Allah swt
memiliki kekuasaan mutlak yang tidak membutuhkan sesuatu apa pun. Kata al-Waajid berarti
bahwa pengetahuan dan anugerah-Nya mengantarkan pada keputusan yang jelas untuk
memberdayakan sesuatu atau hamba-Nya yang tidak berdaya. Sifat al-Waajid juga
berarti bahwa Allah mampu memberi petunjuk dan kasih sayang-Nya pada hamba-hamba-Nya hingga mereka menemukan
kembali petunjuk, semangat, optimis, dan ketentraman. Di dalam al-Quran
disebutkan, “Bukankah Dia menemukanmu sebagai seorang yatim, lalu Dia
melindungimu. Dan Dia menemukanmu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia
memberikan petunjuk. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu
Dia memberikan kecukupan” (Q.S. adh-Dhuhaa Ayat 6 – 8).
Sejak dari alam rahim atau alam
ruh manusia sudah dibekali sesuatu sebagai pegangan hidupnya yaitu bekal
Tauhid, Mengesakan Allah saja dan menjauhkan syirik. sebagaimana firman Allah
dalam surat 7; Al A'raf ayat 172 yang artinya:”Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini
Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi
saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap Ini (keesaan Tuhan)".
Setelah hadir ke dunia ini, Allah tidak membiarkan demikian saja hamba-Nya,
selalu dibimbing dengan
nilai-nilai yang luhur, tetap diberikan bekal sebagai dasar untuk berbuat, yang sebenarnya
manusia itu tidak memiliki apa-apa ketika lahir, tak satupun yang bisa dia
banggakan dan tidak satupun yang dia punyai, semuanya dibekali Allah di dunia
ini. Diberikan panca indra untuk mengenal apa yang ada
disekitarnya, ditumbuhkan pula akal untuk bisa mengerti lalu dituntun dengan
agama yang akan menjaga dan membimbing hati, disiapkan seisi bumi untuk
dikelola. Sehingga semua kebutuhan hidup bisa terpenuhi.
Semua itu adalah karunia Allah, sejak dari nyawa yang
ditiupkan ke dalam tubuh kita, kebutuhan sandang pangan dan papan pun sudah
disediakan oleh Allah lalu hidayah juga diturunkan, semua itu bisa mengantarkan
manusia kepada tujuan hidupnya. Demikianlah Allah Al Waajid, Yang Menemukan atau yang mendapati
posisi hamba-Nya apa adanya, Dialah yang memberikan sesuatu sehingga manusia
berguna dan bermakna dalam hidupnya.
Allah mendapati manusia di dunia ini dalam keadaan
zhalim, sesat, tidak ada petunjuk, maka Dia tunjuki ummat ini dengan iman dan
islam, ditunjuki jalan yang lurus; yaitu jalan yang menuju kebenaran dan keshalehan. Namun syaitan berupaya agar setiap
mukmin mengikuti mereka dengan membelokkan dan menjauhkan dari jalan lurus.
Manusia itu miskin, tidak punya apa-apa, datang ke dunia tidak membawa apa apa, dengan rahmat Allah diberikan sebuah amanah yaitu sebagai
pewaris di bumi; supaya mereka mampu mengelola dan memakmurkannya tanpa
mengadakan kerusakan, namun karena terpengaruh hawa
nafsu akhirnya mereka berbuat kerusakan terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, bahkan lahan yang tersedia di
bumi inipun penuh dengan pencemaran. “Dan sungguh Telah kami
tulis didalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi
Ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh”
(QS. 21 al-Anbiyaa’ ayat 105)
Manusia itu dalam keadaan tertindas oleh
penguasa-penguasa yang zalim pada masa lalu, dengan keimanan yang diajarkan oleh para
Rasul, Allah memberikan kepada mereka
kekuasaan. Namun kepenguasaan tersebut telah lepas
kembali apabila ummat terjangkit penyakit yang
diramalkan Rasul yaitu penyakit “Al Wahn” yaitu penyakit mental dengan kriteria
“Hubbuddunya wakarahiyatul maut” yaitu terlalu cinta kepada dunia dan takut
akan kematian. Untuk meraihnya kembali kepemimpinan harus dengan usaha keras termasuk membenahi iman dan amal shaleh sesuai dengan apa yang dijanjikan Allah
dalam surat 24; an-Nuur ayat 55 yang artinya:“Dan Allah Telah berjanji
kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang
saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi,
sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa’’.
Allah adalah Al
Waajid, Yang menemukan dan yang mendapati hamba-Nya pada posisi yang
serba kekurangan maka Dia mencukupi dengan rezeki hingga menjadi harta yang
berlimpah, Dia mendapati ummat ini lemah, Dia berikan kekuatan dengan Islam,
Dia yang mendapati ummat ini dalam perpecahan, Dia satukan dengan Ukhuwah, Dia
yang mendapati ummat ini hina, Dia muliakan dengan ketaqwaan.
Yaa Allah Yaa Waajid! Kami
hina, karena-Mulah kami mulia. Kami miskin, karena-Mulah kami kaya. Kami bodoh, karena-Mu kami berilmu. Tanpa-Mu tidak ada artinya keberadaan kami yang hina,
miskin, lemah, dan bodoh ini. Bersamailah kami dalam bimbingan-Mu ya Allah! Sehingga kami
mampu hidup dalam mencari kertedhaan-Mu.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar