Maha Tersembunyi berarti
hakikat Allah tidak dapat dijangkau atau diketahui oleh siapa pun dan apapun.
Hal ini sesuai dengan Q.S. al-An’am (6): 103 yang menjelaskan tentang sifat
al-Lathif dan al-Khabir pada diri Allah. Allah memiliki sifat tersembunyi bukan
berarti eksistensi-Nya tidak dapat dirasakan, karena Dia adalah Yang Maha
Pencipta (al-Khaliq) dan Maha Hidup (al-Hayy). Dengan demikian eksistensi-Nya
bisa dirasakan, meski orang itu buta. Namun, Allah menjadi sangat tersembunyi
dan jauh bagi orang-orang yang durhaka, karena mata hati mereka telah buta.
Dia adalah Al-Bathin, tertutup hakikat-Nya, baik
dzat, cara dan sifat-sifat-Nya. Sebagian ulama mengartikan Al-Bathin adalah bahwa
Dia dekat. Dikatakan bahwa Al-Bathin lebih dekat dari segala sesuatu dengan
ilmu dan kekuasaan-Nya.
Bahwa Dia lebih dekat kepada manusia itu dari dirinya sendiri. Bahwa dia lebih
menentukan nasib manusia itu dari dirinya sendiri. Bahwa rezeki, senang dan
susah, jodoh, hidup dan mati manusia itu lebih dikuasai Allah yang maha
tersembunyi dari manusia itu sendiri.
Ada juga yang menafsirkan Al-Bathin bahwa Dia
mengetahui segala perkara yang tersembunyi. Maka Dia adalah Maha Mengetahui yang
tersembunyi maupun yang tampak. Sebagian ada yang menafsirkan bahwa Al-Bathin
artinya bahwa Dia tidak diketahui berdasarkan panca indra seperti makhluk yang
dapat diketahui dengan indra. Sebagian lagi mengatakan bahwa Dia terhalang dari
pandangan makhluk dan perkiraan-Nya. Dia tidak dapat terlihat oleh mata dan
juga orang perkiraan.
Meskipun semua makna tersebut benar, akan tetapi
lebih utama jika berpatokan dengan penafsiran Nabi, sebab itulah penafsiran
yang paliang baik, karena Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah
makhluk yang paling mengetahui tentang Allah Ta'ala. Ibnu Jarir berkata,
"Az-Zahir adalah berada di atas segala sesuatu yang dibawahnya. Dia tinggi
di atas segala sesuatu. Tidak ada sesuatupun yang lebih tinggi dari-Nya. Dia
adalah Al-Bathin atas segala sesuatu, tidak sesuatu yang lebih dekat darinya kecuali Dia."
Banyak peristiwa dan kejadian yang kita alami
dalam hidup ini mengandung hikmah yang tersembunyi yang hanya diketahui oleh
Allah SWT. Ujian dan musibah yang
didatangkan Allah kepada manusia, memang menyakitkan, tapi banyak
mengandung hikmah yang dapat kita jadikan sebagai pelajaran hidup. Disadari
atau tidak, ternyata tidak sedikit orang yang hancur luluh keimanannya hanya
karena ketidakmampuannya menghadapi musibah dalam hidup. Salah satu penyebabnya karena salah dalam memahami
makna musibah dan salah pula dalam menyikapinya. Kesalahan seseorang dalam memaknai dan menyikapi
musibah akibatnya bisa sangat fatal terhadap keimanannya.”
Bagi seorang mu’min tentu meyakini bahwa, segala sesuatu hanya akan terjadi di dunia ini karena, “Kun Fayakun” Allah, sehingga segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan ini terutama yang tidak kita inginkan harusnya menjadi bahan muhasabah atau peringatan untuk kita. jika Musibah menimpa seorang mu'min, pasti itu adalah bentuk kasih-sayang Allah SWT. Dalam sebuah hadits Rasulullah Saw pernah menyatakan, "Jika Allah sudah mencintai suatu kaum maka Allah SWT akan memberikan bala, ujian atau cobaan".
Ya
Allah, Al Bathin, Yang Maha Tersembunyi,
banyak kejadian yang kami alami di
dunia ini diluar kemampuan akal kami untuk menerimanya, tapi semua itu terjadi
berkat izin-Mu yang banyak mengandung hikmah tanpa kami sadari. berikanlah
kepada kami kemampuan untuk
menyikapinya dengan cara yang tepat.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar