Minggu, 13 November 2016

PERMATA INDAH ASMAAUL HUSNAA (62) AL-MUMIIT ( YANG MAHA MEMATIKAN )

Ketika terjadi hujan yang lebat dan terus menerus, bendungan tidak mampu lagi menampung air yang semakin membanjir maka akhirnya bendungan Ma’arib  jebol dan porak poranda dengan menelan korban yang tidak sedikit dan lahan pertanian negeri Saba’ hancur berantakan sebagai balasan atas kekufuran mereka.
dalam surat 34; Saba’ ayat 16 Allah menerangkan yang artinya:”Maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar yang menghancurkan segalanya dan Kami ganti kebun-kebun mereka itu dengan kebun-kebun yang ditumbuhi pohon-pohon berbuah pahit dan semacam pohon cemara dan sedikit pohon bidara”.

Allah swt berkuasa mutlak mematikan segala sesuatu yang hidup karena Dia lah yang menciptakan kehidupan dan kematian sekaligus. Kata al-Mumiit juga berarti bahwa Allah swt berkuasa mematikan iman para hamba-Nya, juga mematikan hati mereka yang condong pada kekufuran dan keingkaran. Di dalam al-Quran disebutkan, “Katakanlah: “…tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya…” (Q.S. 7;  al-A’raf ayat 158).

Menciptakan dan menghidupkan ciptaan-Nya mudah bagi Allah, apalagi membuat ciptaan-Nya mati ataupun hancur sebagaimana sediakala dan hanya kepada-Nyalah segala sesuatu dikembalikan, karena memang Dia Yang Maha Menghidupkan dan yang Maha Mematikan; ”Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”(QS. 10 Yunus  ayat 56)

Al-Hayy adalah nama Allah yang paling mulia yang bergandengan dengan Al-Qayyuum, dia terdapat dalam ayat kursi, dalam surat 2 Al-Baqarah ayat 255 yang artinya:”Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia  Al-Haayyul-Qayyuum ( Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa`at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
kematian adalah sesuatu yang pasti akan terjadi, tetapi hanya Allah yang mengethui dan menetapkannya, tidak seorangpun yang bisa lari dan menghindar dari kematian, karena Allah telah mempersiapkan petugas yang kerjanya hanya untuk mencabut nyawa yang bekerja dengan sangat teliti dan tidak mau merobah ketentuan yang sudah ditetapkan itu baik memajukan ataupun memundurkannya. yang pasti, lainnya tak ada yang pasti.Namun, manusia tak pernah siap menghadapi maut dan cenderung lari darinya. Allah berfirman dalam surat 62; al-Jumu’ah ayat 8 yang artinya:”Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".

Ada beberapa istilah yang dipergunakan Allah SWT yang berarti kematian, pertama, kata al-maut  menunjuk pada terlepasnya (berpisah) ruh dari jasad manusia. Kepergian ruh membuat badan tak berdaya dan kemudian hancur-lebur menjadi tanah. Sebagaimana firman-Nya dalam surat 20; Thaahaa ayat 55 yang artinya; ” Darinya (tanah) itulah Kami menciptakan kamu dan kepadanyalah Kami akan mengembalikan kamu, dan dari sanalah Kami akan mengeluarkan kamu pada waktu yang lain."

Kedua, kata wafat.  Yang berarti atau mrmbayar secara tunai, orang mati dinamakan wafat karena ia sesungguhnya sudah sempurna dalam menjalani hidup di dunia ini. Oleh sebab itu, kita tak perlu berkata, sekiranya tak ada bencana alam si fulan tidak akan mati. Allah berfirman dalam surat 39; az-Zumaar ayat 42 yang artinya:” Allah mewafatkan jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.

Ketiga, kata al-ajal. adalah batas akhir dari usia (perjalanan hidup manusia) di dunia. Allah berfirman dalam surat 7; ak-A’raaf ayat 34 yang artinya:”  tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya

Keempat, kata al-ruju' (raji'), mengandung makna kembali atau pulang.Kematian berarti perjalanan pulang atau kembali kepada asal, yaitu Allah SWT. Karena itu, kalau ada berita kematian, kita baiknya membaca istirja', Inna Lillah wa Inna Ilaihi Raji'un  sebagaimana dalam firmannya dalam surat 2;  Al-Baqarah ayat 156 yang artinya:(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".

Sangat mudah bagi Allah untuk mematikan hamba-Nya, banyak cara yang terjadi untuk mengakhiri kehidupan makhluk di dunia ini seperti diturunkan-Nya musibah dan bencana, banjir yang menewaskan korban sekian banyak, gempa dengan tsunami yang memporakporandakan sebuah negarapun bisa terjadi, longsor yang meluluh lantakkan sebuah perkampungan, gunung meletus dengan lahar panas yang mematikan dan menghancurkan sarana kehidupan, angin kencang yang menjungkirbalikkan pertanian dan perikanan, kapal yang terbakar, pesawat yang jatuh, serta sekian banyaknya alat dan cara yang mengakhiri kehidupan makhluk di dunia ini, tak satupun makhluk yang bisa lari dari kematian, semuanya akan berakhir sesuai dengan ajal dan ketentuannya.
Sejarahpun telah mencatat bagaimana Allah mengakhiri kehidupan kaum Nabi Nuh, Nabi Shaleh dan kaum-kaum yang lain, sangat mudah sekali dan waktu yang tidak begitu lama menelan korban tidak sedikit, melalui azab dan musibah sangat efektif sekali bagi Allah mematikan hamba-Nya sebagaimana firman-Nya dalam Al Qur’an surat 11; Huud ayat 44 yang artinya:”041. Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya." Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 042. Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir." 043. Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. 044. Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," Dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim”.

Allah  telah mengakhiri kehidupan ummat di zaman Nabi Shaleh yang mengingkari kerasulannya, padahal bukti-bukti kenabian itu sudah jelas ditunjukkan kepada mereka, ditimpakan kepada mereka azab dengan suara keras yang mengguntur, demikian cepatnya mereka dihancurkan oleh guntur itu, sehingga mereka hancur lebur, tanpa bekas, seakan-akan mereka tidak pernah ada. “ dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya, seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, Sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamud” (QS. 11 Huud ayat 67-68)
Begitu pula Allah mengakhiri hidup manusia melalui berbagai penyakit yang berjangkit di dunia ini, selain memang penyakit itu merupakan wabah untuk mengakhiri hidupnya seseorang tapi mungkin saja itu merupakan azab yang akan mengakhirinya, bagaimana mudahnya Allah menciptakan dan memusnahkan makhluk-Nya karena memang semuanya berada di atas kekuasaan-Nya, tak satupun makhluk dapat lari dari ketentuan-Nya.

Yaa Allah.   Ya Mumiit, Yang Maha Mematikan, kematian bagaimanapun yang mengakhiri kehidupan kami, maka matikanlah kami ya Allah dalam keimanan kepada-Mu, berilah kami kesempatan untuk bertaubat, tuntunlah kami dengan taufiq, rahmat dan hidayah-Mu untuk meniti kehidupan ini bersama iman dan amal shaleh, dan matikanlah kami dalam husnul khatimah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar