Karena terlalu banyaknya nikmat yang diterima oleh
manusia sehingga tidak mungkin untuk menghitungnya, tetapi kenapa masih banyak
yang memilih ingkar dan berbuat aniaya
serta ,elakukan pengrusakan di muka bumi.
Allah
swt mengetahui setiap bilangan segala sesuatu, mulai dari benda-benda jasad
renik yang sangat kecil hingga gugusan bintang-bintang di angkasa. Kata
al-Muhshiy juga berarti bahwa Allah swt mengetahui dengan cermat kadar hitungan
amal perbutan setiap hamba-Nya. Perhitungan yang dilakukan Allah tidak
memerlukan alat hitung maupun bantuan makhluk-makhluk-Nya. Perhitungan yang
dilakukan Allah bersifat independen, dinamis, dan mutlak, tidak terpengaruh
oleh perubahan apapun. Kata al-Muhshiy juga berkaitan dengan jumlah atau
besaran nikmat Allah yang jumlah dan besarnya tidak terbatas di mana seluruh
makhluk-Nya tidak akan mampu mengitungnya. Di dalam al-Quran disebutkan, “Dan
jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan
jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
(Q.S. 16; an-Nahl: 18).
Allah
Al Muhshii, Yang Maha Menghitung segala sesuatu, semuanya
dalam kalkulasi Allah sejak awal manusia hingga kelak akhirnya, Dia yang Menetapkan kapan kematian kita dan kapan hari
kiamat akan terjadi, dan tidak bisa mengetahuinya selain Dia, ”Supaya Dia mengetahui, bahwa Sesungguhnya Rasul-rasul
itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya
meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu
persatu.” (QS. 72; Al
Jin ayat28)
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami
menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka
tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami hitung dan terhimpun dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. 36; Yaasiin ayat 12)
Semua yang terjadi pada alam
ini ada dalam perhitungan Allah yang maha cermat, sehingga perputaran alam ini
menjadi sengat seimbang, semuanya serba teratur. Dan manusia dijadikan sebagai
khalifahnya, maka oleh sebab itu seisi alam ini dutndukkan agar bisa
dikelolanya. Hujan diturunkan dari langit, matahari dan bulan beredar pada
orbitnya dan tidak pernah berhenti menyinari bumi, lautan bisa diharungi dan
menyimpan nikmat ikan yang segar dan mutiara yang indah. Siang dan malam
dipergilirkan agar manusia bisa berusaha dan beristirahat. Segala kebutuhan
manusia telah tersedia, tinggal mengolahnya saja, maka tentu saja manusia tidak
bisa menghitung betapa banyaknya nikmat Allah yang telah tercurah kepadanya,
namun sayang kebanyakan manusia itu menjadi sangat ingkar dan aniaya.”Allah-lah yang telah
menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia
mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu;
dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan
dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. dan
Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus
beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.dan Dia
telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan
kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu
menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari
(nikmat Allah)”.(QS.
14; Ibrahim ayat 32-34)
Yang perlu dihitung bukan hanya nikmat Allah saja, tapi
Allah juga mengajak hamba-Nya untuk menghitung segala perbuatan yang dilakukan,
harus menghisab, muhasabah atau mengintrosfeksi diri, mengoreksi kesalahan diri
sendiri yang tidak
semudah mengoreksi kesalahan orang lain, lalu bertobat atas semua kejahatan yang telah dikerjakan dimasa lampau,
dan berusaha meninggalkannya, kemudian berjanji untuk tidak mengulanginya
dihari yang akan datang. "Hasibu Anfusakum Qabla an Tuhasabu" hisablah dirimu sebelum kamu dihisab. ” Dan diletakkanlah kitab,
lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang
(tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab
apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar,
melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka
kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun". “.(QS.
18; al-Kahfi ayat 49)
Yaa Allah yaa
Muhshiy, Yang Maha Menghitung, Engkau mengetahui jumlah semua nikmat yang telah Engkau berikan kepada kami, kami tidak mampu untuk menghitung-Nya, kadangkala kami lupa untuk bersyukur kepada-Mu, karena kelemahan iman dan ilmu kami, ampunilah ya Allah, sungguh tanpa ampunan-Mu
kami termasuk hamba-hamba-Mu
yang merugi.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar