Minggu, 13 November 2016

PERMATA INDAH ASMAAUL HUSNAA (60) AL-MU’IID ( YANG MAHA MENGEMBALIKAN )

Kematian merupakan awal dari proses kehidupan selanjutnya, dimana setelah kematian nanti kita akan melewati proses pembangkitan kembali untuk mempertanggungjawabkan seluruh sepak terjang kita selama di dunia. Dan proses pembangkitan itu adalah suatu proses yang sangat mudah bagi Allah untuk merealisasikannya.

Allah berfirman dalam surat 36; Yaasiin ayat 81-83 yang artinya:” Dan bukankah  Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan kembali jasad-jasad mereka yang sudah hancur itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia. Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.

Allah swt adalah sumber segala penciptaan dan kepada-Nya pula segala sesuatu akan dikembalikan. Dia lah Allah swt yang berkuasa mutlak mengembalikan segala sesuatu. Al-Mu’iid  juga berarti bahwa Allah mengembalikan segala ciptaan-nya, bahwa seluruh makhluk-Nya akan dikembalikan pada ciptaan semula atau dibuat kembali ciptaan baru. Ini berarti bahwa seluruh makhluk-Nya memiliki perubahan dan potensi untuk musnah dan berubah. Allah adalah satu-satu-nya yang menguasai makhluk-makhluk-Nya untuk dikembalikan. Perhatikan firman-Nya, “Katakanlah: “Allah-lah yang memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali; maka bagaimanakah kamu dipalingkan?” (QS. 10; Yunus ayat 34).
               
Allah yang menciptakan kehidupan dan Dia pula yang mengembalikan kehidupan itu setelah mengalami proses kematian, hal itu mudah bagi Allah karena Dia dengan sifat mulia-Nya Al Mu’iid, Yang Mengembalikan Kehidupan;”Hanya kepada-Nyalah kamu semuanya akan kembali; sebagai janji yang benar daripada Allah, Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali (sesudah berbangkit), agar Dia memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal saleh dengan adil. dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang panas dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka.” (QS. 10; Yunus  ayat 4)

Allah menerangkan asal kejadian manusia sejak dari alam ruh hingga berakhirnya kehidupan seseorang. Pada awalnya manusia berada di alam ruh, kemudian proses kejadian sebagai janin berada di alam Rahim, yang kemudian dilahirkan ke dunia dengan segala ujian kehidupan yang harus dijalani, kelak setelah itu dia pasti diwafatkan yang fisiknya dimakamkan dalam tanah sedangkan ruhnya kembali kepada Allah di alam barzakh. Sebagaimana firman Allah dalam surat 23; Al-Mukminuun ayat 14-16 yang artinya:”Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat”.

Allah dengan sifat-Nya, Al Mu’iid, Yang Mengembalikan Kehidupan, adalah sangat mudah bagi-Nya membangkitkan manusia dari alam kuburnya dalam keadaan hidup, bahkan itu hanya terjadi dengan satu tiupan saja, sebagaimana Dia berfirman dalam suraat 36; yaasiin ayat 51-53 yang artinya:”Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. Mereka berkata: "Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?" Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul (Nya). Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami”.
Ketika nabi Ibrahim menyatakan keinginannya untuk mengetahui bagaimana cara Allah untuk menghidupkan makhluk yang sudah mati maka allah berfirman dalam surat 2; Al Baqarah ayat 260 yang artinya:“dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu ?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera." dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

Sebagai bahan perbandingan, Allah menyuruh kita memperhatikan bagaimana caranya tanah yang kering yang tidak bisa ditumbuhi oleh tanaman lagi, tiba-tiba akan menjadi subur ketika ia ditimpa oleh hujan. Sesuai dengan firman Allah dalam surat 22; Al-Hajj ayat 5 yang artinya:”Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang haq dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala suatu,  dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.

Sesungguhnya, kematian itu sama dengan perjalanan pulang ke kampung kita yang sebenarnya, yaitu negeri akhirat. Mudik itu menyenangkan. Dengan satu syarat, yakni membawa bekal yang cukup, berupa iman dan amal saleh “Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".(QS 18; Al-Kahfi ayat 110). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar