nya.
Keagungan,
kekayaan dan kebesaran-Nya tak berkurang sedikitpun juga jika
sekiranya semua permohonan makhluk dipenuhi-Nya walaupun
semuanya ingkar kepada-Nya. Dia tak membutuhkan ucapan terima
kasih, tak juga tepuk tangan atas semua kebaikan-Nya. Dia juga senantiasa memenuhi kebutuhan seluruh
makhluk-Nya tanpa
diminta. Dia memberikan udara segar, sinar matahari, menurunkan hujan setiap hari tanpa
diminta.
Allah telah menyiapkan semua itu Melebihi kebutuhan manusia dan
makhluk hidup lainnya secara gratis dan tanpa henti.
Hanya Dia yang pantas
menyandang nama Al-Wahhaab, sebab
tidak ada pemberian
tanpa tujuan dan harapan, kecuali pemberian Allah. Setiap manusia pasti berpengharapan atas
semua perbuatannya, baik dalam bentuk pujian, meraih persahabatan, mendapatkan
kehormatan, atau paling tidak mengharapkan keredhaan Allah dan kebahagiaan
di akhirat.
Kita hanya bisa meneladani sifat
mulia itu sebatas kemampuan kita sebagai makhluk-Nya. Dengan
membiasakan berbagi karunia Allah itu kepada sesama yang akan berbuah tambahan
karunia lagi dengan berlipat ganda, karena Allah Sang Pemberi karunia telah
menjanjikan yang demikian itu sebagai Sunnah-Nya ang akan berlaku
selama-lamanya.
Yang lebih mengharukan lagi, bahwa Allah
talah menjanjikan karunia yang lebih banyak kepada orang-orang yang beriman dan
bertakwa sesuai dengan yang dinyatakan-Nya dalam surat 57; al-Hadiid ayat 28-29
yang artinya:”Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah
kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan
rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan
cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang,
029. (Kami terangkan yang demikian itu)
supaya ahli Kitab mengetahui bahwa mereka tiada mendapat sedikitpun akan
karunia Allah (jika mereka tidak beriman kepada Muhammad), dan bahwasanya
karunia itu adalah di tangan Allah. Dia berikan karunia itu kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.”
Subhanallah. Alangkah indahnya kehidupan
mendapat karunia dua bagian dibanding orang lain dan betapa bahagianya diberi
pula cahaya yang menerangi perjalanan hidup. Dan hanya Dialah pemilik segala
bentuk karunia yang akan diberikan-Nya kepada orang yang dikehendaki-Nya, baik
di dunia maupun di akhirat. Pemberian yang bersifat langgeng yang tidak
terbatas oleh waktu dan tempat.
Ya Tuhan kami, jangan Engkau jadikan hati
kami condong pada kesesatan sesudah Engkau memberi petunjuk pada kami, dan
karuniakanlah pada kami rahmat dari-Mu; karena sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha
Pemberi karunia (Rabbanaa laa tuzigh Quluubana ba’da izh hadaitanaa wahab lanaa
milladunka rahmatan innaka antal-Wahhaab)” (Q.S.3; Ali Imran ayat 8).

Tidak ada komentar:
Posting Komentar