Al
Waali adalah Allah Yang Mengurus dan Melindungi makhluk dari segala mara bahaya yang mengancamnya, dari segala ajakan syaitan yang menyesatkan, dari kehidupan yang sempit, susah dan menderita. Dengan semangat "Hasbunallah wani'malwakil wani'malmaula wani'malnashir". Kita
menyerahkan diri kita dalam perlindungan dan pengurusan Allah yang maha
bijaksana lagi maha Berkuasa atas segala sesuatu.
Al-Waali adalah Yang Maha
Memerintah; Maha Mengurus. Hanya Allah yang berhak menyandang sifat Maha
Memerintah atau Maha Mengurus. Dialah yang menguasai dengan cara memerintah dan
mengurus segala makhluk dan apapun yang ada di alam semesta, baik di bumi,
langit, angkasa raya, dan alam akhirat. Sifat pengurusan atau pengelolaan Allah
bersifat abadi, kontinyu, dan tidak terbatas ruang dan waktu. Sifat al-Waali pada Allah disebut dalam Q.S. asy-Syura (42): 9
dan 28. Dalam ayat itu disebutkan bahwa Allah adalah al-Waali yang mampu menghidupkan sesuatu yang mati dan
Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dalam ayat itu juga dijelaskan sifat al-Waali yang disandingkan dengan sifat al-Hamid yang
berkaitan dengan kekuasaan Allah dalam menurunkan hujan dan menebarkan kasih
sayang-Nya. Sifat al-Waali juga
berarti bahwa Allah adalah Pengurus atau Pelindung bagi orang-orang yang
bertakwa, seperti disebut dalam Q.S. al-Jatsiyah (45): 19.
Allah Yang Melindungi hamba
yang dikehendaki-Nya, tidak ada orang lain yang bisa mencelakakan kalau Allah
sudah menjamin di dalam lindungan-Nya dan sebaliknya, kalau Allah sudah
berlepas tangan terhadap hamba itu maka tidak ada satu orangpun yang dapat
melindunginya, Allah berkuasa untuk melindungi siapapun yang akan
dilindungi-Nya; ”Tiadakah
kamu mengetahui bahwa kerajaan langit dan bumi adalah kepunyaan Allah? dan
tiada bagimu selain Allah seorang pelindung maupun seorang penolong”(QS. 2; Al Baqarah ayat 107)
Menurut Prof. Dr. Quraish Syihab Al-Walliyyu makna dasarnya adalah dekat, kemudian muncul makna-makna baru yaitu pendukung, pembela, pelindung, yang mencintai, yang
lebih utama, dll. Seperti tertera dalam Al-Qur'an surat 2; Al-Baqarah ayat 257
yang artinya: "Allah
pelindung orang yang beriman yang mengeluarkan dari kegelapan kepada cahaya iman".
Sebuah kisah meriwayatkan ketika Rasulullah hijrah dan berdoa di goa Tsur,
sahabat Abu Bakar merasa gentar, jawaban Rasul adalah"Jangan sedih sesungguhnya Allah
bersama kita". Kisah ini diabadikan Allah AWT dalam Al-Qur’an Surat 9;
at-Taubah ayat 40 yang artinya:”Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka
sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir
(musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari
dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada
temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta
kita." Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan
membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan
seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang
tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Lindungan dan pengawasan-Nya, sudah terjadi sejak
manusia dipertemukan di alam rahim antara sperma dan sel telur, ditiupkannya
ruh pada bulan keempat sampai kepada rezeki, usia, jodoh, qadha dan qadarnya. Allah sekali-kali Dia tidak
akan menyia-nyiakan ciptaan-Nya, dalam kondisi apapun selalu
berada dalam pengurusan-Nya.
Pertolongan Allah wajib
diyakini oleh setiap muslim dalam setiap derap langkah kehidupannya. Bila Allah telah memutuskan
untuk memberikan pertolongan kepada seseorang, walaupun semua manusia dan
makhluk lain menghalanginya maka tidak akan mampu mencegah katetapan Allah. demikian pula sebaliknya bila
Allah memutuskan untuk memberikan celaka kepada seseorang, walaupun seisi dunia
ini mencegahnya tidak akan dapat menghentikan. Namun kadangkala manusia tidak
sabar menanti kedatangan pertolongan Allah tersebut sehingga rasa kesal dan
tidak sabar membuat manusia tadi mencari penolong-penolong lain dengan
menggadaikan aqidahnya; “ Apakah kamu mengira bahwa
kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana
halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan
kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga
berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah
datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu
amat dekat” (QS. 2; al Baqarah ayat
214)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar