Allah
adalah Tuhan Yang Maha Akhir yang tidak sama dengan hamba-hamba-Nya, karena
mereka memiliki akhiran dan terikat pada ruang dan zaman atau waktu. Sifat
akhir yang dimiliki Allah tidak memiliki awalan. Dia Maha Akhir tanpa akhiran,
sebagaimana juga Maha Awal tanpa awalan. Maha Akhir yang ada pada Allah berarti
bahwa Allah tidak terikat pada zaman dan ruang. Sifat akhir yang ada pada Allah
adalah abadi dan kekal. Sifat al-Akhir pada Allah disebut dalam Q.S. al-Hadid
(57): 3 yang bersandingan dengan sifat al-Awwal, azh-Zhahir, al-Bathin yang
diakhiri dengan sifat al-Alim (Maha Mengetahui segala sesuatu).
Al-Akhir artinya yang maha
akhir yang tidak ada sesuatupun setelah Allah SWT. Dia Maha Kekal tatkala semua
makhluk hancur, maha kekal dengan kekekalan-Nya. Adapun kekekalan makhluknya
adalah kekekalan yang terbatas. Sebagai Dzat
Yang Maha Akhir, Allah SWT akan tetap abadi dan kekal. Keabadian dan kekekalan
Allah SWT tersebut menunjukkan bahwa Dialah satu-satunya tempat bergantung atas
segala urusan kita, baik urusan di dunia maupun urusan-urusan yang akan kita
bawa sampai ke akhirat kelak. Sungguh sangat merugi orang-orang yang
menggantungkan hidupnya pada selain Allah. Karena sesungguhnya setiap yang ada
di langit dan bumi ini akan hancur. Akan tetapi jika kita bersandar penuh pada
Sang Maha Kekal, pastinya kita tidak akan hancur dan terjerumus dalam kesesatan.
Makna dari “yang akhir” ialah Allah yang tetap ada
setelah segala sesuatu musnah. Karena memang bumi dan jagad raya yang
diciptakan Allah ini diberi waktu tertentu untuk bertahan, semuanya tidak ada
yang kekal tapi bersifat fana artinya hanya sementara.Kehancuaran semuanya
disebut dengan peristiwa besar yang kita kenal dengan qiamat.
Dikala hancurnya dunia
ini dengan segala isinya hingga tidak ada sisanya satupun, maka Allah tidaklah
terpengaruh dengan kejadian itu karena memang Dia yang menjadikan semua itu hancur, dan kelak
masuk kepada kehidupan baru yang disebut dengan alam akherat. Disinilah manusia
akan mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya selama di dunia. “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat
dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.dan Barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya
pula” (qs. 99; Al- Zalzalah ayat 7-8).
Ya Allah, Ya Akhir, jadikanlah akhir dari kehidupan kami
semuanya mendapat taufiq dan hidayah dari-Mu himpunkanlah hamba ini
bersama-sama orang-orang yang shaleh dalam naungan rahmat-Mu. betapa tidak berdayanya
hamba-Mu disaat guncangan
akhir kehidupan Kau datangkan, kami ibarat anai-anai dan kapas yang
berterbangan ditiup angin dahsyat yang menghancurkan dunia ini, namun kekuasaan-Mu tidak
bergeming dengan hancurnya alam raya ini, kekuatan-Mu tetap kokoh walaupun
seluruh makhluk-Mu bergelimpangan dalam ketidakberdayaan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar