Senin, 22 Agustus 2016

PERMATA INDAH ASMAAUL HUSNAA ( 20 ) AL-‘ALIIM ( YANG MAHA MENGETAHUI )

Dapatkah kita bersembunyi dari pantauan Allah? Dapatkah kita me­rahasiakan sesuatu di hadapan-Nya? Masih adakah keyakinan di dalam hati kita bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu tentang diri kita melebihi yang kita ketahui.

Al-‘Aliim artinya maha mengetahui. Allah Swt. Maha Mengetahui yang tampak atau yang gaib. Pengetahuan Allah Swt. tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Segala aktivitas yang dilakukan oleh makhluk diketahui oleh Allah Swt. Bahkan, peristiwa yang akan terjadi pun sudah diketahui oleh Allah Swt. Dengan kata lain, pengetahuan Allah Swt. itu tanpa batas. Mari kito coba perhatikan firman-Nya berikut ini: ”Dan pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang gaib. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. dan Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula). dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).” (Surat 6;  al-An’aam  ayat 59).

Allah swt mengetahui segala bentuk lahir dan batin dari makhluk-Nya. yang kecil dan yang besar, yang pertama dan yang terakhir, proses dan hasilnya, dan semua objek yang tidak terbatas. Pengetahuan-Nya tanpa proses pembelajaran, juga tidak melalui sebab-akibat dan tidak didahului oleh pengetahuan sebelumnya.

Bagi Allah, tidak ada yang tersembunyi. Serapat-rapat manusia menyimpan rahasia, Allah pasti mengetahuinya. Niat hati yang tersimpan rapi, rahasia di balik rahasiapun, diketahui-Nya. Sesuatu yang sudah mengendap lama atau yang telah terlupakan oleh manusia, serta segala yang kini telah berada di bawah sadarnya, Allah tetap mengetahuinya. Allah bahkan telah menge­tahui segala sesuatu sebelum terjadi, karena Dialah yang membuat rencana, Dia pula eksekutornya. 

Betapa luasnya ilmu Allah dan betapa sedikitnya ilmu manusia, Ia menegaskan dalam Surat 18;Al-Kahfi ayat 109 yang artinya: “Katakanlah, sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).” Orang yang berpengetahuan boleh disebut aliim, akan tetapi harus disadari bahwa ilmu manusia tetaplah tak sebanding dengan ilmu Allah, bahkan tidak ada apa-apanya. Sesuai dengan firman-Nya dalam surat 17; al-Israa’ ayat 85 yang artinya:" “Tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.”.

Namun Allah tetap menyuruh kita untuk menggali ilmu sebanyak-banyaknya, walaupun capaian ilmu manusia itu sangat terbatas, dan kita tidak boleh merasa paling pandai dan harus tetap rendah hati., agar kita dapat mengetahui ciptaan-Nya, baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi. Sesungguhnya, Allah Swt. sangat menyukai orang yang rajin mencari ilmu pengetahuan dan mengamalkannya.


Semoga Ilmu yang diberikan oleh Allah kepada kita adalah ilmu yang menimbulkan dampak positif dalam kehidupan, ilmu yang melahirkan amal shalih yang sesuai dengan petunjuk Ilahi. Ilmu menimbulkan kesadaran ten­tang jati diri kita sebagai Hamba Allah dan Kahlifah di bumi, ilmu yang mengantarkan pemiliknya kepada iman, dan ketundukan kepada Allah swt. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar