Sabtu, 19 November 2016

PERMATA INDAH ASMAAUL HUSNAA (72) AL-MUQADDIM ( YANG MAHA MENDAHULUKAN )

Al-Muqaddim berarti Allah Maha Mendahulukan, Maha Mengutamakan. Allah mendahulukan dan mengutamakan siapa pun yang dikehendaki-Nya. Allah swt berhak mengutamakan beberapa manusia pilihan-Nya seperti para nabi, sahabat, dan para ulama shaleh. Allah juga berkuasa memajukan adzab atau siksa pada hamba-hamba-Nya yang durhaka, atau juga mengakhirkannya.

Al Muqaddim adalah Allah yang mendahulukan sesuatu atas sesuatu yang lainnya. Meletakkan pada tempatnya. Sesuatu yang pantas didahulukan berdasarkan hikmah yang Allah ketahui, berdasarkan dan pengetahuan yang ada pada Allah SWT. Sehingga Al Muqaddim berhubungan dengan menempatkan sesuatu sesuai dengan keadaan sesuatu itu. Allah Al Muqaddim adalah Allah yang mendahulukan kelompok tertentu karena ketaatannya dan mengakhirkan kelompok yang lain sesuai dengan kehendakNya. Allah mendahulukan orang yang sholeh dari orang yang salah. Allah mengutamakan orang yang alim berilmu dari orang-orang yang bodoh. Allah mengutamakan orang yang mencintai daripada orang yang membenci. Allah mendahulukan orang yang taat dari orang yang bermaksiat. Kenapa demikian? Karena Dia Muqaddim, mendahulukan orang-orang yang taat dan mengakhirkan orang-orang yang bermaksiat kepadaNya.

Ketika kita taat kepada Allah. Kita hidup sesuai dengan ajaran Allah. Kita memegang ajaran kebenaran maka Allah tidak mungkin akan menyamakan kita dengan orang-orang yang menyimpang. Pasti kita diutamakan oleh Allah. Allah akan membuat orang lain senang kepada kita. Allah akan membuat orang lain menghormati kita. bahkan akan membuat orang lain tidak berani mencaci kita atau berbicara tentang keburukan kita ketika kita tidak ada dihadapan mereka. kenapa demikian? karena sesungguhnya ketika Alloh Al Muqaddim, mengutamakan seseorang dari orang yang lainnya itu berdasarkan amal sholehnya, berdasarkan ketaatannya. karena itu, mustahil karyawan yang sholat dengan yang tidak sholat disamakan oleh Allah. Tidak mungkin. Pasti dibedakan. Dibedakan dari sisi kesabarannya, kebahagiannya, anak-anaknya, banyak hal dalam kehidupannya. karena Allah Al Muqaddim.
Jika Allah menimpakan seuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya selain Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.” (Qs. 6; Al-An’aam ayat 17)
Katakanlah, ‘Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia mengendaki kemudharatan bagimu atau jika ia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. 48; Al-Fath ayat 11)
Sifat mudharat (kerusakan) dan manfaat, seperti yang terdahulu, merupakan sifat yang berpasangan berlawanan. Allah memberikan manfaat kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-Nya dengan segala manfaat agama dan dunia. memberikan mudharat bagi orang yang melakukan sebab-sebab yang mengakibatkan mudharat tersebut. Semua itu mengikuti hikmah dan Sunnah-Nya dan bagi sebab-sebab yang membawa kepada akibat-akibatnya. Sesungguhnya Allah menjadikan tujuan-tujuan dan perkara-perkara bagi makhluk yang dicintai-Nya dalam urusan agama dan dunia. Dia menjadikan beberapa sebab dan jalan untuk mendapatkan hal itu. Dia memerintahkan untuk menjalaninya dan memudahkan bagi hamba-Nya dengan segala kemudahan. Siapa yang menjalaninya, niscaya akan menyampaikannya kepada tujuan yang bermanfaat. Siapa yang meninggalkannya atau meninggalkan sebagiannya atau tidak menyempurnakannya atau menjalani jalan yang kurang sempurna, sehingga ia tidak mendapatkan kesempurnaan yang dicari, maka janganlah ia mencela, kecuali dirinya sendiri.
Tidak ada hujjah baginya terhadap Allah. Allah telah memberikan kepadanya penglihatan, pendengaran, hati, kekuatan, dan kemampuan. Allah juga menunjukkan kepadanya dua jalan, menjelaskan kepadanya segala sebab dan akibatnya, serta Dia tidak menahan jalan baginya untuk mendapatkan kebaikan agama dan dunia. Maka jika dia menyalahinya dalam semua perkara ini, sudah menjadi keniscayaan jika dialah yang dicela dan dicaci atas kelalaiannya.

Allah adalah Tuhan yang menciptakan segala sesuatu di alam jagad raya ini, bukan itu saja Dialah yang Pencipta Pertama dan tidak ada lagi yang berhak untuk menciptakan segala sesuatu yang setara dengan-Nya, karena memang Dialah sebagai Khaliq yaitu yang menciptakan segala sesuatu sedangkan yang lain disebut dengan makhluk yaitu yang diciptakan, walaupun demikian orang-orang kafir dimana dan kapan saja pasti meragukan Pencipta Yang Pertama ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar