Sabtu, 19 November 2016

PERMATA INDAH ASMAAUL HUSNAA (82) AL-MUNTAQIM ( YANG MAHA PEMBERI BALASAN)

Seolah olah Allah membiarkan saja segala kejahatan dan penganiayaan yang dilakukan oleh manusia, sehingga mereka semakin menjadi-jadi. Padahal sebenarnya semua itu akan mendapat balasan yang tepat, karena Allah adalah Al-Muntaqim, Maha Pemberi balasan, ;”(ingatlah) hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami adalah pemberi balasan. (QS. 44; Adh Dhukhan ayat 16).

Allah adalah satu-satu-Nya Tuhan yang berhak memberi siksa bagi hamba-hamba-Nya yang berbuat aniaya dan durhaka. Dia-lah Tuhan yang memiliki kekuasaan mutlak dalam memberi hukuman dan siksaan. Kata al-Muntaqim tidak ditemukan dalam al-Quran, yang ada adalah bentuk plural (jamak) dari muntaqim, yaitu muntaqimun, seperti dalam Q.S. as-Sajdah (32): 22 yang menyatakan bahwa Allah (beserta para malaikat-Nya) akan menyiksa orang-orang yang berbuat aniaya dan berpaling dari ayat-ayat-Nya. Kata al-Muntaqim juga disandarkan pada kata milik menjadi Dzuntiqam yang berarti Pemilik siksa, seperti dalam Q.S. Ali Imran (3): 4 yang menjelaskan siksa Allah sangat pedih bagi hamba-hamba-Nya yang ingkar. Dalam surah ini, kata Dzuntiqam disandingkan dengan kata al-Aziz yang berarti Maha Perkasa.
Dalam surat 32;as-/sajdah ayat 22 Allah berfirman yang artinya:” Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.
                                    
Pada hakikatnya setiap bencana yang datang berupa gunung meletus, gempa bumi, banjir, longsor, wabah penyakit merupakan balasan dari Allah atas kemungkaran yang terjadi di daerah tersebut, Orang mungkin akan menertawakan bila ada anggapan, ada kaitan antara bencana dan kemaksiatan.
Imam Ibnul Qoyyim dalam kitab Al-Jawab Al-Kafy mengungkapkan, "Dan terkadang Allah menggetarkan bumi dengan guncangan yang dahsyat, menimbulkan rasa takut, khusyuk, rasa ingin kembali dan tunduk kepada Allah, serta meninggalkan kemaksiatan dan penyesalan atas kekeliruan manusia."Di kalangan Salaf, jika terjadi gempa bumi mereka berkata, 'Sesungguhnya Tuhan sedang menegur kalian'.''
Berselang pada  masa sahabat, yakni pada era Khalifah Umar bin Abdul Aziz juga, ketika bencana terjadi, Umar bin Abdul Aziz segera mengirim surat kepada seluruh wali negeri, “Amma ba'du, sesungguhnya gempa ini adalah teguran Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan saya telah memerintahkan kepada seluruh negeri untuk keluar pada hari tertentu, maka barangsiapa yang memiliki harta hendaklah bersedekah dengannya."
Walaupun manusia mempersiapkan pengacara yang hebat untuk membela dakwaan atas tuduhan yang diperbuatnya, sedikitpun tidak dapat dielakkan, saksi tidak dapat disogok karena yang bertindak sebagai saksi bukan orang lain tapi anggota tubuh, sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surat An Nur 24;24-25;“Pada hari ketika lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. Dihari itu, Allah akan memberi mereka balasan yang setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka bahwa Allahlah yang Benar, lagi yang menjelaskan segala sesuatu menurut hakekat yang sebenarnya”.

Sebenarnya Allah telah memberikan peringatan dengan menurunkan kitab suci melalui para Rasulnya, akan tetapi karena suadah tenggelam dalam kejahatan, terbiasa memperturutkan hawa nafsu. Dan tertipu oleh bisikan dan rayuan syetan, maka banyak manusia yang mengingkari dan mendustakan ayat-ayat Allah, Mereka ini diancam oleh Allah melalui firman-Nya dalam surat 3;Ali Imran ayat 4 yang artinya:”Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa).  

Orang orang yang kafir dan musyrik selalu berusaha mendustakan dan menghalang-halangi Agama Allah dengan berbagai macam tipu daya, tetapi Allah berhasil menggalkan dan mengalahkan tipu daya mereka itu dan menyiapkan hukuman yang bert untuk mereka diakhirat nanti, Allah berfirman dalam Surat 14; Ibrahiim ayat 46-47 yang artinya:”Dan sesungguhnya mereka telah membuat makar yang besar padahal di sisi Allah-lah (balasan) makar mereka itu. Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya.  Karena itu janganlah sekali-kali kamu mengira Allah akan menyalahi janji-Nya kepada rasul-rasul-Nya; sesungguhnya Allah Maha Perkasa, lagi mempunyai pembalasan”
.         

Ya Allah, Al Muntaqim, Engkau Maha Pemberi Balasan atas segala perbuatan yang kami lakukan, bukakanlah pintu hati kami untuk selalu menyadari kelalaian kami dan mau memohon ampun terhadap kesalahan-kesalahan kami. Kuatkanlah kami dalam memegang teguh keyakinan kami, dan akhirilah hidup kami dengan husnul khatimah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar