Dapatkah kita bersembunyi dari pantauan
Allah? Dapatkah kita merahasiakan sesuatu di hadapan-Nya? Masih
adakah keyakinan di dalam hati kita bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu
tentang diri kita melebihi yang kita ketahui.
Al-‘Aliim artinya
maha mengetahui. Allah Swt. Maha Mengetahui yang tampak atau yang gaib.
Pengetahuan Allah Swt. tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Segala aktivitas
yang dilakukan oleh makhluk diketahui oleh Allah Swt. Bahkan, peristiwa yang
akan terjadi pun sudah diketahui oleh Allah Swt. Dengan kata lain, pengetahuan
Allah Swt. itu tanpa batas. Mari kito coba perhatikan firman-Nya berikut ini: ”Dan pada sisi Allahlah kunci-kunci semua yang
gaib. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. dan Dia mengetahui apa
yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur melainkan
Dia mengetahuinya (pula). dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi
dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam
kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).”
(Surat 6; al-An’aam ayat 59).
Allah swt mengetahui
segala bentuk lahir dan batin dari makhluk-Nya. yang kecil dan yang besar, yang
pertama dan yang terakhir, proses dan hasilnya, dan semua objek yang tidak terbatas. Pengetahuan-Nya
tanpa proses pembelajaran, juga tidak melalui sebab-akibat dan tidak
didahului oleh pengetahuan sebelumnya.
Bagi Allah, tidak ada
yang tersembunyi. Serapat-rapat manusia menyimpan rahasia, Allah pasti
mengetahuinya. Niat hati yang tersimpan rapi, rahasia di balik rahasiapun,
diketahui-Nya. Sesuatu yang sudah mengendap lama atau yang telah terlupakan
oleh manusia, serta segala yang kini telah berada di bawah sadarnya, Allah
tetap mengetahuinya. Allah bahkan telah mengetahui segala sesuatu sebelum
terjadi, karena Dialah yang membuat rencana, Dia pula eksekutornya.
Betapa luasnya ilmu Allah dan betapa
sedikitnya ilmu manusia, Ia menegaskan dalam Surat 18;Al-Kahfi ayat 109 yang
artinya: “Katakanlah, sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis)
kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis)
kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).”
Orang
yang berpengetahuan boleh disebut ‘aliim, akan tetapi
harus disadari bahwa ilmu manusia tetaplah tak sebanding dengan ilmu Allah,
bahkan tidak ada apa-apanya. Sesuai dengan firman-Nya dalam surat 17;
al-Israa’ ayat 85 yang artinya:" “Tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan
sedikit.”.
Namun Allah tetap menyuruh kita untuk
menggali ilmu sebanyak-banyaknya, walaupun capaian ilmu manusia itu sangat
terbatas, dan kita tidak boleh merasa paling pandai dan harus tetap rendah
hati., agar kita dapat mengetahui ciptaan-Nya, baik yang ada di langit maupun
yang ada di bumi. Sesungguhnya, Allah Swt. sangat
menyukai orang yang rajin mencari ilmu pengetahuan dan mengamalkannya.
Semoga Ilmu yang diberikan oleh Allah kepada
kita adalah ilmu yang menimbulkan dampak positif dalam kehidupan, ilmu yang
melahirkan amal shalih yang sesuai dengan petunjuk Ilahi. Ilmu menimbulkan
kesadaran tentang jati diri kita sebagai Hamba Allah dan Kahlifah di bumi,
ilmu yang mengantarkan pemiliknya kepada iman, dan ketundukan kepada Allah
swt.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar