Sabtu, 19 November 2016

PERMATA INDAH ASMAAUL HUSNAA (76) AZH-ZHAAHIR ( YANG MAHA NYATA)

Tidak ada satupun pelaku yang melakukan kemaksiatan di satu kurun waktu tertentu, kapanpun dan di tempat manapun, baik yang tersembunyi ataupun terbuka, di dasar laut atau di permukaannya, di langit, di bumi atau di manapun, kecuali pasti di lihat, di awasi dan berada dalam kekuasaan serta ancaman hukum Allah Azza wa Jalla.

Demikian juga, tidak ada satupun pelaku yang menegakkan kebenaran serta ketaatan kepada Allah, di satu kurun waktu tertentu, kapanpun serta di tempat manapun; di darat, laut, langit, bumi atau di manapun, kecuali pasti di lihat, di sertai, di bela dan dijanjikan balasan yang baik oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Azh-Zhaahir adalah Maha Nyata, Maha Real. Allah adalah Tuhan yang benar-benar nyata. Sifat nyata (real) pada diri Allah tentu bukan secara fisik, tetapi secara spiritual. Arti nyata (real) pada kata sifat azh-Zhahir yang disandarkan pada Allah, tidak sama dengan “empiris” (empirical) yang hanya diukur dengan panca indra semata. Jika kita mengatakan bahwa pikiran itu ada dalam otak, maka otak yang berupa susunan syaraf itu adalah “empiris”. Sedang pikiran yang bersemayam dalam otak adalah “real”. Oleh karena itu, jika ingin merasakan bahwa Allah benar-benar real, kita harus memaksimalkan aspek real yang ada dalam fisik kita, seperti pikiran dan hati nurani. Sifat azh-Zhahir pada Allah disebut dalam Q.S. al-Hadid (57): 3 yang bersandingan dengan sifat al-Awwal, al-Akhir, dan al-Bathin yang diakhiri dengan sifat al-Alim (Maha Mengetahui segala sesuatu). Dengan menggunakan akal pikiran dan hati nurani, kita akan bisa mengenal dan merasakan bahwa Allah itu benar-benar nyata, baik wujud-Nya, penciptaan-Nya, maupun hikmah dan pengaturan-Nya.
Diriwayatkan dari Abi Hurairah Rasulullah SAW bersabda:"Engkau adalah Az-Zahir, tidak ada sesuatupun di atas-Mu, Engkau adalah Al-Batin, tidak ada sesuatupun yang berada di balik-Mu." (HR. Muslim)

Az-Zhaahir dalam hadits ini ditafsirkan dengan makna tinggi, maka Allah Ta'ala Maha Tinggi di atas segala sesuatu. Sebagian orang menafsirkan zahir dengan makna tampak. Maksudnya adalah Dia tampak bagi akal berdasarkan bukti-bukti akan keberadaan-Nya dan keesan-Nya. Maka Dia Zahir berdasarkan dalil-dalil yang menunjukkannya, serta perbuatan-perbuatan-Nya yang menunjukkan ilmu tentang-Nya. Dia adalah zahir, dapat diketahui berdasarkan akal dan dalil. Dia adalah batin, tidak tampak sebagaimana tampaknya segala sesuatu di dunia. Allah Ta'ala adalah Az-Zahir berdasarkan hikmah dan penciptaan-Nya serta seluruh nikmat-Nya yang telah dia berikan. Dia adalah Al-Bathin, tertutup hakikat-Nya, baik dzat, cara dan sifat-sifat-Nya.

Azh Zhahir, Allah Yang Nyata, segala ciptaan-Nya nyata adanya sehingga dengan jalan itu kita akan mengenal-Nya. Mengenal Allah lewat memahami asma ul husna, yaitu nama-nama Allah yang baik seperti Allah sebagai Rabb, Allah sebagai Penguasa Raya dan Allah sebagai Ilah yang wajib disembah. Mengenal Allah adalah suatu azas yang berdiri atasnya seluruh kehidupan ruhani. Dari sinilah kita mengenal para Nabi dan Rasul, mengenal tugas dan sifatnya serta hajat manusia kepada risalahnya, mengenal mu’jizat, karomah dan kitab-kitab samawi, mengenal malaikat, jin, ruh dan hari akhir.

Dengn mengenal Allah Seseorang pasti akan tahu tujuan hidupnya, tujuan mengapa ia diciptakan dan untuk apa ia berada di atas dunia ini. Oleh sebab itu ia tidak akan terpedaya oleh harta benda dunia. Sebaliknya seseorang yang tidak mengenal Allah, tentu ia akan terpedaya dan terpukau oleh indahnya dunia

Agar kita bisa mengenal  Allah dengan sifat Azh-Zhahirnya dapat dilakukan melalui akal, akal adalah jalinan fikir dan rasa, kalau kita mencari kebenaran Allah dengan fikir saja maka banyak hal yang tidak kita ketemukan karena fikir hanya berorientasi kepada materi, dan sebaliknya bila kita mencari kebenaran Allah dedngan rasa saja maka tidak sedikit orang yang akhirnya terjerumus kepada wihdatul wujud, artinya  Tuhan itu bisa menyatu pada pribadinya.

Keberadaan atau kenyataan adanya Allah dapat diketahui melalui ayat-ayat-Nya baik dalam bentuk ayat Qur’aniyah maupun ayat-ayat kauniyah. Bahwa Alam yang luas ini tidak mungkin ada kalau tidak ada yang menciptakannya, bahwa alam ini yercipta dengan serba keteraturan yang menurut pemikiran akal tidak mungkin bisa seperti itu kalau tidak diciptakan oleh pencipta yang sangat ahli, bahwa kehidupan di dunia ini terjadi dari berbagai jenis dan bentuknya, jenis hewan dan tumbuh-tumbuhan saja luar biasa banyaknya, bahkan jumlah manusia dari sekian abad tidak ada yang sama dari bentuk wajah dan sifat dan perangainya artinya masing-masing makhluk itu punya kepribadian sendiri-sendiri, yang tidak mungkin terjadi kalau tidak diciptakan oleh pencipta yang sangat ahli, makanya dalam surat 67; Al Mulk ayat 3 Allah berfirman yang artinya:”Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang tidak seimbang?”. 


Allah adalah Azh-Zhaahir, Yang Maha Nyata, nyata kekuasaan-Nya, nyata keberadaan-Nya, tak satupun ilmu yang mampu membantahnya, tak satupun manusia yang punya akal yang bisa  menentangnya. Semakin tinggi pengetahuan manusia maka semakin banyak manusia yang akan menerima keberadaan-Nya, Maha Tinggi yang tidak ada sesuatupun bisa menandingi-Nya. Maha Nyata sehingga tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dari-Nya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar