Kamis, 25 Agustus 2016

PERMATA INDAH ASMAAUL HUSNAA ( 41 ) AL-HASIIB ( YANG MAHA MENGHITUNG )

Tidak ada satu tempatpun di dunia ini luput dari pengawasan Allah dan tidak ada satu perbuatanpun yang bisa kita sembunyikan dari Allah, serta tidak ada suatu kebaikan atau kejahatanpun yang tidak akan mendapat balasan dari Allah.

Allah swt berkuasa mutlak menghitung segala amal perbuatan hamba-hamba-Nya, baik ketika di dunia maupun di akhirat. Kata al-Hasiib juga berarti bahwa Allah swt lah satu-satu-Nya yang bisa mencukupi apa dan siapa saja yang mengandalkan-Nya. Penghitungan amal yang dilakukan Allah tidak membutuhkan alat hitung dan instrumen lain seperti yang dibutuhkan makhluk-Nya. Perhitungan Allah bersifat independent, abadi, dan berkesinambungan. Kata al-Hasiib juga bisa dikaitkan dengan pertolongan yang hanya dicukupkan pada Allah semata, seperti dalam firman-Nya, “…Cukuplah Allah Penolong kami dan Allah sebaik-baik Pelindung” (Q.S. 3; Ali Imran ayat 173).

Dalam hadits Qudsi Allah melalui Rasul-Nya menunjukkan perhitungan yang diberikan kepada ummatnya yang beriman, ”Jika seorang hamba-Ku merencanakan untuk melakukan suatu kejahatan, tetapi tidak dilaksanakannya, tulislah baginya satu kebaikan, jika dilaksanakannya maka tulislah satu kejahatan, bila ia taubat, hapuslah daripadanya kesalahan itu. Dan bila seorang hamba-Ku merencanakan untuk melakukan kebaikan lalu tidak dilaksanakannya, maka tulislah baginya satu kebaikan, tetapi jika dilaksanakannya tulislah baginya sepuluh ganda hingga tujuh ratus ganda kebaikan”.

perhitungan yang seperti itu tentu tidak sama dengan perhitungan yang dibuat oleh manusia, Allah berikan kepada hamba-Nya sebagai rahmat bagi mereka yang akan melakukan perbuatan baik atau perbuatan buruk, semuanya mendapatkan balasan dan perhitungan yang jelas karena Allah mempunyai  sifat Al Hasib, Yang Maha Membuat Perhitungan.
            
tanpa bimbingan Islam bayak sekali manusia yang salah membuat perhitungan dan perkiraan tantang dirinya, tentang Tuhan, tentang dunia dan tentang akhirat.

Banyak manusia yang mengirabahwa dia akan dibiarkan begitu saja hidup di dunia ranpa perlu mempertanggung jawabkan perbuatan yang dia lakukan dihadapan Allah di akhirat nanti karena mereka mengira bahwa manusia yang telah meninggal dunia dan telah menjadi tulang belulang tidak mungkin akan dihidupkan kembali, seperti firman Allah dalam surat 36; Yaasiin ayat 77-79 yang artinya:”Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata! Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?"
Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk,”

Banyak pula orang yang salah perhitungan tentang kehidup0an di dunia, mereka menduga bahwa dunia ini adalah tujuan hidupnya, sehingga ketika asyik-asyiknya dia menikmati kehidupan duni, ketentuan Allah berlaku terhadap dirinya, tanpa pernah dibayangkannya maka tiba tiba dia meninggal dunia, Padahal para utusan Allah telah menjelaskan bahwa dunia ini adalah tempat singgah sementara dan sebagai tempat untuk mencari bekal yang akan di bawa ketempat tinggal abadi di akhirat nantinya. Dalam surat 57; al-Hadiid ayat 20 Allah berfirman yang artinya:” Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”.


Dan betapa banyaknya ummat manusia yang keliru dalam menentukan Tuhan yang disembahnya, selain dari pada Allah. Sampai saat ini hanya agama Islamlah yang menganut tauhid yang murni adapun agama selain Islam sudah terjebak di dalam kemusyrikan dan kekafiran. Ada yang menyatakan Allah itu mempunyai anak, ada yang masih menyembah patung, ada yang masih menyembah matahari, ada yang menyembah benda atau tampat keramat dan lain sebagainya, walaupun mereka mengaku sebagai orang yang pintar dan  modern ternyata otak mereka telah keliru dalam menentukan Tuhan yang harus dijadiannya sebagai sembahannya, bahkan itu menjadi warisan turun temurun di mana mereka tidak menyadari bahwa tuhan yang mereka sembah itu tidak bisa mendengar mereka, tidak bisa memberi manfaat atau mudharat kepada mereka. Na’uuzhu billaahi min zhalik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar