Minggu, 13 November 2016

PERMATA INDAH ASMAAUL HUSNAA (58) AL-MUHSHIY ( YANG MAHA MENGHITUNG )

Karena terlalu banyaknya nikmat yang diterima oleh manusia sehingga tidak mungkin untuk menghitungnya, tetapi kenapa masih banyak yang memilih ingkar  dan berbuat aniaya serta ,elakukan pengrusakan di muka bumi.

Allah swt mengetahui setiap bilangan segala sesuatu, mulai dari benda-benda jasad renik yang sangat kecil hingga gugusan bintang-bintang di angkasa. Kata al-Muhshiy juga berarti bahwa Allah swt mengetahui dengan cermat kadar hitungan amal perbutan setiap hamba-Nya. Perhitungan yang dilakukan Allah tidak memerlukan alat hitung maupun bantuan makhluk-makhluk-Nya. Perhitungan yang dilakukan Allah bersifat independen, dinamis, dan mutlak, tidak terpengaruh oleh perubahan apapun. Kata al-Muhshiy juga berkaitan dengan jumlah atau besaran nikmat Allah yang jumlah dan besarnya tidak terbatas di mana seluruh makhluk-Nya tidak akan mampu mengitungnya. Di dalam al-Quran disebutkan, “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Q.S. 16; an-Nahl: 18).

Allah Al Muhshii, Yang Maha Menghitung segala sesuatu, semuanya dalam kalkulasi Allah sejak awal manusia hingga kelak akhirnya, Dia yang Menetapkan kapan kematian kita dan kapan hari kiamat akan terjadi, dan tidak bisa mengetahuinya selain Dia, ”Supaya Dia mengetahui, bahwa Sesungguhnya Rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.” (QS. 72; Al Jin ayat28)

Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami hitung dan terhimpun dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. 36; Yaasiin ayat 12)          

Semua yang terjadi pada alam ini ada dalam perhitungan Allah yang maha cermat, sehingga perputaran alam ini menjadi sengat seimbang, semuanya serba teratur. Dan manusia dijadikan sebagai khalifahnya, maka oleh sebab itu seisi alam ini dutndukkan agar bisa dikelolanya. Hujan diturunkan dari langit, matahari dan bulan beredar pada orbitnya dan tidak pernah berhenti menyinari bumi, lautan bisa diharungi dan menyimpan nikmat ikan yang segar dan mutiara yang indah. Siang dan malam dipergilirkan agar manusia bisa berusaha dan beristirahat. Segala kebutuhan manusia telah tersedia, tinggal mengolahnya saja, maka tentu saja manusia tidak bisa menghitung betapa banyaknya nikmat Allah yang telah tercurah kepadanya, namun sayang kebanyakan manusia itu menjadi sangat ingkar dan aniaya.”Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”.(QS. 14; Ibrahim ayat 32-34)

Yang perlu dihitung bukan hanya nikmat Allah saja, tapi Allah juga mengajak hamba-Nya untuk menghitung segala perbuatan yang dilakukan, harus menghisab, muhasabah atau mengintrosfeksi diri, mengoreksi kesalahan diri sendiri yang tidak semudah mengoreksi kesalahan orang lain, lalu bertobat atas semua kejahatan yang telah dikerjakan dimasa lampau, dan berusaha meninggalkannya, kemudian berjanji untuk tidak mengulanginya dihari yang akan datang. "Hasibu Anfusakum Qabla an Tuhasabu" hisablah dirimu sebelum kamu dihisab.  ” Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun". “.(QS. 18; al-Kahfi ayat 49)


Yaa Allah yaa Muhshiy, Yang Maha Menghitung, Engkau mengetahui jumlah semua nikmat yang telah Engkau berikan kepada kami, kami tidak mampu untuk menghitung-Nya, kadangkala kami lupa untuk bersyukur kepada-Mu, karena kelemahan iman dan ilmu kami, ampunilah ya Allah, sungguh tanpa ampunan-Mu kami termasuk hamba-hamba-Mu yang merugi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar