Al-Muqaddim berarti Allah Maha
Mendahulukan, Maha Mengutamakan. Allah mendahulukan dan mengutamakan siapa pun
yang dikehendaki-Nya. Allah swt berhak mengutamakan beberapa manusia
pilihan-Nya seperti para nabi, sahabat, dan para ulama shaleh. Allah juga
berkuasa memajukan adzab atau siksa pada hamba-hamba-Nya yang durhaka, atau
juga mengakhirkannya.
Al Muqaddim adalah Allah yang mendahulukan sesuatu atas sesuatu yang
lainnya. Meletakkan pada tempatnya. Sesuatu yang pantas didahulukan berdasarkan
hikmah yang Allah
ketahui, berdasarkan dan pengetahuan
yang ada pada Allah
SWT. Sehingga Al Muqaddim berhubungan dengan menempatkan sesuatu sesuai dengan
keadaan sesuatu itu. Allah Al Muqaddim adalah Allah yang mendahulukan kelompok tertentu karena
ketaatannya dan mengakhirkan kelompok yang lain sesuai dengan kehendakNya. Allah mendahulukan orang yang sholeh dari orang
yang salah. Allah
mengutamakan orang yang alim berilmu dari orang-orang yang bodoh. Allah mengutamakan orang yang mencintai daripada
orang yang membenci. Allah
mendahulukan orang yang taat dari orang yang bermaksiat. Kenapa demikian?
Karena Dia Muqaddim, mendahulukan orang-orang yang taat dan mengakhirkan
orang-orang yang bermaksiat kepadaNya.
Ketika
kita taat kepada Allah.
Kita hidup sesuai dengan ajaran Allah.
Kita memegang ajaran kebenaran maka Allah
tidak mungkin akan menyamakan kita dengan orang-orang yang menyimpang. Pasti
kita diutamakan oleh Allah.
Allah akan membuat orang
lain senang kepada kita. Allah
akan membuat orang lain menghormati kita. bahkan akan membuat orang lain tidak
berani mencaci kita atau berbicara tentang keburukan kita ketika kita tidak ada
dihadapan mereka. kenapa demikian? karena sesungguhnya ketika Alloh Al
Muqaddim, mengutamakan seseorang dari orang yang lainnya itu berdasarkan amal
sholehnya, berdasarkan ketaatannya. karena itu, mustahil karyawan yang sholat
dengan yang tidak sholat disamakan oleh Allah.
Tidak mungkin. Pasti dibedakan. Dibedakan dari sisi kesabarannya,
kebahagiannya, anak-anaknya, banyak hal dalam kehidupannya. karena Allah Al Muqaddim.
“Jika
Allah menimpakan seuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang
menghilangkannya selain Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan
kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.” (Qs. 6; Al-An’aam ayat 17)
“Katakanlah,
‘Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia
mengendaki kemudharatan bagimu atau jika ia menghendaki manfaat bagimu.
Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. 48; Al-Fath ayat 11)
Sifat mudharat (kerusakan) dan
manfaat, seperti yang terdahulu, merupakan sifat yang berpasangan berlawanan.
Allah memberikan manfaat kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-Nya
dengan segala manfaat agama dan dunia. memberikan mudharat bagi orang yang
melakukan sebab-sebab yang mengakibatkan mudharat tersebut. Semua itu mengikuti
hikmah dan Sunnah-Nya dan bagi sebab-sebab yang membawa kepada
akibat-akibatnya. Sesungguhnya Allah menjadikan tujuan-tujuan dan
perkara-perkara bagi makhluk yang dicintai-Nya dalam urusan agama dan dunia.
Dia menjadikan beberapa sebab dan jalan untuk mendapatkan hal itu. Dia memerintahkan
untuk menjalaninya dan memudahkan bagi hamba-Nya dengan segala kemudahan. Siapa
yang menjalaninya, niscaya akan menyampaikannya kepada tujuan yang bermanfaat.
Siapa yang meninggalkannya atau meninggalkan sebagiannya atau tidak
menyempurnakannya atau menjalani jalan yang kurang sempurna, sehingga ia tidak
mendapatkan kesempurnaan yang dicari, maka janganlah ia mencela, kecuali
dirinya sendiri.
Tidak ada hujjah baginya terhadap Allah. Allah telah memberikan kepadanya
penglihatan, pendengaran, hati, kekuatan, dan kemampuan. Allah juga menunjukkan
kepadanya dua jalan, menjelaskan kepadanya segala sebab dan akibatnya, serta
Dia tidak menahan jalan baginya untuk mendapatkan kebaikan agama dan dunia.
Maka jika dia menyalahinya dalam semua perkara ini, sudah menjadi keniscayaan
jika dialah yang dicela dan dicaci atas kelalaiannya.
Allah adalah Tuhan yang
menciptakan segala sesuatu di alam jagad raya ini, bukan itu saja Dialah yang
Pencipta Pertama dan tidak ada lagi yang berhak untuk menciptakan segala sesuatu
yang setara dengan-Nya, karena memang Dialah sebagai Khaliq yaitu yang
menciptakan segala sesuatu sedangkan yang lain disebut dengan makhluk yaitu
yang diciptakan, walaupun demikian orang-orang kafir dimana dan kapan saja
pasti meragukan Pencipta Yang Pertama ini.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar