Senin, 14 November 2016

PERMATA INDAH ASMAAUL HUSNAA (64) AL-QAYYUUM ( YANG MAHA BERDIRI SENDIRI )

Allah swt senantiasa berdiri sendiri dan mengurusi berbagai persoalan hamba-hamba-Nya. Kemandirian-Nya tidak memerlukan ruang dan waktu sehingga berbeda dari kemandirian makhluk-Nya yang masih memerlukan ruang dan waktu serta bergantung pada orang atau makhluk lainnya. Salah satu ayat popular yang sering disebut untuk menggambarkan sifat al-Qayyuum Allah adalah Q.S. al-Baqarah [2]: 255 yang kemudian oleh sebagian masyarakat muslim dikenal dengan sebutan “ayat kursÄ«” yang artinya:”Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi Berdiri sendiri mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa`at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”.

Allah al-Qayyuum, yang berdiri sendiri dalam mengatur alam semestas, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan tidak ada yang menyamai-Nya. Untuk keselamatan manusia Dia menurunkan agama yang lurus dan benar yang akan mengeluarkan manusia dari alam kegelapan kepada cahaya yang terang benderang. Allah bwerfirman dalam surat 6; al-An’aam ayat 161-163  yang artinya;” Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik". Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".

Hanya Dia yang berhak disembah dan hanya kepada-Nya kita mengadu dan memohon pertolongan karena dia Yang Hidup terus menerus dan maha berdiri sendiri dalam mengurus seluruh hambanya tanpa perlu bantuan orang lain dan tidak memerlukan adanya bantuan orang lain. Sebagaimana firman-Nya dalam durat surat 3; Ali Imran ayat 2 yang artinya:”Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi Berdiri aendiri mengurus makhluk-Nya”. Lalu dia turunkan kitab suci dan dia utus para Rasul untuk menerangkan betapa Allah itu maha berdiri sendiri tanpa butuh kepada teman dan sekutu. Tidak butuh bapak dan anak karena dia adalah maha Tungga yang tridak ada sekutu bagi-Nya.

Allah al-Qayyuum, yang berdiri sendiri dalam menghidupkan, mematikan dan membangkitkan kembali manusia  nanti sesuai dengan yang Dia kehendaki sebagaimana firman-Nya dalam surat 20; Thaahaa ayat 108-112 yang artinya:”Pada hari itu manusia mengikuti (menuju kepada suara) penyeru dengan tidak berbelok-belok; dan merendahlah semua suara kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja. Pada hari itu tidak berguna syafa`at, kecuali (syafa`at) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridhai perkataannya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya. Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Tuhan Yang Hidup Kekal lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya). Dan sesungguhnya telah merugilah orang yang melakukan kezaliman.  Dan barangsiapa mengerjakan amal-amal yang saleh dan ia dalam keadaan beriman, maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan pengurangan haknya”.
Allah al-Qayyuum, yang berdiri sendiri memerintahkan untuk menegakkan keadilan dan memberikan kesaksian dengan adil sehingga setiap manusia mendapatkan haknya secara wajar dan menjalankan kewajiban dengan penuh tanggu8ng jawab. Allah berfirman dalam surat 5; al-Maaidah ayat 8 yang artinya:” Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.


Allah al-Qayyuum, yang berdiri sendiri yang menciptakan manusia dan jin agar mereka mengabdi kepada-Nya, namun kepentingan ibadah itu bukn untuk kepentingan Allah tetapi akan kembali kepada kepentingan mereka. Nabi menyatakan dalam haditsnya, seandainya seluruh manusia, jin dan malaikat tunduk taat kepada Allah dengan ibadah yang dilakukan maka tidak akan meninggikan derajat Allah dan sebaliknya bila seluruh manusia, jin dan malaikat tidak mau beribadah kepada Allah maka tidak akan merendahkan derajat Allah.Yaa Qayyum, Yaa Allah Yang Berdiri sendiri, Engkau tidak pernah lelah, tidak pernah mengantuk, tidak pernah lalai terhadap hamba-Mu, tiada daya dan upaya dari hamba-Mu tanpa bantuan dan kekuatan yang Engkau berikan, kalaulah bukan karena izin-Mu maka di pagi hari tidaklah hamba bisa membuka kelopak mata ini, ya Ilahi, tanpa kekuatan dari-Mu tidaklah hamba mampu berbuat untuk kepentingan pribadi, keluarga dan masyarakat, berilah hamba-Mu ini kekuatan fisik dan mental, kekuatan akal dan nurani agar mampu berbuat yang terbaik dalam hidup yang singkat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar