Kematian
merupakan awal dari proses kehidupan selanjutnya, dimana setelah kematian nanti kita akan melewati
proses pembangkitan kembali untuk mempertanggungjawabkan
seluruh sepak terjang kita selama di dunia. Dan
proses pembangkitan itu adalah suatu proses yang sangat mudah bagi Allah untuk
merealisasikannya.
Allah berfirman dalam surat 36; Yaasiin ayat 81-83 yang
artinya:” Dan bukankah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu
berkuasa menciptakan kembali jasad-jasad mereka yang sudah hancur itu? Benar,
Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya
perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:
"Jadilah!" maka terjadilah ia. Maka Maha Suci (Allah) yang di
tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
Allah
swt adalah sumber segala penciptaan dan kepada-Nya pula segala sesuatu akan dikembalikan. Dia lah
Allah swt yang berkuasa mutlak mengembalikan segala sesuatu. Al-Mu’iid juga berarti
bahwa Allah mengembalikan segala ciptaan-nya,
bahwa seluruh makhluk-Nya akan dikembalikan pada ciptaan semula atau dibuat
kembali ciptaan baru. Ini berarti bahwa seluruh makhluk-Nya memiliki perubahan
dan potensi untuk musnah dan berubah. Allah adalah satu-satu-nya yang menguasai
makhluk-makhluk-Nya untuk dikembalikan. Perhatikan firman-Nya, “Katakanlah:
“Allah-lah yang memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya
(menghidupkannya) kembali; maka bagaimanakah kamu dipalingkan?” (QS. 10; Yunus ayat
34).
Allah yang menciptakan kehidupan dan Dia pula yang
mengembalikan kehidupan itu setelah mengalami proses kematian, hal itu mudah
bagi Allah karena Dia dengan sifat mulia-Nya Al Mu’iid, Yang Mengembalikan
Kehidupan;”Hanya kepada-Nyalah kamu semuanya akan
kembali; sebagai janji yang benar daripada Allah, Sesungguhnya Allah
menciptakan makhluk pada permulaannya kemudian mengulanginya (menghidupkannya)
kembali (sesudah berbangkit), agar Dia memberi pembalasan kepada orang-orang
yang beriman dan yang mengerjakan amal saleh dengan adil. dan untuk orang-orang
kafir disediakan minuman air yang panas dan azab yang pedih disebabkan
kekafiran mereka.” (QS. 10; Yunus ayat 4)
Allah menerangkan asal kejadian manusia sejak dari alam
ruh hingga berakhirnya kehidupan seseorang. Pada
awalnya manusia berada di alam ruh, kemudian proses kejadian sebagai janin
berada di alam Rahim, yang kemudian dilahirkan ke dunia dengan segala ujian
kehidupan yang harus dijalani, kelak setelah itu dia pasti diwafatkan yang fisiknya
dimakamkan dalam tanah sedangkan ruhnya kembali kepada Allah di alam barzakh. Sebagaimana firman Allah dalam surat 23; Al-Mukminuun
ayat 14-16 yang artinya:”Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling
baik. Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.
Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari
kiamat”.
Allah dengan sifat-Nya, Al Mu’iid, Yang Mengembalikan
Kehidupan, adalah sangat mudah bagi-Nya membangkitkan manusia dari alam kuburnya dalam keadaan hidup, bahkan itu hanya terjadi dengan satu
tiupan saja, sebagaimana Dia berfirman dalam suraat 36; yaasiin ayat 51-53 yang
artinya:”Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera
dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. Mereka berkata: "Aduh
celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami
(kubur)?" Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah
Rasul-rasul (Nya). Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka
tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami”.
Ketika nabi Ibrahim menyatakan keinginannya untuk
mengetahui bagaimana cara Allah untuk menghidupkan makhluk yang sudah mati maka
allah berfirman dalam surat 2; Al
Baqarah ayat 260 yang artinya:“dan
(ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku
bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman:
"Belum yakinkah kamu ?" Ibrahim menjawab: "Aku telah
meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah
berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah
semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu
bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya
mereka datang kepadamu dengan segera." dan ketahuilah bahwa Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Sebagai bahan perbandingan,
Allah menyuruh kita memperhatikan bagaimana caranya tanah yang kering yang
tidak bisa ditumbuhi oleh tanaman lagi, tiba-tiba akan menjadi subur ketika ia
ditimpa oleh hujan. Sesuai dengan firman Allah dalam surat 22; Al-Hajj ayat 5
yang artinya:”Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari
kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami
jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki
sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi,
kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di
antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan
umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang
dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila
telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan
menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. Yang demikian itu,
karena sesungguhnya Allah, Dialah yang haq dan sesungguhnya Dialah yang
menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
suatu, dan sesungguhnya hari kiamat itu
pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan
semua orang di dalam kubur.
Sesungguhnya,
kematian itu sama dengan perjalanan pulang ke kampung kita yang sebenarnya,
yaitu negeri akhirat. Mudik itu menyenangkan. Dengan satu syarat, yakni membawa
bekal yang cukup, berupa iman dan amal saleh “Katakanlah:
Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku:
"Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa".
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan
amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat
kepada Tuhannya".(QS 18; Al-Kahfi
ayat 110).

Tidak ada komentar:
Posting Komentar