Sabtu, 19 November 2016

PERMATA INDAH ASMAAUL HUSNAA (78) AL-WAALI ( YANG MAHA MENGURUS)

Al Waali adalah Allah Yang Mengurus dan Melindungi makhluk dari segala mara bahaya yang mengancamnya, dari segala ajakan syaitan yang menyesatkan, dari kehidupan yang sempit, susah dan menderita. Dengan semangat "Hasbunallah wani'malwakil wani'malmaula wani'malnashir". Kita menyerahkan diri kita dalam perlindungan dan pengurusan Allah yang maha bijaksana lagi maha Berkuasa atas segala sesuatu.


Al-Waali adalah Yang Maha Memerintah; Maha Mengurus. Hanya Allah yang berhak menyandang sifat Maha Memerintah atau Maha Mengurus. Dialah yang menguasai dengan cara memerintah dan mengurus segala makhluk dan apapun yang ada di alam semesta, baik di bumi, langit, angkasa raya, dan alam akhirat. Sifat pengurusan atau pengelolaan Allah bersifat abadi, kontinyu, dan tidak terbatas ruang dan waktu. Sifat al-Waali pada Allah disebut dalam Q.S. asy-Syura (42): 9 dan 28. Dalam ayat itu disebutkan bahwa Allah adalah al-Waali yang mampu menghidupkan sesuatu yang mati dan Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dalam ayat itu juga dijelaskan sifat al-Waali yang disandingkan dengan sifat al-Hamid yang berkaitan dengan kekuasaan Allah dalam menurunkan hujan dan menebarkan kasih sayang-Nya. Sifat al-Waali juga berarti bahwa Allah adalah Pengurus atau Pelindung bagi orang-orang yang bertakwa, seperti disebut dalam Q.S. al-Jatsiyah (45): 19.

Allah Yang Melindungi hamba yang dikehendaki-Nya, tidak ada orang lain yang bisa mencelakakan kalau Allah sudah menjamin di dalam lindungan-Nya dan sebaliknya, kalau Allah sudah berlepas tangan terhadap hamba itu maka tidak ada satu orangpun yang dapat melindunginya, Allah berkuasa untuk melindungi siapapun yang akan dilindungi-Nya;  ”Tiadakah kamu mengetahui bahwa kerajaan langit dan bumi adalah kepunyaan Allah? dan tiada bagimu selain Allah seorang pelindung maupun seorang penolong”(QS. 2; Al Baqarah ayat 107)

Menurut Prof. Dr. Quraish Syihab Al-Walliyyu makna dasarnya adalah dekat, kemudian muncul makna-makna baru yaitu pendukung, pembela, pelindung, yang mencintai, yang lebih utama, dll. Seperti tertera dalam Al-Qur'an surat 2; Al-Baqarah ayat 257 yang artinya: "Allah pelindung orang yang beriman yang mengeluarkan dari kegelapan kepada cahaya iman".

Sebuah kisah meriwayatkan ketika Rasulullah hijrah dan berdoa di goa Tsur, sahabat Abu Bakar merasa gentar, jawaban Rasul adalah"Jangan sedih sesungguhnya Allah bersama kita". Kisah ini diabadikan Allah AWT dalam Al-Qur’an Surat 9; at-Taubah ayat 40 yang artinya:”Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Lindungan dan pengawasan-Nya, sudah terjadi sejak manusia dipertemukan di alam rahim antara sperma dan sel telur, ditiupkannya ruh pada bulan keempat sampai kepada rezeki, usia, jodoh, qadha dan qadarnya. Allah sekali-kali Dia tidak akan menyia-nyiakan ciptaan-Nya, dalam kondisi apapun selalu berada dalam pengurusan-Nya.


Pertolongan Allah wajib diyakini oleh setiap muslim dalam setiap derap langkah kehidupannya. Bila Allah telah memutuskan untuk memberikan pertolongan kepada seseorang, walaupun semua manusia dan makhluk lain menghalanginya maka tidak akan mampu mencegah katetapan Allah. demikian pula sebaliknya bila Allah memutuskan untuk memberikan celaka kepada seseorang, walaupun seisi dunia ini mencegahnya tidak akan dapat menghentikan. Namun kadangkala manusia tidak sabar menanti kedatangan pertolongan Allah tersebut sehingga rasa kesal dan tidak sabar membuat manusia tadi mencari penolong-penolong lain dengan menggadaikan aqidahnya; “ Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat” (QS. 2; al Baqarah ayat 214)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar